1. HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN

G. 1.

2. 3. IV A. 1. 2. Penggunaan bahasa Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai PENUTUP Refleksi dan rangkuman pembelajaran Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 B. 1. 2. Pelaksanaan tindak lanjut Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian pengayaan 1 2 4 5 1 2 4 5 Kegiatan pembelajaran diawali dengan guru mengucapkan salam, memeriksa kesiapan ruang belajar, dan memeriksa kesiapan siswa sebelum pembelajaran dilaksanakan. Guru mengulas kembali materi sebelumnya dan mengkaitkannya dengan materi yang akan disampaikan pada hari itu. Materi yang dipelajari pada hari itu adalah macam-macam jurnal khusus. Apersepsi dilakukan oleh guru untuk mengingat kembali pelajaran yang lalu. Pada kegiatan inti, guru menggunakan metode ceramah untuk penyampaian materi. Setelah penyampaian materi guru melakukan tanya jawab kepada siswa untuk mengetahui apakah siswa telah memahami materi tersebut. Setelah itu guru memberi latihan soal yang ada dalam LKS siswa. Pada saat pembelajaran berlangsung banyak siswa yang merasa bosan dan mengantuk. Akhir pembelajaran guru mengucapkan salam penutup dan berdoa, sedangkan tugas latihan soal menjadi pekerjaan rumah bagi siswa. Dari kegiatan yang dilakukan oleh guru ada yang sudah baik dan ada yang harus dibenahi. Kegiatan guru yang sudah baik meliputi guru memeriksa kesiapan kelas dan siswa sebelum pelaksanaan pembelajaran, guru melakukan apersepsi, guru menunjukkan penguasaan materi pembelajaran, guru memberikan tugas untuk perkembangan siswa, dan guru menggunakan bahasa lisan maupun tulis dengan baik. Sedangkan kegiatan guru yang masih harus dibenahi adalah guru harus menyampaikan kompetensi dasar yang akan dicapai, guru juga harus melakukan penyampaian materi pengetahuan yang relevan, sesuai dengan hierarki belajar, dan sesuai dengan realitas kehidupan, pendekatanstrategi belajar yang baik, pemanfaatan media pembelajaran, pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa secara aktif, melakukan penilaian proses dan hasil belajar, melakukan refleksi dan tindak lanjut dari pembelajaran yang telah dilakukan. b. Observasi pada siswa observing students Kegiatan siswa selama proses pembelajaran tampak pada tabel 5.2 lampiran 17, halaman 150: Tabel 5.2 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa Sebelum Penerapan Metode Role Playing No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Siswa siap mengikuti proses pembelajaran. √ Sebagian besar siswa di kelas tidak siap untuk mengikuti pelajaran 2 Siswa memperhatikan penjelasan guru. √ Beberapa siswa terlihat mengantuk dan tidak memperhatikan 3 Siswa menanggapi pembahasan pelajaran. √ Hanya beberapa siswa saja yang menanggapi 4 Siswa mencatat hal-hal penting √ Hanya beberapa siswa yang mencatat. 5 Siswa mengerjakan tugas dengan baik √ Sebagian besar siswa tidak mengerjakan tugas dengan baik. 6 Sesama siswa berinteraksi dengan baik. √ Kurang terkontrol dari interaksi antar siswa Sebelum memasuki pelajaran, sebagian besar siswa belum mempersiapkan diri untuk mengikuti pelajaran dan akhirnya mendapat teguran dari guru. Saat penjelasan materi, siswa memperhatikan penjelasan dari guru tetapi sebagian siswa terlihat bosan dan mengantuk yang membuat siswa akhirnya ngobrol dengan siswa lain. Siswa cenderung pasif di dalam kegiatan pembelajaran karena siswa hanya mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru. Sewaktu guru melemparkan pertanyaan banyak siswa yang tidak dapat menjawab pertanyaan. Terlihat pada saat pembelajaran siswa tidak fokus terhadap materi yang diberikan. Kegiatan siswa yang belum baik dalam proses belajar mengajar meliputi siswa melakukan kegiatan yang tidak diinginkan seperti siswa tidak menanggapi pembahasan, siswa tidak mengerjakan tugas, dan melakukan interaksi sesama siswa dengan tidak baik. Hal ini harus diperbaiki agar siswa melakukan kegiatan dengan baik dalam proses belajar mengajar. c. Observasi pada kelas Observing classrom Secara umum ruang kelas XII Sosial 2 sangat kondusif untuk penyelenggaraan proses belajar mengajar. Fasilitas yang tersedia