Menyusun Makalah sma12bhsind KompetensiBerbhsDanSastraInd Deden

Ragam Budaya 131

A. Menyusun Makalah

Pernahkah kalian mengikuti kegiatan seminar? Jika mengikuti sebuah seminar, biasanya peserta memperoleh makalah. Makalah adalah sejenis tulisan singkat yang akan disampaikan pembicara dalam sebuah acara seminar tersebut. Perhatikan contoh makalah di bawah ini Dongeng sebagai Media Pengembangan Kepribadian Anak Oleh: Nanik Prihartanti Pendahuluan Seorang anak mengawali hidupnya dalam suatu sistem sosial yang dimulai dari keluarga, tetangga, sekolah, dan masyarakat sekitar. Lingkungan yang sehat, baik fisik, psikologis, maupun sosial memungkinkan anak tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa yang mandiri, bertanggung jawab, dan cerdas secara kognitif, emosi, maupun sosial. Seorang anak akan berkembang sesuai dengan pengalaman hidupnya. Ia juga akan tumbuh menuju kemandirian dan berproses untuk menemukan jati dirinya. Bagaimana anak dapat lancar dan berhasil dalam berproses menemukan jati dirinya? Di sini dituntut peran orang dewasa, baik itu di keluarga, di sekolah, maupun di dalam masyarakat. Menurut seorang ahli psikologi, Jung, manusia memiliki empat fungsi jiwa, yaitu 1 pengindraan, 2 pikiran, 3 perasaan, dan 4 intuisi. Di sekolah, barangkali perkembangan fungsi pikiran mendapatkan porsi perhatian yang lebih besar – atau barangkali menjadi satu-satunya fungsi yang diperhatikan. Namun, idealnya keempat fungsi jiwa ini diberi perhatian dan kesempatan berkembang secara proporsional dan terintegrasi. Ahli psikologi lain, Ornstein, mengatakan hanya orang yang dapat memanfaatkan kedua fungsi otak sajalah yang akan sanggup berfungsi lebih lengkap belahan otak kiri untuk berpikir rasional dan belahan otak kanan untuk pemahaman nonrasional, intuitif. Dalam konteks inilah, kesenian pada umumnya, maupun dongeng dan drama khususnya, akan banyak berperan dalam mem- bantu pengembangan keempat fungsi jiwa secara integratif. Tahap Perkembangan Psikologis Anak Usia Sekolah Dasar Seorang ahli psikologi perkembangan mengatakan bahwa akhir masa kanak-kanak yang berlangsung dari 6 tahun sampai sekitar 13 tahun, oleh orang tua disebut sebagai usia yang ”menyulitkan”, ”tidak rapi”, ”usia bertengkar”, ”usia berkelompok”, ”usia penyesuaian”, atau ”usia kreatif”. Disebut ”usia berkelompok” karena anak berminat dalam kegiatan-kegiatan dengan teman-teman dan ingin menjadi bagian dari kelompok yang mengharapkan anak-anak untuk me- Judul makalah Bagian pendahuluan Penulis makalah Bagian isi Di unduh dari : Bukupaket.com Komp Bahasa SMA 3 Bhs 132 nyesuaikan diri dengan pola-pola perilaku, nilai-nilai, dan minat anggota-anggotanya. Sebagai anggota kelompok, anak sering menolak standar orang tua; mengembangkan sikap menentang lawan jenis; berprasangka kepada semua yang bukan anggota kelompok. Pada akhir masa kanak-kanak, sebagian besar anak mengembangkan kode moral yang dipengaruhi oleh standar moral kelompoknya dan hati nurani yang membimbing perilaku sebagai pengganti pengawasan dari luar yang diperlukan pada waktu anak masih kecil. Mengingat hal tersebut, dalam menjalani usia sekolah dasar, diharapkan anak-anak dapat memperoleh dasar-dasar pengetahuan yang dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa. Hal ini juga mengingat bahwa menjelang berakhirnya masa kanak-kanak, mulai terbentuk konsep diri ideal yang berlanjut pada proses pencarian diri. Anak usia sekolah dasar, menurut Havighurts, memiliki beberapa tugas perkembangan antara lain seperti berikut. 1. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk per- mainan-permainan yang umum 2. Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh 3. Mulai belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya 4. Mulai mengembangkan peran sosial pria dan wanita secara tepat 5. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis, dan berhitung 6. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari 7. