One-Way Anova, terdapat perbedaan yang tidak signifikan sehingga dapat diketahui bahwa pada perbedaan yang terjadi masih dalam batas normal. Hasil dari uji One-
Way Anova, didapatkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak signifikan pada kadar SGPT tikus betina antara kontrol dan perlakuan setelah penelitian sehingga diketahui
bahwa pemberian infusa daun sirih merah tidak mempengaruhi kadar SGPT darah tikus betina.
D. Histopatologi Hati
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui spektrum efek toksik dari pemberian infusa daun sirih merah terhadap histopatologi hati pada tikus
jantan dan tikus betina. Maka, perlu dilakukan pembuatan preparat histopatologi hati tikus jantan dan betina setelah pemberian infusa daun sirih merah selama 28
hari. Selain itu, juga ingin mengetahui sifat dari efek toksik terbalikan atau tak terbalikan yang muncul, sehingga juga dibuat preparat pada hari ke-42. Dari
penelitian ini ditemukan adanya perubahan gambaran struktur histopatologis hati berupa degenerasi melemak, degenerasi hidropik, hepatitis, dan multifokal
nekrosis. Hasil pemeriksaan histopatologi hati tikus dapat dilihat pada tabel III. dan IV.
Tabel III. Hasil pemeriksaan histopatologis hati pada tikus jantan
Kelompok Perlakuan
gKg BB Gambaran Histologis Hati
Hari ke-28 Hari ke-42
Kontrol aquadest
15,525 Ditemukan satu tikus mengalami
perubahan multifokal nekrosis terdapat nekrosis sel yang
banyak pada satu tempat, satu tikus mengalami degenerasi
hidropik ditandai dengan adanya vakuola berbatas tidak
jelas, sedangkan satu tikus tidak mengalami perubahan yang
spesifik pada vena sentral, sinusoid, dan hepatosit.
Dari dua tikus jantan tidak ditemukan adanya perubahan
yang spesifik pada vena sentral, sinusoid, dan hepatosit.
IDSM 1,38
Dari tiga tikus jantan tidak ditemukan adanya perubahan
yang spesifik pada vena sentral, sinusoid, dan hepatosit.
Ditemukan satu tikus jantan mengalami hepatitis dilihat dari
adanya pembengkakan pada hepatosit, dan satu tikus lainnya
tidak mengalami perubahan yang spesifik pada vena sentral,
sinusoid, dan hepatosit.
IDSM 2,07
Ditemukan satu dari tiga tikus jantan mengalami degenerasi
hidropik ditandai dengan adanya vakuola berbatas tidak
jelas dan yang dua lainnya tidak mengalami perubahan yang
spesifik pada vena sentral, sinusoid, dan hepatosit
Dari dua tikus jantan tidak ditemukan adanya perubahan
yang spesifik pada vena sentral, sinusoid, dan hepatosit.
IDSM 3,105
Dari tiga tikus jantan tidak ditemukan adanya perubahan
yang spesifik pada vena sentral, sinusoid, dan hepatosit.
Dari dua tikus jantan tidak ditemukan adanya perubahan
yang spesifik pada vena sentral, sinusoid, dan hepatosit.
Keterangan : IDSM = Infusa Daun Sirih Merah
Tabel IV. Hasil pemeriksaan histopatologis hati pada tikus betina
Kelompok Perlakuan
gKg BB Gambaran Histologis Hati
Hari ke-28 Hari ke-42
Kontrol aquadest
15,525 Dari tiga tikus betina tidak
ditemukan adanya perubahan yang spesifik pada vena sentral,
sinusoid, dan hepatosit. Ditemukan satu tikus betina
mengalami degenerasi melemak ditandani dengan
adanya vakuola yang berbatas jelas sedangkan tikus betina
yang satunya tidak ditemukan adanya perubahan yang
spesifik pada vena sentral, sinusoid, dan hepatosit.