di kelas adalah LCD, papan tulis, meja dan kursi guru, meja dan kursi siswa, lemari buku, jam dinding, buku presensi guru dan siswa, serta kipas angin. Keadaan kelas tersebut sangat tertutup dan begitu sempit untuk kapasitas yang berjumlah 37 siswa yang membuat siswa tidak leluasa dalam belajar. Lingkungan kelas sudah cukup kondusif untuk pembelajaran. Selain itu, suara dari luar tidak terdengar sampai dalam kelas. lampiran 18, halaman 151 Pada saat pembelajaran berlangsung, siswa terlihat tidak fokus karena sebagian siswa terlihat bosan dan mengantuk dalam mengikuti pembelajaran. d. Wawancara pada guru Selain melakukan observasi terhadap kegiatan guru di kelas, peneliti juga melakukan wawancara kepada guru. Dari hasil wawancara diketahui bahwa guru selalu menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan pengerjaan soal latihan. Guru menggunakan metode tersebut dikarenakan lebih praktis dalam persiapan mengajar. Guru juga menyampaikan bahwa kelas XII Sosial 2 memiliki masalah dalam proses pembelajaran. Siswa di kelas tersebut sangat pasif dalam menanggapi pertanyaan dari guru. Untuk materi sebelumnya kelas tersebut banyak remidi, bahkan setelah remidi masih ada juga yang belum tuntas. Guru menyampaikan bahwa materi analisis bukti dan pencatatan bukti transaksi ke dalam jurnal khusus adalah materi yang sangat penting karena dalam proses akuntansi perusahaan dagang ini yang menjadi dasar dari pembuat laporan keuangan. lampiran 19, halaman 152 e. Wawancara pada siswa Selain melakukan observasi terhadap kegiatan siswa di kelas, peneliti juga melakukan wawancara kepada siswa. Dari hasil wawancara diketahui bahwa selama ini siswa sangat takut dalam mengikuti pelajaran akuntansi dikarenakan guru dalam mengajar bersikap otoriter yang membuat siswa harus duduk diam untuk memperhatikan penjelasan guru. Terlihat disini siswa tidak terlihat aktif dan tidak dapat berkreasi saat pembelajaran berlangsung. Guru dalam menjelaskan materi seperti mendongeng yang akhirnya membuat siswa mengantuk saat proses belajar mengajar. Siswa menceritakan kegiatan di kelas dengan sangat bebas dan tidak mendapat tekanan apapun jadi siswa menceritakan apa adanya yang terjadi di dalam kelas. Dari inti yang didapat harapan dari siswa pembelajaran dikemas secara menarik dengan siswa lebih diberi kesempatan lebih aktif di dalam kegiatan pembelajaran lampiran 20, halaman 153. Berdasarkan hasil observasi kegiatan guru, observasi kegiatan siswa, observasi keadaan kelas, wawancara pada guru, dan wawancara pada siswa berikut ini disajikan identifikasi masalah dan alternatif solusi. a. Identifikasi masalah pembelajaran 1 Penggunaan metode yang tidak tepat dalam kegiatan pembelajaran. 2 Siswa tidak fokus dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. 3 Tidak menunjukkan pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa secara aktif. 4 Tidak adanya penyampaian materi pengetahuan secara relevan, sesuai dengan hierarki belajar, dan sesuai dengan realitas kehidupan. 5 Tidak adanya pemanfaatan media pembelajaran yang membantu siswa untuk memahami materi pembelajaran secara lebih nyata. b. Alternatif solusi masalah pembelajaran Alternatif pemecahan masalah di atas adalah perlunya menciptakan suatu proses pembelajaran yang bervariasi dan dapat menggali pemahaman siswa, melatih siswa dalam berbicara dan mengungkapkan pendapat, lebih percaya diri, bertanggung jawab dan memberikan pengetahuan terhadap materi secara relevan, sesuai dengan hierarki belajar, dan sesuai dengan realitas kehidupan. Guru diharapkan mampu menciptakan suatu proses pembelajaran yang bervariasi tentunya dengan model-model pembelajaran yang masing- masing memiliki langkah-langkah yang berbeda-beda. Berdasarkan kondisi pembelajaran tersebut, maka peneliti dan guru mitra bermaksud untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe role playing untuk memperbaiki kualitas dari proses belajar mengajar dalam pembelajaran siklus akuntansi perusahaan dagang. Penerapan model pembelajaran role playing akan mendorong siswa secara aktif dalam pembuatan bukti transaksi dan melakukan pencatatan dalam jurnal khusus berdasarkan bukti transaksi. Keterlibatan siswa secara langsung diharapkan dapat membuat siswa lebih memahami secara konkrit tentang siklus akuntansi perusahaan dagang khususnya dalam membuat bukti transaksi dan melakukan pencatatan dalam jurnal khusus sesuai bukti transaksi tersebut. 