Analisis data Tata Cara Penelitian
uji yang digunakan sama namun memiliki perlakuan yang berbeda dan melihat apakah terdapat pengaruh pemberian infusa daun sirih merah yang bermakna pada
pre sebelum dan post setelah perlakuan ditiap kelompok perlakuan. Pengukuran kadar SGPT menggunakan ARCHITECT 7D56 ALT,
menggunakan metode NADH tanpa P-5
’
-p. Prinsip dari metode ini, yaitu mengukur tingkat penurunan absorbansi pada 340 nm karena oksidasi NADH ke
NAD. SGPT atau ALT Alanin Aminotransferase yang ada di sampel akan mengkatalisis transfer gugus amino L-
alanin ke α-ketoglutarat, membentuk piruvat dan L-glutamat. Piruvat dengan adanya NADH dan laktat dehydrogenase
LD direduksi menjadi L-laktat. Pada penelitian ini terdapat empat kelompok perlakuan, yaitu kelompok
perlakuan infusa daun sirih merah dosis 1,38 ; 2,07 ; 3.105 gKg BB dan kelompok kontrol negatif aquadest dengan dosis 15,525 gKg BB. Pelarut yang
digunakan pada infusa daun sirih merah yaitu aquadest maka, aquadest dijadikan sebagai kelompok kontrol negatif. Tujuannya untuk melihat apakah penggunaan
aquadest sebagai pelarut infusa daun sirih merah dapat memberikan pengaruh terhadap kadar SGPT.
Tabel I. Nilai pre dan post pemberian infusa daun sirih merah serta nilai
p kadar SGPT darah tikus jantan tiap kelompok Kelompok
Perlakuan gKg BB
Kadar SGPT darah mgdl Nilai p
Pre Rerata±SE
Post Rerata±SE
I Infusa Daun
Sirih Merah 1,38
72,68 ± 9,57 81,04 ± 5,10
0,209
TB
II Infusa Daun
Sirih Merah 2.07
68,14 ± 9,14 77,22 ± 6,71
0,208
TB
III Infusa Daun
Sirih Merah 3,015
74,18 ± 5,71 82,02 ± 4,43
0,912
TB
IV Kontrol
Aquadest 15,525
78,8 ± 4,20 82,62 ± 5,04
0,134
TB
Ket. : TB = berbeda tidak bermakna p0.05 Pre = sebelum pemberian infusa daun sirih merah
Post = setelah pemberian infusa daun sirih merah selama 30 hari SE = Standar Error of Mean
Gambar 2. Diagram batang
rata-rata pengaruh pemberian infusa daun sirih merah terhadap kadar SGPT darah tikus jantan antar kelompok perlakuan
Dari tabel I dapat dilihat bahwa kadar SGPT darah jantan berbeda tidak sebelum dan setelah penelitian, karena nilai p0,05. Selain itu, hasil dari uji
dengan One-Way Anova juga didapatkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan dengan kontrol negatif ini dilihat dari tidak
adanya nilai p0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa pemberian infusa daun sirih merah tidak berpengaruh terhadap kadar SGPT darah pada hewan uji jantan.
Tabel II. Nilai pre dan post pemberian infusa daun sirih merah serta nilai
p kadar SGPT darah tikus betina tiap kelompok Kelompok
Perlakuan gkgBB
Kadar SGPT darah mgdl Nilai p
Pre Rerata±SE
Post Rerata±SE
I Infusa Daun Sirih
Merah 1,38 58,28 ± 7,54
73,70 ± 4,44 0,310
TB
II Infusa Daun Sirih
Merah 2.07 58,22 ± 5,84
64,14 ± 5,07 0,376
TB
III Infusa Daun Sirih
Merah 3,015 59,2 ± 3,24
71,3 ± 3,73 0,321
TB
IV Kontrol Aquadest
15,525 66,16 ± 5,81
65,32 ± 2,44 0,022
B
Ket. : TB = berbeda tidak bermakna p0.05 B = berbeda bermakna p0.05 Pre = sebelum pemberian infusa daun sirih merah
Post = setelah pemberian infusa daun sirih merah selama 30 hari SE = Standar Error of Mean
Gambar 3. Diagram batang
rata-rata pengaruh pemberian infusa daun sirih merah terhadap kadar SGPT darah tikus betina antar kelompok perlakuan
Dari tabel II, diketahui bahwa terdapat perbedaan bermakna p0,05 antara sebelum dan sesudah pemberian pada kontrol aquadest, tetapi setelah dilakukan uji