Identifikasi Daun Lidah Mertua Pembuatan Ekstrak Lidah Mertua

35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Identifikasi Daun Lidah Mertua

Tanaman lidah mertua Sanseviera trifasciata var Hahnii medio picta yang digunakan diperoleh di Kampus III Paingan Universitas Sanata Dharma. Lokasi ini dipilih karena tanaman sedikit terpapar oleh polusi udara. Hal ini perlu diperhatikan karena tanaman lidah mertua memiliki fungsi sebagai antipolutan yang menyerap racun, sehingga kurang baik apabila diolah menjadi alternatif fungisida. Identifikasi tanaman berdasarkan referensi dalam tinjauan pustaka dilakukan untuk memastikan bahwa tanaman yang digunakan adalah Sanseviera trifasciata var Hahnii medio picta. Tanaman lidah mertua yang digunakan memiliki daun pendek tebal dengan ujung meruncing, tepi daun rata dengan warna hijau tua, warna dasar helaian daun hijau tua dengan perpaduan warna motif hijau muda, dalam satu tanaman memiiki 6-9 daun. Permukaan atas dan bawah helaian daun halus, kenampakan permukaan atas helaian daun mengkilap sedangkan kenampakan permukaan bawah helaian daun tidak mengkilap, berupa alur tidak teratur dengan motif alur zigzag. Daun memiliki panjang 8-12 cm dan lebar 4-7 cm. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa tanaman yang digunakan pada penelitian ini benar Sanseviera trifasciata var Hahnii medio picta gambar 4.1. Tanaman Sanseviera segar kemudian diambil dan dikumpulkan untuk pembuatan ekstrak. Gambar 4.1. S. trifasciata var Hahnii medio picta yang digunakan

B. Pembuatan Ekstrak Lidah Mertua

Daun lidah mertua yang digunakan merupakan daun segar dan tidak melalui tahap pengeringan. Hal ini bertujuan agar kandungan senyawa yang terdapat dalam daun tidak berkurang akibat pengeringan. Daun lidah mertua yang sudah disortir dipisahkan antara tanaman yang baik dan yang rusak sebanyak 100 gr, dibersihkan dan dicuci dengan air mengalir untuk menghilangkan kotoran dan debu yang menempel. Daun disterilisasi dengan merendam dalam campuran Natrium hipoklorit dan aquades selama 15 menit. Hal ini bertujuan agar agen kontaminan yang terdapat di daun tidak mengganggu proses pengerjaan yang steril dalam penelitian. Daun yang sudah bersih, dipotong kecil-kecil dan dihaluskan menggunakan blender dengan penambahan 100 ml aquades. Daun lidah mertua memiliki banyak serat, sehingga penghalusan daun menjadi partikel kecil akan mengoptimalkan tersarinya senyawa dari daun. Selanjutnya dilakukan penyaringan sehingga diperoleh ekstrak dengan konsentrasi 100, kemudian dilakukan pengenceran sehingga diperoleh konsentrasi 75, 50, 25 dan 5. Ekstrak yang ditampung dalam erlenmeyer tersebut selanjutnya direbus dengan hotplate sampai mendidih. Perebusan bertujuan agar agen kontaminan yang masih terdapat di daun benar-benar mati. Gambar pembuatan ekstrak terdapat pada lampiran 5.

C. Identifikasi Karakter Morfologi Jamur Uji