2. Pelaksanaan Tindakan Kelas a. Perencanaan Tindakan 1 Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Peneliti dan guru mitra membuat RPP. RPP memuat rincian tentang standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, media pembelajaran, materi ajar, dan evaluasi. RPP menjadi pedoman bagi guru mitra dan peneliti dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. RPP dapat dilihat pada lampiran 5, halaman 115. 2 Pembagian kelompok Peneliti dan guru mitra menentukan pembagian kelompok berdasarkan hasil ujian pada materi sebelumnya. Kelas XII Sosial 2 terdiri dari 37 orang siswa. Mereka dibagi dalam 10 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 orang yang memiliki prestasi beragam. Masing-masing siswa akan berperan sebagai staf bagian penjualan dan pembelian, staf bagian keuangan, dan dua siswa sebagai staf bagian akuntansi. Staf di luar bagian yang telah disebutkan akan difasilitasi oleh para mahasiswa. Daftar kelompok dapat dilihat pada lampiran 21, halaman 154. 3 Pembuatan Media Pembelajaran Beberapa media yang harus disiapkan dalam pembelajaran, antara lain: a Papan Nama Papan nama yang perlu disiapkan adalah papan nama untuk bagian penjualan dan pembelian, bagian keuangan, bagian akuntansi, dan pihak luar perusahaan. Papan nama digunakan sebagai identitas setiap bagian dimana siswa akan memainkan perannya lampiran 22, halaman 156. b Uang-uangan Uang-uang adalah media transaksi pembelian tunai, penjualan tunai, pembayaran gaji, pelunasan utang, dan pelunasan piutang lampiran 23, halaman 157. c Instruksi masing-masing peran Instruksi masing-masing peran adalah suatu rangkaian tugaskegiatan yang harus dilakukan siswa sebagai staf bagian untuk menyelesaikan suatu transaksi. Instruksi masing-masing peran saling berkaitan satu dengan yang lainnya lampiran 24, halaman 158. d Bukti Transaksi Bukti transaksi mencakup faktur penjualan, kuitansi, bukti kas masuk BKM, bukti kas keluar BKK, slip gaji, dan nota kredit. Bukti transaksi tersebut akan digunakan sebagai dasar pencatatan transaksi dalam jurnal khusus lampiran 25, halaman 166. e Buku Akuntansi Buku akuntansi memuat jurnal umum dan jurnal khusus. Jurnal khusus terdiri dari jurnal pembelian, jurnal pengeluaran kas, jurnal penjualan, dan jurnal penerimaan kas. Buku akuntansi digunakan oleh staf bagian akuntansi untuk mencatat semua transaksi yang dilakukan oleh perusahaan dagang berdasarkan bukti transaksi lampiran 26, halaman 172. f Buku kas Buku kas adalah buku untuk mencatat sumber dan penyesuaian kas. Buku kas digunakan oleh staf bagian keuangan untuk mencatat kas masuk dan kas keluar sebagai konsekuensi adanya transaksi perusahaan lampiran 27, halaman 175. g Media Pembelajaran lainnya Media lain yang harus disiapkan adalah amplopmap, LCD, papan tulis, gambarperlengkapan transaksi, power point, dan timer. 4 Penyusunan Instrumen Penelitian Beberapa instrumen untuk pengumpulan data yang harus disiapkan adalah: a Lembar observasi terhadap kegiatan guru lampiran 8, halaman 137, kegiatan siswa lampiran 9, halaman 139, dan keadaan kelas lampiran 10, halaman 140. b Lembar refleksi guru lampiran 11, halaman 141 dan lembar refleksi siswa lampiran 12, halaman 142. c Instrumen wawancara guru dan wawancara siswa lampiran 13, halaman 143. d Soal pre-test dan soal post-test lampiran 7, halaman 121. 5 Simulasi Sebelum pelaksanaan tindakan peneliti dan guru mitra melaksanakan simulasi. Simulasi dilaksanakan pada hari Kamis, 18 Oktober 2012. Simulasi dimaksudkan untuk memberi gambaran kepada siswa tentang pelaksanaan role playing. Dalam simulasi, guru mitra dan peneliti dibantu beberapa mahasiswa. Saat pelaksanaan simulasi siswa diminta untuk menyaksikan dan mereka diberi kesempatan untuk bertanya apabila dirasakan ada yang belum dipahami. Hal demikian agar siswa tidak melakukan kesalahan dan pembelajaran dapat berjalan dengan baik. b. Tindakan Penelitian tindakan kelas diselenggarakan pada hari Selasa, 23 Oktober 2012, pukul 12.30 sampai dengan 14.00 WIB di SMA Negeri 11 Yogyakarta. Jumlah siswa kelas XII Sosial 2 yang hadir sebanyak 31 orang dari 37 siswa. konsekuensi ketidakhadiran sejumlah 6 siswa saat pelaksanaan, guru mitra dan peneliti harus mengatur kembali pembagian kelompok. Jumlah kelompok yang semula 10 kelompok menjadi 8 kelompok lampiran 21a, halaman 155. 