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata nilai Dongeng sebagai Media Pengembangan Kepribadian Salah satu unsur penentu penyesuaian diri adalah peranan budaya setempat. Dalam hal ini, dongeng tentang cerita-cerita yang ber- sumber pada kehidupan budaya setempat akan bermanfaat sebagai model keteladanan yang diberikan oleh para tokoh cerita. Salah satunya adalah dongeng tentang cerita wayang. Wayang adalah sumber inspirasi kehidupan bagi masyarakat Jawa. Siklus permainan wayang merupakan simbol dari siklus hidup manusia sejak dilahirkan sampai kembali kelak ke zaman ”kelanggengan”. Wayang menggambarkan perjalanan hidup manusia dalam mencari makna hidupnya. Hal ini sesuai dengan filosofi Rogers mengenai manusia bahwa manusia adalah sebuah proses ke-menjadi- an; proses pencapaian makna dan harkat insani melalui pengembangan potensi-potensinya. Selain mengandung nilai-nilai moral dan susila, wayang juga merupakan manifestasi ”way of life”-nya para leluhur bangsa Indonesia pada umumnya dan masyarakat Jawa khususnya. Seorang ahli teater yang juga tertarik pada wayang mengatakan bahwa teater Di unduh dari : Bukupaket.com Ragam Budaya 133 wayang menawarkan sesuatu yang jauh lebih luas daripada apa yang ditawarkan oleh teater Barat. Sesuatu itu adalah konsep yang menyeluruh tentang manusia, hidup, dan bagaimana seharusnya manusia hidup. Lebih lanjut dikatakan bahwa wayang bukan saja merupakan salah satu sumber pencarian nilai-nilai yang diperlukan bagi manusia, tetapi juga merupakan salah satu wahana atau alat pendidikan watak yang sangat baik. Wayang dalam mengajarkan nilai-nilai tidak hanya secara teroretis, melainkan juga secara konkret dan menghadirkan kehidupan tokoh-tokoh yang konkret sebagai teladan. Penutup Masa anak-anak sebenarnya tidak lepas dari masa yang penuh dengan permainan. Dalam dunia pendidikan, permainan merupakan syarat penting karena dapat menimbulkan suasana gembira dan rasa kepuasan hati. Suasana semacam ini dapat menghilangkan perasaan tertekan yang mungkin didapatkan oleh anak di dalam kelas atau keluarga. Nilai positif lain, dengan kesukaan bermain akan membuka luasnya pergaulan antara sesama dan memberikan kesempatan untuk melahirkan atau mengekspresikan segala perasaan. Dongeng selain memiliki fungsi bermain tersebut, juga merupakan media pendidikan kepribadian anak. Referensi Amir, H. 1991. Nilai-Nilai Etis dalam Wayang. Jakarta: Pustaka Harapan. Hurlock, E.B. 1990. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga. Suseno, Frans Magnis. 1991. Wayang dan Panggilan Manusia. Jakarta: Gramedia. Rogers, C.R. 1961. On Becoming a Person. Boston: Houghton Mifflin Company. Disampaikan dalam ”Workshop Dongeng dan Drama Bahasa Jawa”, Sabtu, 30 September 2000 di Dinas P dan K Surakarta Kalian telah membaca contoh makalah. Sebutkan sistematika sebuah makalah berdasarkan contoh makalah di atas Ada beberapa model makalah. Jika kalian rajin mengikuti seminar, tentu kalian dapat mengetahui model-model makalah. Agar kalian mengetahui model-model makalah, silakan kalian kerjakan tugas berikut 1. Carilah sebanyak-banyaknya contoh makalah seminar, diskusi, atau workshop 2. Buatlah ringkasan tentang perbedaan sistematika penulisan makalah berdasarkan contoh makalah tersebut Bagian penutup Daftar pustaka referensi ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ Pelatihan 1 ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ Tugas 1 Di unduh dari : Bukupaket.com Komp Bahasa SMA 3 Bhs 134 Silakan kalian berlatih menyusun makalah secara berkelompok dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini 1. Bentuklah sebuah kelompok yang terdiri atas 4 – 5 siswa laki- laki dan perempuan 2. Pilihlah sebuah topik berkaitan tema ”Remaja dan Budaya” 3. Carilah sebanyak-banyaknya bahan bacaan referensi untuk menyusun makalah 4. Susunlah sebuah makalah sesuai topik yang kalian tentukan Kalian dapat menyusun makalah dengan sistematika yang kalian tentukan sendiri Tukarkan makalah yang sudah kalian susun dengan makalah yang disusun oleh kelompok lain Perbaikilah makalah teman kalian berdasarkan - diksi; - ejaan; - keterpaduan kalimatparagraf. ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ Pelatihan 2 ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ Pelatihan 3

B. Menganalisis Kalimat Berdasarkan Kegunaannya secara Pragmatik