Seni dan Hiburan
153
A. Menganalisis Sikap Penyair pada Puisi Terjemahan
Puisi adalah karya sastra yang universal. Puisi dapat mengungkap- kan berbagai perasaan sedih dan gembira yang dialami oleh
penyairnya. Bahasa yang digunakan penyair dalam menulis puisi mampu mengungkap latar belakang sosial, budaya, politik tempat
penyair itu berada. Sebagai contoh, puisi-puisi Chairil Anwar dan puisi Angkatan ’45 lainnya, kebanyakan bercerita tentang keadaan
sosial-politik pada waktu itu, yakni banyak terjadi peperangan. Jika puisi-puisi tersebut dibaca dalam konteks saat ini, pembaca pun akan
dapat mengungkap realitas sosial-politik pada waktu itu, ketika puisi- puisi itu diciptakan.
Begitu pula dengan puisi dari negara lain puisi berbahasa asing. Secara struktural, puisi terjemahan diciptakan dengan struktur yang
sama, yaitu memiliki tema, nada, rasa, dan amanat. Teknik yang digunakan dalam mengekspresikannya pun sama, yaitu rima, ritme,
majas, diksi, imaji, dan kata nyata. Akan tetapi, karena latar belakang, pengalaman hidup, dan pengalaman batin penyair berbeda, isi puisi
yang disajikan pada puisi dari negara yang berbeda akan memiliki kekhasan tersendiri.
Karena kemajuan teknologi informasi, banyak karya sastra dari negara lain yang bisa dibaca di Indonesia. Banyak pula pembaca di
Indonesia penikmat puisi menyukai syair-syair dari negara lain. Bahasanya yang indah, pilihan katanya yang puitis, sering kali
menjadi faktor mengapa sebuah puisi sangat disukai. Lebih dari itu, kedalaman makna yang terkandung dalam puisi tersebut, menjadi
alasan penting mengapa seseorang menyukai puisi asing.
Adanya kendala keterbatasan penguasaan bahasa asing, men- dorong beberapa penyair menerjemahkan puisi-puisi asing tersebut.
Dengan demikian, kini para pembaca dan penikmat puisi dapat mengapresiasi sebuah puisi melalui karya terjemahan tersebut.
Perhatikan salah satu contoh puisi terjemahan berikut ini
Bibir yang Tersayat
Karya Samih al-Qasim Ingin kuceritakan kepadamu
Kisah tentang seekor bulbul yang mati Ingin kuceritakan kepadamu
Kisah ............................................. Kalau saja tak mereka sayat bibirku
Dikutip dari Membaca Sastra, hlm. 54
Gambar 10.1
Di unduh dari : Bukupaket.com
Komp Bahasa SMA 3 Bhs
154
Merujuk pada puisi di atas, kita dapat mengetahui bahwa tema puisi di atas adalah ”kepedihan seseorang akibat ketertindasan”. Hal
itu terungkap lewat larik puisi Ingin kuceritakan kepadamu Kisah tentang seekor bulbul yang mati
Kesedihan penyair lebih terasa karena ia dilarang berbicara untuk mengungkapkan kepedihan
hatinya. Hal itu terungkap lewat larik puisi Ingin kuceritakan kepadamu Kisah ........ Kalau saja tak mereka sayat bibirku
Pilihan kata di atas: ingin, mati, sayat jika dikaitkan dengan kondisi politik tempat penyair hidup Palestina, tentu saja akan
menimbulkan penafsiran yang sangat mendalam. Pilihan kata tersebut merupakan ekspresi ketertindasan rakyat Palestina karena dirampas
haknya hak untuk berbicara.
Selain simbol-simbol bahasa berupa bunyi dan kata, teknik penuturannya pun dapat dijadikan alat untuk menyampaikan makna
tertentu. Pada puisi ”Bibir yang Tersayat” di atas, penyair lebih memilih teknik bercerita atau berkisah.
Pada puisi tersebut, pembaca dapat mengetahui bahwa penyair merasa tertekan karena kondisi politik yang terjadi di negaranya. Ia
ingin sekali melakukan sesuatu untuk memperbaiki kondisi itu, namun ia tak berdaya akibat adanya perampasan hak bicara.
Dengarkan pembacaan puisi terjemahan yang akan dilakukan oleh salah seorang temanmu ini Sambil mendengarkan, buatlah
catatan tentang makna setiap kata dan kalimat pada puisi tersebut. Carilah hubungan antara makna kata dan kalimat tersebut dengan
simbol-simbol berupa nada, irama, dan ekspresi yang kalian lihat atau dengar untuk menemukan makna puisi secara utuh
Ode buat Ombak, Awan, dan Gadis
Karya Ayukawa Nobuo Juni adalah sepasang bola mata biru
Juli adalah ikan yang berenang di langit Agustus adalah kuburan putih di pantai
Dari bingkai jendela yang terang ini Ia pergi bersama musim panas penuh kenangan
Demi pantai kekal Badai meninggalkan karang
pecah Atas atap awan muncul dan cair lagi
Seperti hantu yang menjerit mata Yang muncul dan lenyap
mengabur di langit luas Jerit tanpa suara
membuka mulut di laut dan langit
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
Pelatihan 1
Gambar 10.2
Di unduh dari : Bukupaket.com
Seni dan Hiburan
155
Seekor burung jatuh ke jendela senja hari Kemudian sepi mulai menyanyi
doa tanpa menyebut tuhan dari seorang gadis bisu
Diterjemahkan oleh Abdul Hadi W.M. Dikutip dari Membaca Sastra, hlm. 51–52
1. Jelaskan tema puisi di atas disertai bukti yang mendukung
2. Ceritakan apa yang ingin disampaikan penyair dalam puisi
tersebut 3.
Bagaimana sikap penyair menghadapi masalah yang diceritakan pada puisi itu?
Carilah contoh puisi terjemahan lainnya dari majalah, surat kabar, atau Internet. Bacalah puisi tersebut, kemudian kerjakan soal-
soal berikut 1.
Apakah tema puisi tersebut? 2.
Apa yang ingin diceritakan penyair dalam puisi tersebut? 3.
Latar belakang politik, sosial, atau budaya apa yang melatar- belakangi penciptaan puisi itu?
4. Bagaimana sikap penyair terhadap hal yang diceritakan pada
puisi itu? 5.
Bagaimana sikap penyair terhadap pembaca?
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
Tugas 1
Buka Wawasan
Puisi merupakan karya seni yang puitis. Kepuitisan tersebut dapat dicapai dengan beberapa cara. Misalnya, dengan bentuk visual: tipografi, susunan bait, bunyi,
persajakan, asonansi, aliterasi, kiasan bunyi, lambang rasa, diksi, bahasa kiasan, dan lain-lain. Kadang kala, dalam mencapai kepuitisan sebuah puisi, penyair
mempergunakan sebanyak-banyaknya komponen tersebut untuk saling memperkuat sehingga tercapai kepuitisan yang maksimal.
B. Menjelaskan Ragam Sastra Prosa Naratif