1 Kegiatan awal pembelajaran a Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media Guru mitra memeriksa layout kelas apakah telah sesuai dengan yang direncanakan dan alat pembelajaran yang dibutuhkan yaitu laptop, LCD, papan tulis, dan meja kursi siswa. Pengecekan kelengkapan media dilakukan bersama fasilitator kelompok. b Memeriksa kesiapan siswa Guru mengawali kegiatan dengan memberikan salam pembuka dan melakukan presensi kepada siswa. Selanjutnya memeriksa kesiapan siswa. Guru memastikan apakah siswa sudah berkumpul bersama kelompoknya. Siswa selanjutnya diminta menyiapkan alat tulis yang dibutuhkan. c Menyampaikan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran Guru menyampaikan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran. Hal tersebut dimaksudkan agar siswa mengetahui hal-hal apa yang harus dicapai dalam pembelajaran. d Menjelaskan rencana kegiatan Guru menjelaskan gambaran kepada siswa tentang model pembelajaran role playing. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada siswa yang belum jelas dan memastikan semua siswa memahami model pembelajaran role playing. e Melakukan pre-test . Guru mitra bersama peneliti melakukan pre-test untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal khusus. Hasil pre-test dapat dilihat pada tabel berikut ini lampiran 28, halaman 176. Tabel 5.3 Pemahaman Siswa Berdasarkan Hasil Pre-test PAP II Skor Pre-test Frekuensi Frekuensi Relatif Kategori 12 – 15 1 3.23 Sangat Paham 10 – 11 6 19.35 Paham 8 – 9 18 58.06 Kurang Paham 6 – 7 6 19.35 Tidak Paham – 5 0.00 Sangat tidak Paham Jumlah 31 100 Rata-rata 8,48 Kurang Paham Berdasarkan tabel 5.3 tentang pemahaman siswa terhadap soal pre-test dengan materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal khusus diperoleh hasil bahwa sebanyak 1 3,23 siswa sangat paham, 6 19,35 siswa paham, 18 58,06 siswa kurang paham, 6 19,35 siswa tidak paham, dan sebanyak 0 0 siswa dikategorikan sangat tidak paham terhadap materi yang diberikan. Rata-rata tingkat pemahaman siswa adalah 8,48. Rendahnya rata-rata menunjukkan bahwa materi belum dikuasai oleh siswa. 2 Kegiatan Inti a Guru menjelaskan berdasarkan mekanisme dan peraturan dalam role playing Lampiran 14, halaman 144. Dalam kegiatan inti pembelajaran, guru menjelaskan mekanisme dan peraturan dalam role playing. Setelah menjelaskan, guru menanyakan kembali untuk memastikan bahwa semua siswa telah mengerti mekanisme dan peraturan saat role playing berlangsung. b Guru bersama fasilitator membagi media yang digunakan untuk role playing Saat guru telah menyelesaikan penjelasan tentang mekanisme dan peraturan, guru bersama fasilitator membagi media yang digunakan untuk role playing. Rincian dari media yang digunakan untuk role playing adalah bagian penjualan dan pembelian akan menerima barang dagang, bukti transaksi, dan instruksi, bagian keuangan akan menerima bukti transaksi, buku kas, uang- uangan, dan instruksi, bagian akuntansi akan menerima buku akuntansi dan instruksi. Untuk pihak luar perusahaan akan diperankan oleh mahasiswa dengan menerima barang dagang, bukti transaksi, uang-uangan, dan instruksi. Instruksi dibagikan kepada setiap bagian agar membantu siswa dalam pelaksanaan role playing. Di dalam instruksi telah tersedia langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa sesuai perannya. Setelah semua media dibagi kepada siswa, guru membantu siswa untuk mengecek apakah semua media telah lengkap sesuai yang tertera dalam amplop. Mengingat media dirasa telah siap, maka role playing dimulai. c Guru membacakan informasi umum tentang perusahaan dagang “HELM ELEVEN”. Guru mitra berperan sebagai pemandu jalannya role playing, sedangkan peneliti sebagai