B. Toksikologi
Menurut Doull dan Bruce, semua senyawa adalah racun, tidak satupun yang bukan racun, takaran atau dosis yang tepatlah yang membedakan racun dan
obat. Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat disimpulkan, toksikologi adalah ilmu yang mempelajari pengaruh kuantitatif zat kimia atas sistem biologi,
dan yang paling terpenting bagaimana zat kimia tersebut berbahaya bagi sistem biologi Donatus, 2005.
Uji toksikologi dibagi menjadi dua yaitu uji ketoksikan tak khas dan uji ketoksikan khas. Uji ketoksikan tak khas adalah uji toksikologi yang dirancang
untuk mengevaluasi keseluruhan efek toksik suatu senyawa pada aneka ragam jenis hewan uji. Yang termasuk dalam uji ketoksikan tak khas yaitu uji ketoksikan
akut, sub kronis dan kronis. Uji ketoksikan khas adalah uji toksikologi yang dirancang untuk mengevaluasi secara rinci efek toksik yang khas dari suatu
senyawa pada semua hewan uji. Yang termasuk dalam uji ketoksikan khas adalah uji potensiasi, kekarsinogenetikan, kemutagenetikan, keteratogenetikan,
reproduksi, kulit dan mata, dan perilaku Donatus, 2005. Asas toksikologi dibagi menjadi tiga yaitu
1. Kondisi pemberian dan makhluk hidup Kondisi pemberian ialah Semua faktor yang menentukan keberadaan
racun di tempat aksinya. Jalur pemberian seperti intravena, inhalasi, intraperitonial, subkutan, intramuskular, dermal, dan oral akan menentukan
ketersediaan senyawa induk atau metabolit di tempat aksi. Saat pemberian, serta besarnya takaran racun akan mempengaruhi besarnya ketersediaan zat racun di
tempat aksi tertentu dan kerentanan makhluk hidup terhadap racun. Kondisi makhluk hidup adalah keadaan fisiologi berat badan, umur, jenis kelamin, dan
kehamilan serta patologi penyakit makhluk hidup dapat mempengaruhi ketersediaan racun di sel sasaran dan keefektifan antaraksi antara kedua ubahan
ini Donatus, 2005. 2. Mekanisme aksi toksik
Mekanisme aksi toksik racun digolongkan menjadi tiga, yakni mekanisme berdasarkan sifat dan tempat kejadian, berdasarkan sifat antaraksi
antara racun dan tempat aksinya, dan berdasarkan risiko penumpukan racun dalam gudang penyimpanan tubuh. Berdasarkan sifat dan tempat kejadian mekanisme
aksi toksik digolongkan menjadi dua yaitu mekanisme luka intrasel dan mekanisme luka ekstrasel. Mekanisme luka intrasel diawali oleh racun pada
tempat aksinya di dalam sel sasaran. Racun akan berinteraksi dengan sasaran molekuler yang khas atau tak khas, melalui mekanisme reaksi kimia. Tubuh akan
memberi respon berupa perbaikan atau adaptasi sebelum terjadi efek yang tidak diinginkan, tetapi apabila mekanisme pertahanan tubuh tidak lagi mampu
memperbaiki akan timbul respon toksik berupa perubahan biokimia, fungsional, atau struktural. Mekanisme luka ekstrasel terjadi secara tidak langsung karena
racun bereaksi diluar sel sasaran Donatus, 2005. 3. Wujud dan sifat efek toksik
Wujud efek toksik sesuatu racun dapat berupa perubahan biokimia, fungsional, dan struktural. Berbagai perubahan ini memiliki ciri yang khas, yakni
terbalikkan atau tak terbalikkan. Jenis wujud perubahan biokimia tidak