Struktur Kepemilikan Lahan dan Penguasaan Lahan

bisa di jadikan pupuk alamiah. Selama itu petani mengerjakan hal lain dengan membuat parit dan atau memperbaiki galengan semacam jalan diantara sawah yang kecil dan membersihkan saluran air. Kemudian lahan siap untuk ditanami setelah diratakan dengan mengunakan garu.

H. Struktur Kepemilikan Lahan dan Penguasaan Lahan

Dilihat dari data monografi kecamatan Godean pada tahun 2012 sistem pemilikan tanah di Kecamatan godean terdiri dari tanah bersertifikat dan tanah belum bersertifikat. Sedangkan kalau dilihat dari status tanah terdiri atas tanah milik bersertifikat, tanah milik belum bersertifikat, tanah Negara, tanah hak pakai, tanah hak guna bangunan, dan tanah adat. Luas tanah yang sudah bersertifikat sampai dengan tahun 2010 adalah ± 36.783 sertifikat luasnya ± 318,5573 Ha, jumlah tanah yang sudah bersertifikat sampai tahun 2012 meliputi tanah sawah ±2.783 sertifikat luasnya ± 443,7751 Ha dan tanah kering ± 2.492 luasnya ± 88,0236 Ha. Menurut data monografi di kecamatan Godean kepemilikan lahan sawah memang lebih banyak dibandingkan buruh tani. Sekitar 10.125 jiwa untuk pemilik tanah dan petani pengarap tanah sekitar 6.223 jiwa sedangkan buruh tani 7.597 jiwa pada tahun 2012. Menurut informan pemilik tanah ada juga yang mengarap tanah pertaniannya sendiri namun tidak tertutup kemungkinan bahwa pemilik juga mengarapkan tanahnya kepada orang lain. Tapi kebanyakan lebih banyak yang menyuruh orang lain untuk mengarap tanah sawah yang dipunyai, karena pemilik sawah mempunyai pekerjaan lain sehingga tidak bisa mengurusi sawahnya. Dilihat dari data monografi dikecamatan godean kebanyakan mempunyai pekerjaan sebagai buruh lain yaitu buruh pabrik dan juga bergerak dibidang perdagangan serta jasa. Menurut responden jika hanya mengandalkan dari usaha tani belum bisa mencukupi kebutuhan hidupnya harus mencari mata pencaharian lain, hasil dari bertani dijadikan sebagai pemenuhan kebutuhan beras keluarga dan sebagian dari panen bisa dijual. Penguasahan lahan dilakukan dengan cara menyewa lahan atau pemilik lahan yang tidak sangup lagi mengarap tanahnya, dan atau lahan tersebut tidak lagi bisa ditanami maka pemilik tanah menyewakan lahan tersebut. Sedangkan yang disewakan untuk bertani, tanah yang masih subur biasanya untuk pembangian hasilnya adalah separuh dari hasil panennya dibagi sama rata atau orang jawa mengatakan “paron” maksudnya hasil yang didapat dari usaha tani yaitu panen dibagi 50:50 sebagian untuk pemilik tanah dan sebagian lagi untuk yang menyewa tanah. Menurut informan hasil panen harus dibagi menurut kesepakatan dan biasanya dibagi 50 : 50 untuk menghargai jasa pengarap. Buruh tani, di kecamatan godean sangat banyak berperan penting saat musim tanam maupun panen padi. Menurut informan saat musim tanam padi kalau di kecamatan godean menyebutnya “ani-ani” dilakukan dengan banyak orang dari 5-8 orang tergantung dari luas sawahnya. Sedangkan pada saat panen juga dilakukan dengan banyak orang. Para buruh tani jasanya diberi upah dengan uang Rp30.000 dan ada juga yang dibayar dengan hasil panen padi berupa gadah. Maka dapat disimpulkan bahwa pertanian di Kecamatan Godean masih tradisional. Dikatakan begitu karena saat musim tanam maupun panen masih mengunakan tenaga buruh yang banyak dan tidak mengunakan alat-alat modern. 52

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN