dansphygmomanometer digital. Sphygmomanometer merkuri terdiri manometer merkuri, menset, dan bulb atau pompa dengan katup kontrol tekanan. Penggunaan
sphygmomanometer merkuri membutuhkan stetoskop untuk mendengarkan suara
Korotkoff, seperti sphygmomanometer merkuri. Sphygmomanometer aneroid manometer merkuri digantikan menjadi alat pengukur aneroid. Sphygmomanometer
digital menggunakan sensor tekanan dan layar elektronik yang menggantikan manometer merkuri MHRA, 2013.
Instrumen standar untuk mengukur tekanan darah menurut National Health and Nutrition Examination Survey
NHANES adalah sphygmomanometer merkuri. Tingkat kekhawatiran terhadap lingkungan dari hasil pembuangan limbah medis yang
terkontaminasi merkuri dan dapat berisiko untuk mengalami tumpahan dari sphygmomanometer
merkuri. Ditinjau dari pertimbangan ini, pengaturan klinis telah mulai dilakukan untuk pentahapan penggunaan instrumen pengukuran tekanan darah
selain perangkat merkuriOstchegaet al., 2012.
H. Profil Tempat Penelitian
Penelitian “Prevalensi, Kesadaran, Terapi dan Pengendalian Tekanan Darah pada Responden 40-75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta” dilakukan
di beberapa padukuhan yang terdapat di dua kelurahan yang terdapat di Kecamatan Kalasan, meliputi padukuhan Grumbul Gede, Surokerten, Sambirejo, Pundung, Jetis
dan Dhuri.Keseluruhan padukuhan tersebut, sebagian besar bekerja di ladang sebagai petani, peternak bahkan terdapat beberapa warga yang tidak bekerja. Responden
penelitian berusia 40-75 tahun, sebab pada usia tersebut prevalensi hipertensi tinggi Setiatiet al., 2005. Penelitian hipertensi ini, jumlah responden yang diteliti 30
karena untuk penelitian analisis data statistik minimal jumlah respondennya adalah 30 Arifin, 2008.
I. Landasan Teori
Hipertensi merupakan suatu kondisi pada saat tekanan darah sistolik ≥140mmHg atau tekanan diastolik ≥90mmHg Kaplan et al., 2010. Tekanan darah
yang tinggi dapat menyebabkan timbulnya komplikasi terutama pada penyakit kardiovaskular, seperti: jantung, stroke. Peningkatan prevalensi hipertensi
menyebabkan munculnya beberapa terapi yang digunakan untuk mengatasi hipertensi, seperti:
diuretik, β-blockerreceptor, angiotensin converting enzyme ACE inhibitors
, calcium channel blockers CCBs, dan angiotensin receptor blockers ARBs. Terapi hipertensi berfungsi untuk mengontrol tekanan darah responden
hipertensi dan mencegah timbulnya penyakit kardiovaskular Aram, 2009. Faktor-faktor yang memiliki risiko terhadap hipertensi, seperti: usia, jenis
kelamin, body mass index BMI dan penghasilan. Berdasarkan faktor yang ingin dievaluasi yaitu usia dan penghasilan dapat menunjukkan bahwa peningkatan usia
pada responden usia 60-75 tahun dibandingkan dengan responden usia 40-59 tahun akan memberikan perbedaan yang bermakna terhadap peningkatan tekanan darah dan
kejadian hipertensi di Kecamatan Kalasan. Hal ini dikarenakan seiring terjadinya peningkatan usia akan mempengaruhi beberapa perubahan fisiologis.Pada usia lanjut
60 tahun terjadi peningkatan resistensi perifer dan aktivitas simpatikKumar, Abbas, and Fausto, 2005.
Faktor usia dan penghasilan dapat memberikan perbedaan terhadap prevalensi hipertensi, kesadaran akan hipertensi, terapi hipertensi yang dilakukan, dan
pengendalian tekanan darah terhadap responden hipertensi di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Status ekonomi penghasilan merupakan salah satu faktor
risiko potensial untuk penyakit hipertensi Lam, 2011. Pada penelitian yang dilakukan di desa Bocor, Kecamatan Bulus Pesantren, Kebumen, Jawa Tengah
menyebutkan bahwa terdapat pengaruh tingkat penghasilan terhadap risiko penyakit hipertensi Sigarlaki, 2006. Penelitian yang dilakukan oleh Mendes et al., 2013
terdapat hubungan antara tingkat penghasilan dengan risiko hipertensi. “Rule of Halves
” sebagai metode untuk hipertensi ditunjukkan dengan setengah dari pasien hipertensi tidak mengetahui bahwa pasien memiliki hipertensi.
Setengah dari responden hipertensi tidak melakukan terapi dan setengah dari responden yang menerima terapi tekanan darahnya tidak terkontrol. Berdasarkan teori
rule of halves maka peneliti dapat membatasi seberapa besar responden yang
memiliki kesadaran terhadap hipertensi, seberapa besar responden yang melakukan terapi dan responden yang melakukan terapi hingga mencapai tekanan darah yang
terkontrol atau terkendali.
J. Hipotesis