Jenis dan Rancangan Penelitian Definisi Operasional

Sehingga, dosis yang yang digunakan adalah 23g70Kg BB untuk konversi manusia 70 kg ke tikus 200 g = 0,018 Laurence and Bacharach, 1964. Dosis untuk 200g tikus = 0,018 x 23g = 0,414g200g BB = 2,07x10 -3 gg BB = 2,07 gKg BB Dalam penelitian ini dibuat 3 peringkat dosis, dengan cara menggunakan kelipatannya. Angka kelipatan yang digunakan sebesar satu setengah kalinya, sehingga diperoleh tiga peringkat dosis yaitu 1,38 ; 2,07 ; 3,105 gkgBB.

6. Penetapan dosis aquadest sebagai kontrol negatif

Untuk penentuan dosis aquadest digunakan dosis tertinggi untuk mengetahui jumlah volume maksimum yang diberikan kepada hewan uji. Dosis tertinggi 3,105 gkgBB, berdasarkan rumus didapatkan volume maksimum yaitu : D x BB = C x V 3,105gKg BB x 200g = 20 x V V = 3,105 ml200g BB Maka dosis aquadest adalah : V = 0,015525 mlg BB V = 0,015525 gg BB karena 1ml aquadest sama dengan 1g V = 15,525 gKg BB

7. Pembutan infusa daun sirih merah

Sebanyak 20 g daun sirih merah direbus selama 15 menit dengan 100 ml akuadest, pada suhu 90 C sambil sesekali diaduk. Setelah dingin, Larutan disaring dan di tambahkan volumenya dengan akuadest hingga 100 ml. Konsentrasi infusa yang didapat adalah 20. 8. Penyiapan hewan uji Hewan uji yang digunakan terdiri dari tikus jantan dan betina, galur Wistar, umur 2- 3 bulan, berat badan 100 – 200 g, berjumlah 40 ekor 20 jantan dan 20 betina disiapkan dan ditempatkan dalam metabolic cage. Pada setiap metabolic cage berisi satu tikus. Tiga hari sebelum dilakukan perlakuan hewan uji diadaptasikan pada metabolic cage.

9. Pengelompokan hewan uji

Pada penelitian ini digunakan empat puluh ekor tikus, dibagi menjadi empat kelompok secara acak, yaitu satu kelompok kontrol dan tiga kelompok perlakuan, masing-masing kelompok uji terdiri dari sepuluh ekor tikus lima jantan dan lima betina. Kelompok II sampai IV diberi perlakuan infusa daun sirih merah dengan peringkat dosis berturut-turut, yaitu 1,38 ; 2,07 ; 3,105 gkgBB tikus. Kelompok I, yaitu kelompok kontrol negatif diberi aquadest dengan dosis 15,525 gKg BB.

10. Prosedur pelaksanaan toksisitas subkronis

Sediaan uji berupa infusa daun sirih merah diberikan pada hewan uji sesuai dosis pemberian dengan kekerapan pemberian satu kali sehari selama 28 hari pada tikus jantan dan betina dengan tetap diberi makan dan minum. Pada awal masa uji, yaitu pada hari ke-1, darah semua tikus diambil melalui sinus orbital mata, ditampung pada effendorf berisi heparin untuk diambil serum darah kemudian dilakukan pengukuran kadar SGPT darah tikus. Pengukuran kadar SGPT darah dilakukan di Parahita Medical Lab. Pemberian infusa daun sirih merah dilakukan selama 28 hari pada setiap kelompok perlakuan sesuai dengan peringkat dosis. Pada hari ke-29 darah semua tikus diambil melalui vena orbital mata, ditampung pada effendorf berisi heparin untuk diambil serum darah kemudian dilakukan pengukuran kadar SGPT darah tikus. Pada hari ke-29 juga dilakukan pembedahan setengah dari hewan uji baik jantan maupun betina. Sebelum pembedahan, hewan uji dikorbankan dengan cara cervical dislocation dislokasi leher. Dislokasi leher adalah cara mematikan hewan uji dengan cara menarik leher dan ekor secara bersamaan sehingga tulang leher patah. Kemudian pada hari ke-42 14 hari setelah 28 dilakukan pembedahan hewan uji yang tersisa untuk melihat reversibilitas.

11. Prosedur pembedahan

Pertama-tama disiapkan pot organ yang yag telah diberi label dan yang sesuai dengan nomor tikus yang akan dibedah dan telah diisi dengan formalin 10 untuk menyimpan organ. Kemudian, menyiapkan alat-alat bedah yang akan digunakan gunting bedah, pinset, papan bedah, pins, beker gelas. Beker gelas digunakan untuk menampung NaCl 0,9 mencuci organ setelah dibedah. Setelah itu, tikus yang akan dibedah di dislokasi leher terlebih dahulu kemudian posisikan tikus pada papan bedah menggunakan pins. Bedah dimulai dari bagian perut sampai bagian leher menggunakan gunting bedah. Kemudian, ambil dan pisahkan masing-masing organ menggunakan gunting bedah dengan bantuan pinset, pastikan tiap-tiap organ tidak tercampur, kemudian organ tersebut dicuci dengan NaCl 0,9 kemudian dimasukkan ke dalam pot organ yang sesuai antara label

Dokumen yang terkait

Uji Efektivitas Nanopartikel Daun Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz & Pav.) Sebagai Penurun Kadar Kolesterol Pada Serum Darah Marmot (Cavia Cobaya)

0 60 72

Efek Infusa Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit Model Diabetes Melitus.

0 1 25

Uji toksisitas subkronis infusa daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz and Pav.) pada tikus : studi terhadap gambaran mikroskopis ginjal dan kadar kreatinin darah.

0 1 104

Uji toksisitas subkronis infusa daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz and Pav.) pada tikus : studi terhadap gambaran mikroskopis jantung dan kadar SGOT darah.

3 14 101

Uji toksisitas subkronis infusa daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz and Pav.) pada tikus : studi terhadap gambaran mikroskopis pankreas dan kadar glukosa darah.

0 3 97

Uji toksisitas subkronis infusa daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz and Pav.) pada tikus studi terhadap gambaran mikroskopis ginjal dan kadar kreatinin darah

0 1 102

Uji toksisitas subkronis infusa daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz and Pav.) pada tikus studi terhadap gambaran mikroskopis jantung dan kadar SGOT darah

0 0 91

Uji toksisitas subkronis infusa daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz and Pav.) pada tikus : studi terhadap gambaran mikroskopis pankreas dan kadar glukosa darah - USD Repository

0 1 95

Uji toksisitas subkronis infusa daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz and Pav.) pada tikus : studi terhadap gambaran mikroskopis hati dan kadar SGPT darah - USD Repository

0 0 98

UJI TOKSISITAS SUBKRONIS INFUSA DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz Pav) PADA TIKUS: STUDI TERHADAP GAMBARAN MIKROSKOPIS JANTUNG DAN KADAR SGOT DARAH Ignasius Kuncarli, Ipang Djunarko

0 0 10