menunjukkan bukti secara langsung terhadap patologi organ, apabila mekanisme homeostatis normal makhluk hidup masih dapat bekerja maka perubahan biokimia
bersifat timbal balik Donatus, 2005.
C. Toksisitas Subkronis
Toksisitas subkronis merupakan salah satu jenis uji toksikologi. Uji ketoksikan subkronis adalah uji ketoksikan sesuatu senyawa yang diberikan
dengan dosis berulang pada hewan uji tertentu, selama kurang dari tiga bulan. Uji ini ditujukan untuk mengungkapkan spektrum efek toksik senyawa uji, serta untuk
memperlihatkan apakah spektrum efek toksik tersebut berkaitan dengan takaran dosis Donatus, 2005. Uji toksisitas subkronis tidak difokuskan pada titik akhir
tertentu, melainkan untuk mengeksplorasi secara luas keseluruhan efek biologis yang ditimbulkan pada tempat aksi yang diberikan pada rentang dosis tertentu. Uji
toksisitas subkronis dapat menentukan toksisitas secara kualitatif organ target dan efek yang ditimbulkan dan kuantitatif pengaruh atau efek yang ditimbulkan
terhadap jaringan dan plasma darah dari pemberian dosis berulang pada hewan uji Gad, 2002.
Hewan uji yang disarankan paling tidak satu jenis hewan dewasa sehat, baik jantan maupun betina. Hewan uji dipilih yang peka dan memiliki pola
metabolisme terhadap senyawa uji yang semirip mungkin dengan manusia Donatus, 2005. Spesies hewan dapat digunakan rodent dan non-rodent. Spesies
hewan rodent menggunakan tikus. Hewan dimasukkan dalam dua kategori kelompok yaitu kelompok kontrol dan perlakuan yang dilakukan secara acak
Gad, 2002. Jumlah kelompok hewan uji paling tidak sebanyak empat kelompok yaitu satu kelompok kontrol dan tiga kelompok peringkat dosis. Jumlah hewan uji
untuk jangka waktu penelitian selama empat minggu, paling tidak terdapat lima jantan dan lima betina dalam satu kelompok Derelanko and Mannfred, 2002.
Jalur pemberian sesuai dengan jalur yang digunakan manusia dan peringkat dosis. Pengamatan dan pemeriksaan yang dilakukan dalam uji ketoksikan subkronis,
meliputi: 1. Perubahan berat badan yang diperiksa paling tidak 7 hari sekali,
2. asupan makanan untuk masing-masing hewan atau kelompok hewan, diukur paling tidak 7 hari sekali,
3. gejala-gejala klinis umum yang diamati setiap hari, 4. pemeriksaan terhadap hematologi, paling tidak diperiksa dua kali, pada awal
akhir uji coba, 5. pemeriksaaan kimia darah, paling tidak diperiksa dua kali, pada awal akhir uji
coba, 6. analisis urin, paling tidak sekali,
7. pemeriksaan histopatologi organ pada akhir uji coba Donatus, 2005
Keterbalikan toksisitas terjadi apabila efek buruk atau efek yang tidak diinginkan yang dapat dikembalikan apabila pemaparan dihentikan. Keterbalikan
toksisitas tergantung pada sejumlah faktor, termasuk tingkat pemaparan waktu dan jumlah racun dan kemampuan jaringan yang terkena untuk memperbaiki atau
meregenerasi Williams, James, Roberts., 2000.