observer. Pada awal pelaksanaan role playing, guru membacakan terlebih dahulu gambaran umum perusahaan. Perusahaan ”HELM ELEVEN” adalah sebuah perusahaan dagang yang bergerak dalam penjualan helm dan aksesoris helm. d Guru memulai permainan role playing. Selesai membacakan gambaran umum, guru mitra menginstruksikan siswa untuk menyelesaikan transaksi pertama. Waktu pengerjaan setiap transaksi adalah 3 menit, sedangkan untuk bagian akuntansi diperbolehkan untuk terus mengerjakan hingga selesai mencatat dalam buku akuntansi. Prosedur pelaksanaan role playing adalah sebagai berikut: 1 Guru sebagai instruktur memberikan instruksi kepada siswa untuk menyelesaikan transaksi. 2 Siswa yang berperan dalam transaksi tersebut melaksanakan perannya sesuai dengan instruksi masing-masing peran. 3 Berdasarkan bukti transaksi yang telah dibuat, bagian akuntansi melakukan pencatatan dalam jurnal setelah sebelumnya menganalisis bukti transaksi tersebut. 4 Jika suatu transaksi telah diselesaikan, instruktur menginstruksikan kepada siswa untuk menyelesaikan transaksi berikutnya. 3 Kegiatan Penutup a Melakukan post-test Setelah pembelajaran selesai, guru mitra dibantu peneliti membagikan lembar soal dan jawaban post-test untuk dikerjakan siswa. Post-test dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa pada akhir pembelajaran. Berikut hasil post-test yang didapat lampiran 36, halaman 197: Tabel 5.4 Pemahaman Siswa Berdasarkan Hasil Post-test PAP II Skor Post-test Frekuensi Frekuensi Relatif Kategori 12 – 15 31 100 Sangat Paham 10 – 11 0.00 Paham 8 – 9 0.00 Kurang Paham 6 – 7 0.00 Tidak Paham – 5 0.00 Sangat tidak Paham Jumlah 31 100 Rata-rata 12.71 Sangat Paham Berdasarkan tabel 5.4 tentang pemahaman siswa terhadap soal post-test dengan materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal khusus diperoleh hasil bahwa semua siswa atau 31 100 siswa sangat paham terhadap materi yang diberikan. Rata-rata tingkat pemahaman siswa adalah 12,71. b Melakukan refleksi dan menarik kesimpulan pembelajaran Setelah selesai melaksanakan post-test, guru dan peneliti membagi lembar refleksi. Guru juga mengajak siswa untuk melakukan refleksi pembelajaran. Berikut rangkuman dari hasil refleksi siswa setelah pelaksanaan pembelajaran lampiran 32, halaman 187: Tabel 5.5 Hasil Refleksi Siswa Sesudah Penerapan Metode Role Playing No Uraian Komentar 1 Bagaimana menurut anda tentang pembelajaran dengan menggunakan metode role playing topik pembahasan, media pembelajaran, situasi kelas, penampilan guru, lingkunagn kelas,dll? Keseluruhan siswa menyatakan bahwa mereka merasa senang dan seru dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode role playing. Siswa berpendapat lebih mengerti dengan pengalaman secara praktik langsung dari pada hanya mendengarkan. 2 Apakah anda berminat mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode role playing? Semua siswa menyatakan berminat dengan pembelajaran role playing dan 2 diantaranya menyatakan jangan terlalu sering karena sudah mendekati UAN 3 Apa saja yang anda lakukan selama pembelajaran dengan menggunakan metode role playing? Sebanyak 15 siswa atau 48,38 berperan sebagai bagian penjualan dan pembelian dan bagian akuntansi. Dan sebanyak 16 siswa atau 51,62 berperan sebagai bagian keuangan dan bagian akuntansi. Selama pembelajaran semua siswa merasakan peran sebagai bagian akuntansi. 4 Apakah anda lebih paham tentang materi siklus akuntansi perusahaan dagang pada pembelajaran dengan menggunakan metode role playing? Semua siswa menyatakan lebih paham tentang siklus perusahaan dagang dan 2 diantaranya menyatakan kurang maksimal karena waktu yang terbatas. 5 Hambatan apa yang anda temui selama melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan metode role playing? Keseluruhan siswa menyatakan hambatan yang dihadapi selama proses pembelajaran adalah keterbatasan waktu sehingga ada beberapa transaksi yang belum terselesaikan dan terasa terburu-buru serta 6 siswa atau 19,35 diantaranya menyatakan bingung saat menjalankan perannya. 