Pengendalian Konversi Lahan Pertanian

dana untuk pembangunan pertanian khususnya saluran irigasi. Seperti kata Lurah sidokarto : “…saluran irigasi sebelah barat perumahan dekat jalan sudah mulai kering, dan dari pihak pengembang sendiri tidak mau bertanggungjawab bahkan untuk akses jalan pemerintah sendiri yang membangun pihak pengembang tidak mau membangunnya. saluran air pun memjadi semakin berkurang, namun untuk irigasi pertanian sendiri masih ada yang mengalir memlalui irigasi sebelah timur hanya dari situ saja irigasi yang masih mengalir dan petani pun mengalirkan dari situ…” Maka dapat disimpulkan bahwa dampak dari konversi lahan pertanian pendapatan petani akan semakin sedikit dan akan mengalami kesulitan untuk membiayai kebutuhan sehari-harinya. Pada saat yang sama, terjadi pula perubahan budaya dari masyarakat agraris ke budaya urban.

K. Pengendalian Konversi Lahan Pertanian

Menurut informan upaya pengendalian konversi lahan memang sulit untuk dilakukan. Perkembangan pemukiman memang semakin besar, semakin penduduk yang bertambah banyak dan penduduk yang pindah dari kota lain. Tanah yang diwariskan dari orang tua, Karena anggota keluarga semakin banyak maka membutuhkan tempat tinggal yang baru. Walaupun itu sawah yang dia punya mau tidak mau maka dijadikan sebagai rumah. Hal seperti ini yang sulit untuk dikendalikan. Bahkan pembangunan perumahan pun semakin lama akan semakin besar seiring dengan bertambahnya penduduk. Seperti yang diungkapkan Bapak Lurah Desa Sidokarto bahwa “…Sulit untuk mengendalikan konversi ini, jika dikasih plakat daerah pertanian kasihan masyarakat yang ingin membangun rumah sendiri karena mereka punya lahan itu saja. Kalau itu yang membangun pihak pengembang saya tidak akan mengijinkan meski pun punya ijin dari gubernur...” Menurut informan untuk mengendalikan tanah selain tanah kas desa, surat percepatan sertifikasi akan mengurangi konversi lahan pertanian karena didalam sertifikasi dilakukan sebuah perjanjian dengan pemilik minimal selama 5 tahun dari pembuatan sertifikat tidak boleh dipindah tangankan. Menurut informan cara lain mengatasinya dengan cara meningkatkan kualitas produk pertanian diantaranya bantuan benih unggul, Program sekolah lapangan, dan perbaikan saluran irigasi. Dengan demikian dapat mengurangi atau menekan angka konversi lahan pertanian. Dari Dinas Pengendalian Pertanahan Daerah DPPD melalui surat edaran yang berikan kepada kepala desa se-Kabupaten Sleman menyatakan dalam upaya mengoptimalkan tanah kas desa untuk kebutuhan penyelenggaraan pemerintah, pembangunan, dan pelayanan masyarakat desa perlu usaha pengeloalan secara berdayaguna dan berhasil guna dengan mengedepankan asas fungsional, kepastian hukum, keterbukaan, efisiensi, akuntanbilitas, dan kepastuian nilai. Pengaturan Pengelolaan Tanah Kas Desa di Propingsi DIY ditetapkan dengan Peraturan Gubernur DIY Nomor 11 Tahun 2008 tentang pengelolaan Tanah Kas Desa di Provinsi DIY. Dalam perizinan pemanfaatan tanha kas desa, ada izin yang harus diproses dan kedua izin tersebut diajukan secara bersamaan yaitu : 1. Izin peruntukan penggunaan tanah IPPT berdasarkan perda Nomor 19 Tahun 2001. Berkaitan dengan pemanfaatan tanah ada 5 jenis Izin Peruntukan Penggunaan Tanah IPPT, izi perubahan tanah, izin konsolidasi tanah, izin penetapan lokasi pembangunan untuk kepentingan umum, namum untuk izin pemanfaatan tanah kas desa hanya 2 jenis izin yang sering diproses yaitu : a. Izin pemanfaatan tanah IPT yaitu izin peruntukan penggunaan tanah yang wajib dimiliki orang pribadi dan badan yang akan melaksanakan kegiatan dan kegiatan yang mengakibatkan perubahan peruntukan tanah pada bangunan usahayang dilakukan dengan batasan keluasan sebagai berikut : a Untuk usaha pertanian ≤ 25 Ha b Untuk usaha Non-pertanian ≤ 1 Ha c Untuk kegiatan bidang sosial dan keagamaan tanpa batasan keluasan b. Izin lokasi IL yaitu izin peruntukan penggunaan tanah yang wajib dimiliki perusahan untuk memperoleh tanah yang diperlukan dal;am rangka penanaman modal yang berlaku pula sebagai izin pemindahan hak dan untuk menggunakan tanah tersebut guna keperluan usaha penanaman modal dengan batasan keluasan sebagi berikut : a Untuk usaha pertanian 25 Ha b Untuk usaha non-pertanian 1 Ha 2. Izin Gubernur DI Yogyakarta Berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor Tahun 2008, pemanfaatan tanah kas desa yang berupa sewa-menyewa, bangun seah guna dan bangun guna serah, perubahan peruntukan tanah kas desa harus mendapatkan izin dari Gubernur DIY. Mekanisme prosedur pemanfaatan tanah kas desa : a Pemohon mengajukan permohonan kepada kepala desa disesrtai kelengkapan administrasi surat permohonan ke kepala desa, proposal, fotocopy KTP. b Kepala desa dan BPD membahas permohonan. c Apabila permohonan diterima, kepala desa mengajukan permohonan ke bupati melalui camat dilampiri keputusan kepala desa, keputusan BPB dan rekomendasi camat cap cap basah. Namun menurut informan ketatnya peraturan membuat pihak pengembang melakukan pembangunan perumahan tanpa ijin terlebih dahulu, karena merasa sudah menjadi hak milik pengembang maka lahan yang dibeli seenaknya dibangun tanpa ada IPPT dan IMB. Dengan membangun terlebih dahulu maka ijin akan mudah turun tetapi sampai saat ini ijin tersebut belum juga ada masih ada perumahan yang tanpa IPPT dan IMB. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemerintah setempat pun sulit untuk mengendalikan konversi lahan pertanian karena penjualan tanah oleh para pemilik susah untuk dikontrol. Pengendalian ini memang susah untuk dilakukan dengan peraturan yang ketat pun tidak membuat pengembang jerah untuk membeli tanah pertanian ini. Dengan segala cara pihak pengembang ingin memdapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa memperhatikan dampak yang ditimbulkan.

L. Pola Pemanfaatan Lahan Pertanian