IDSM 1,38 Dari tiga tikus betina ditemukan,
satu tikus betina yang mengalami degenerasi hidropik
ditandai dengan adanya vakuola berbatas tidak jelas. Sedangkan
dua tikus betina lainnya tidak ditemukan adanya perubahan
yang spesifik pada vena sentral, sinusoid, dan hepatosit.
Dari kedua tikus betina tidak ditemukan adanya perubahan
yang spesifik pada vena sentral, sinusoid, dan
hepatosit.
IDSM 2,07 Dari tiga tikus betina tidak
ditemukan adanya perubahan yang spesifik pada vena sentral,
sinusoid, dan hepatosit. Dari dua tikus betina tidak
ditemukan adanya perubahan yang spesifik pada vena
sentral, sinusoid, dan hepatosit.
IDSM 3,105 Dari tiga tikus betina ditemukan,
satu tikus mengalami degenerasi melemak ditandani dengan
adanya vakuola yang berbatas jelas sedangkan dua tikus
lainnya mengalami degenerasi hidropik ditandai dengan
adanya vakuola berbatas tidak jelas.
Dari dua tikus betina ditemukan, satu tikus
mengalami degenerasi hidropik ditandai dengan
adanya vakuola berbatas tidak jelas dan tikus yang satunya
tidak ditemukan adanya perubahan yang spesifik pada
vena sentral, sinusoid, dan hepatosit.
Keterangan : IDSM = Infusa Daun Sirih Merah
Gambar 4. Histopatologi hati normal. Anak panah hitam menunjukkan vena sentralis, anak panah hijau menunjukkan sinusoid, dan anak panah biru
menunjukkan hepatosit
Gambar 5. Gambaran perubahan struktur histopatologi hati. AMultifokal nekrosis, B degenerasi melemak, C degenerasi hidropik,
dan D hepatitis.
Degenerasi hidropik ditandai dengan adanya vakuola berbatas tidak jelas di dalam sitoplasma hepatosit. Degenerasi ini terjadi akibat adanya gangguan
oksidasi pada sel, sehingga sel tidak dapat mengeliminasi air dan air tertimbun di A
B
C D
dalam sel, sehingga terjadi pembengkakan. Degenerasi hidropik terjadi pada kelompok perlakuan dosis 2,07 gKg BB jantan, kontrol jantan, dan dosis 1,38
gKg BB betina pada hari ke-28, tetapi tidak terdapat pada hari ke-42, sehingga diketahui bahwa degenerasi hiropik yang terjadi sifatnya reversible. Selain itu,
degenerasi hiropik juga terjadi pada kelompok perlakuan dosis 3,105 gKg BB betina pada hari ke-28 dan ke-42, sehingga diketahui bahwa degenerasi hidropik
yang terjadi sifatnya ireversibel. Degenerasi hidropik, merupakan perubahan yang sifatnya reversible jika ditemukan pada kelompok perlakuan dosis 3,105 gKg BB
betina pada hari ke-42 masih terdapat degenerasi hidropik maka dapat disimpulkan bahwa waktu istirahat setelah pemejanan masih belum cukup
sehingga masih terjadi degenerasi lemak. Degenerasi melemak ditandai dengan adanya vakuola-vakuola berbatas
jelas di dalam sitoplasma. Degenerasi melemak terjadi pada kelompok betina dosis 3,105 gKg BB pada hari ke-28, tetapi pada hari ke-42 tidak terdapat
degenerasi melemak. Selain itu, degenerasi melemak juga terdapat pada kelompok kontrol aquadest dosis 15,525 gKg BB betina pada hari ke-42, tetapi tidak
terdapat pada hari ke-28. Sehingga dapat diketahui bahwa degenerasi melemak yang terjadi sifatnya individual dan tidak terpengaruh oleh pemberian infusa daun
sirih merah. Multifokal nekrosis merupakan nekrosis yang terjadi secara
berkelompok, dapat terjadi karena adanya infeksi bakteri. Nekrosis merupakan kerusakan pada sel hati. Multifokal nekrosis ini hanya terjadi pada kontrol jantan
pada hari ke-28, sehingga dapat disimpulkan bahwa multifokal nekrosis yang