6 Manfaat apa yang anda peroleh pada pembelajaran dengan menggunakan metode role palying? Sebanyak 27 siswa menyatakan paham dan 20 atau 64,51 diantaranya menyatakan bahwa tau praktik langsung pada saat bekerja sebagai akuntan suatu perusahaan dagang serta 7 siswa atau 22,58 menyatakan bahwa lebih jelas dan tidak membuat jenuh ataupun bosan dalam mengikuti proses pembelajaran. Sekitar 12,91 atau 4 siswa lainnya menyatakan pembelajaran seperti ini lebih sering dilakukan karena menyenangkan. Tabel 5.5 menunjukkan tanggapan siswa terhadap pembelajaran role playing adalah keseluruhan siswa menyatakan bahwa mereka merasa senang dan seru dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode role playing. Siswa berpendapat lebih mengerti dengan pengalaman secara praktik langsung dari pada hanya mendengarkan. Semua siswa menyatakan berminat dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode role playing dan 2 diantaranya menyatakan jangan terlalu sering karena sudah mendekati UAN. Yang dilakukan siswa pada saat mengikuti role playing sebanyak 15 siswa atau 48,38 berperan sebagai bagian penjualan dan pembelian dan bagian akuntansi. Dan sebanyak 16 siswa atau 51,62 berperan sebagai bagian keuangan dan bagian akuntansi. Selama pembelajaran semua siswa merasakan peran sebagai bagian akuntansi. Semua siswa juga menyatakan Paham tentang materi tersebut dan 2 diantaranya menyatakan tetapi kurang maksimal karena waktu yang terbatas. Keseluruhan siswa menyatakan hambatan yang dihadapi selama proses pembelajaran adalah keterbatasan waktu sehingga ada beberapa transaksi yang belum terselesaikan dan terasa terburu-buru serta 6 siswa atau 19,35 diantaranya menyatakan bingung saat menjalankan perannya. Manfaat yang diperoleh siswa pada pembelajaran dengan menggunakan metode role playing, 27 siswa menyatakan bahwa mereka lebih paham, 20 diantaranya atau 64,51 menyatakan tahu praktik langsung pada saat bekerja sebagai akuntan suatu perusahaan, serta sisanya atau 22,58 menyatakan lebih jelas dan tidak membuat jenuh ataupun bosan dalam mengikuti proses pembelajaran. 12,91 atau 4 siswa menyatakan pembelajaran seperti ini lebih sering dilakukan karena menyenangkan. c. Observasi Observasi dilakukan bersamaan dengan tindakan atas pembelajaran role playing. Pengamatan dilakukan terhadap kegiatan guru, kegiatan siswa, dan keadaan kelas selama proses pembelajaran dengan model pembelajaran role playing berlangsung. Berikut ini uraian hasil observasi: 1 Observasi terhadap kegiatan guru Tabel 5.6 Hasil Observasi Aktivitas Guru Pengampu Dalam Proses Pembelajaran No Deskripsi Ya Tidak Catatan 1 Guru membuka pelajaran √ Guru memberi salam pembuka dan mengecek kesiapan siswa 2 Guru menjelaskan metode role playing √ Guru menjelaskan apa itu role playing dan mekanisme serta peraturannya. 3 Guru berperan dalam pembentukan kelompok. √ Guru mengecek apakah siswa telah masuk kedalam kelompoknya. 4 Guru mengorganisasikan pokok bahasan untuk membantu siswa memahami materi. √ Guru menjelaskan materi dengan memberi contoh seperti kehidupan nyata 5 Guru memberikan dorongan bagi siswa untuk lebih aktif berperan dalam role playing √ Guru mengajak siswa untuk lebih aktif agar semua transaksi dapat terselesaikan sesuai waktu yang telah ditentukan. 6 Guru memberikan dorongan bagi siswa untuk bekerja sama dengan baik dalam kelompok. √ Guru menyapaikan siswa harus membaca instruksi dengan benar agar dapat menyelesaikan transaksi secara bersama-sama 7 Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk menentukan peran √ Iya, siswa diperbolehkan memilih perannya dengan bebas. masing-masing anggota dalam kelompok. 8 Guru mengamati kegiatan kelas selama proses belajar mengajar berlangsung. √ Guru sebagai instruktur dalam pelaksanaan role playing 9 Guru berinteraksi dengan siswa di depan kelas untuk menjelaskan prosedur role playing. √ Guru menanggapi pertanyaan siswa dengan baik 10 Guru berinteraksi dengan siswa di dalam kelompok untuk menjelaskan prosedur role playing. √ Guru bertanya kepada masing-masing kelompok tentang prosedur role playing 11 Guru berinteraksi dengan siswa secara perorangan untuk menjelaskan prosedur role playing. √ Guru melakukan interaksi perorangan kepada siswa yang terlihat masih bingung dengan perannya. 