Bagian 7 : Prinsip komunikasi listrik
152
Gambar 7.3. Mengubah informasi menjadi pesan
7.3. Sinyal bicara dan musik
Sinyal bicara dan musik bunyi atau suara adalah kompresi
me-kanikal atau gelombang longi- tudinal yang merambat melalui
medium. Medium atau zat per- antara ini dapat berupa zat cair,
padat, gas. Jadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di da-
lam air, batu bara, atau udara.
Kebanyakan suara adalah merupakan gabungan berbagai
sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan
kecepatan osilasi atau frekuensi yang diukur dalam Hertz Hz dan
amplitudo atau kenyaringan bunyi dengan pengukuran dalam
desibel.
Manusia mendengar bunyi saat gelombang bunyi, yaitu
getaran di udara atau medium lain, sampai ke gendang telinga
manusia. Batas frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga
manusia kira-kira dari 20 Hz sampai 20 kHz pada amplitudo
umum dengan berbagai variasi dalam kurva responsnya. Suara di
atas 20 kHz disebut ultrasonik dan di bawah 20 Hz disebut infrasonik.
7.4. Respon telinga manusia
Suatu percobaan yang dilakukan oleh Fletcher dan
Munson, menetapkan bahwa telinga manusia tidak responsif
secara sama pada semua fre- kuensi. Disebutkan pula bahwa
dalam pengamatannya telinga manusia tidak ada sensasi untuk
amplitudo rendah yang disebut sebagai ambang pendengaran
threshold audibility. Mengingat hal tersebut, para perancang
memerlukan pengetahuan yang
Di unduh dari : Bukupaket.com
Bagian 7 : Prinsip komunikasi listrik
153
Gambar 7.4. Respon telinga manusia frekuensi 20 Hz-20KHz.
Gambar 7.5. Kondisi telinga manusia menangkap suara berkaitan tidak hanya level
tetapi juga tentang frekuensi. Suatu metoda yang
digunakan dalam memahami res- pon telinga manusia digunakan A-
weihted. Cara ini diketahui bahwa telinga manusia sensitif terhadap
frekuensi 20 Hz-20 KHz. Semen- tara itu dengan noise-noise yang
terjadi telinga manusia dapat merespon bergantung kepada
frekuensi di mana telinga masih dapat menangkapnya. Gambar
7.5 di atas menunjukkan ukuran kuat sinyal yang dapat
maempengaruhi respon telinga manusia. Sebagai contoh
pesawat terbang jet yang terbang di atas ketinggian 300 meter
mempunyai kuat sinyal 90 dB.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Bagian 7 : Prinsip komunikasi listrik
154
Gambar 7.6. Kuat sinyal untuk beberapa obyek yang dapat direspon telinga
7.5. Distorsi
Dengan mempertimbang- kan kelayakan secara teknis dan
ekonomis, dalam sistem komu- nikasi harus dijaga bentuk-bentuk
sinyal dan menghindari adanya distorsi. Distorsi dapat dibedakan
menjadi : 1. Distorsi frekuensi, ini merupa-
kan timbulnya perubahan am- plitudo relatif dari komponen-
komponen frekuensi yang berbeda.
2. Distorsi tunda, ini berkaitan dengan perubahan waku
transmisi dari komponen-kom- ponen frekuensi yang ber-
beda.
3. Distorsi non-linear, merupakan distorsi pada piranti yang tidak
linear. Besar sinyal pada out- put tidak berbanding secara
langsung tehadap inputnya. Frekuensi-frekuensi yang
tidak dikehendaki seperti adanya distorsi di atas dapat dibetulkan
dengan menggunakan rangkaian ekualisaasi. Sementara itu bila
distorsi terjadi pada karena piranti non linear, maka koreksinya
menggunan tapis filter.
7.6. Sistem multipleks