12 Guru berinteraksi dengan siswa untuk menumbuhkan motivasi dan semangat melaksanakan pembelajaran dalam mencapai tujuan. √ Guru memberikan motivasi dengan contoh siswa benar-benar bekerja dalam perusahaan dagang 13 Guru kurang berinteraksi dengan siswa. √ Guru berinteraksi dengan baik. 14 Guru tidak membantu siswa yang kesulitan menentukan peran dalam kelompok. √ guru membantu siswa dengan menjelaskan tugas inti dari peran-peran dalam role playing 15 Guru tidak membantu siswa yang kurang mengerti prosedur role playing. √ Guru menanyakan kepada siswa yang belum paham pada prosedur role playing. 16 Guru hanya berinteraksi dalam kelompok tertentu. √ Guru berinteraksi kepada semua kelompok. 17 Guru membiarkan siswa yang membuat kegaduhan di dalam kelas. √ Guru langsung menegur dengan tegas siswa yang kurang seriusrebut di kelas. 18 Guru kurang memainkan perannya dalam role playing. √ Guru berperan baik sebagai instruktur. 19 Guru hanya mengamati kelas selama √ Guru terlibat aktif sebagai instruktur pada pembelajaran berlangsung. pelaksanaan role playing. 20 Guru mengajak siswa untuk melakukan refleksi. √ Guru mengajak siswa melakukan refleksi secara lisan dan tertulis Awal pelajaran guru membuka pelajaran dengan salam kepada siswa. Guru memeriksa kesiapan kelas, alat pembelajaran, media, serta kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran. Guru menyampaikan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, serta tujuan pembelajaran. Guru memberikan apersepsi tentang pembelajaran yang akan berlangsung. Guru juga menjelaskan tentang model pembelajaran role playing. Setelah membuka pelajaran guru mengajak siswa untuk mengerjakan soal pre-test. Setelah pembukaan dan pengerjaan pre-test selesai, guru masuk inti pembelajaran. Pertama guru menyampaikan mekanisme serta aturan main pembelajaran role playing. Dan memotivasi serta memberi dorongan bagi siswa untuk lebih berperan aktif dan berkerja sama di kelompok dalam pembelajaran role playing. Guru juga memberikan kesempatan untuk bertanya bila masih ada siswa dalam kelompok masing- masing yang belum jelas dengan mekanisme dan peraturan role playing. Pada awal pelaksanaan guru memberi kesempatan siswa untuk menentukan perannya di dalam kelompok. Guru berinteraksi dengan baik pada siswa di dalam kelompok maupun perorangan untuk menjelaskan prosedurmekanisme role playing. Guru juga mengamati kegiatan kelas selama proses pembelajaran role playing berlangsung. Saat role playing telah selesai, guru mengajak siswa untuk mengerjakan soal post-test. Setelah selesai mengerjakan post- test guru bersama dengan siswa melakukan refleksi tentang pembelajaran yang telah berlangsung. 2 Observasi terhadap perilaku siswa Tabel 5.7 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa Saat Penerapan Metode Role playing No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Siswa siap mengikuti proses pembelajaran. √ Beberapa siswa kurang siap 2 Siswa memperhatikan penjelasan guru. √ Siswa memperhatikan 3 Siswa menanggapi pembahasan pelajaran. √ Siswa menanggapi dengan bertanya karena belum jelas. 4 Siswa mengerjakan memainkan peran dalam role playing dengan baik. √ Beberapa siswa terlihat bingung di awal pelaksanaan 5 Siswa memperhatikan tugas dari masing-masing peran. √ Siswa menjalankan perannya dengan baik 6 Siswa berinteraksi dengan baik selama role playing berlangsung. √ Siswa dengan antusias dalam menjalankan peran yang membuat interaksi berjalan dengan baik. Siswa telah mempersiapkan diri dengan langsung duduk di dalam kelompoknya masing-masing dan menyiapkan perlengkapan yang akan digunakan pada saat awal pelajaran untuk melaksanakan pembelajaran role playing. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru tentang pembelajaran dengan role playing. Siswa menanggapi dengan baik dan ada beberapa yang bertanya pada guru karena masih belum jelas mengenai mekanisme dan peraturan role playing. Pada saat pelaksanaan role playing, siswa memperhatikan instruksi yang diberikan oleh guru. Siswa membaca instruksi dan melakukan perannya sesuai dengan yang tertera di lembar instruksi. Setiap kelompok harus berkerja sama agar dapat menyelesaikan suatu transaksi dengan baik. Awalnya terlihat beberapa siswa di dalam kelompok masih kesulitan dalam mengerjakan instruksi yang telah diberikan oleh peneliti. Siswa dengan serius dan senang mengerjakan setiap transaksi. Interaksi yang dilakukan siswa selama role playing berlangsung sangat baik karena siswa sangat fokus dalam menjalankan perannya. Pada akhir pelajaran setelah pelaksanaan role playing siswa melakukan refleksi atas apa yang telah dipelajari. 3 Observasi terhadap keadaan kelas Tabel 5.8 Hasil Observasi Terhadap Keadaan Kelas Saat Penerapan Metode Role playing No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Kelas terdiri dari beberapa individu yang berbeda dalam hal kemampuan belajar. √ Sifat kelas adalah heterogen dalam kemampuan belajarnya. 2 Siswa menaati aturan-aturan yang √ beberapa siswa yang ada di dalam pembelajaran. melanggar aturan langsung mendapatkan hukuman. Secara keseluruhan baik 3 Siswa membentuk kelompok- kelompok tertentu di dalam kelas. √ Siswa masuk ke dalam kelompok- kelompok yang telah ditentukan. 4 Buku-buku dan fasilitas pembelajaran mudah ditemukan dalam lingkungan siswa. √ Semua fasilitas dan media pembelajaran telah tersedia. 5 Ruang kelas tertata dengan bersih dan rapi. √ Ruang kelas tertata seperti rancangan layout untuk pelaksanaan role playing. 6 Lingkungan kelas kondusif untuk pembelajaran. √ Kelas tenang, tidak terdengar suara dari luar. 7 Aktifitas di kelompok kurang baik karena ada siswa yang tidak memainkan perannya dengan baik. √ di beberapa transaksi membuat siswa bingung. 8 Siswa kurang mampu untuk membagi peran di dalam kelompok. √ Siswa mampu membagi peran dengan kondusif. 9 Siswa tidak mampu memanfaatkan waktu dengan baik di dalam role playing. √ beberapa transaksi siswa tidak dapat menyelesaikannya. 10 Siswa kurang mengenal teman satu kelasnya. √ Siswa saling mengenal teman satu kelas. 11 Kondisi kelas berjalan dengan baik selama pembelajaran dengan menggunakan role playing dengan baik. √ Keadaan kelas sangat kondusif. Pembelajaran role playing memiliki penataan terhadap kelas secara khusus dan dengan sebaik-baiknya. Hal ini bertujuan agar pelaksanaan role playing dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu, ruang kelas disusun dengan layout tertentu. Dimana meja dan kursi disusun membentuk kelompok- kelompok yang bertujuan untuk memudahkan siswa dalam bergerak dan memudahkan pelaksanaan role playing tersebut. Siswa masuk ke dalam kelompok yang telah ditentukan. Sifat dari kelompok adalah heterogen dengan kemampuan siswa yang berbeda-beda. Siswa menaati peraturan yang dibuat walaupun ada beberapa siswa yang melanggar aturan dan mendapatkan hukuman. Akan tetapi secara keseluruhan keadaan kelas sudah baik. d. Evaluasi dan refleksi Evaluasi dan refleksi digunakan untuk melihat kembali yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran, manfaat yang diperoleh, serta kendala yang dihadapi pada saat pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan metode role playing. 1 Evaluasi a Wawancara guru Dalam wawancara guru menyatakan bahwa model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar sangat banyak dan andaikan guru dapat memilih dan punya banyak waktu untuk mempersiapkannya dapat dipastikan pembelajaran itu akan menyenangkan. Guru memiliki kesimpulan manfaat yang didapatkan oleh siswa adalah suatu pengalaman langsung dengan tuntutan profesionalisme. Guru juga menyatakan secara keseluruhan pembelajaran dengan model role playing sudah baik hanya bahasa yang tertera pada instruksi harus lebih disederhanakan lagi agar siswa dapat lebih mudah memahami suatu transaksi. b Wawancara siswa Selain itu peneliti juga melakukan wawancara pada siswa. Siswa menyatakan bahwa metode role playing adalah sesuatu yang baru dan membuat mereka senang serta termotivasi untuk belajar. Siswa juga menyatakan bahwa mereka mendapatkan gambaran yang lebih riil tentang praktik akuntansi di dunia bisnis. Kendala dan masalah yang dihadapi saat pelaksanaan role playing bagi siswa adalah waktu yang sangat singkat sehingga siswa kurang cukup waktu untuk menyelesaikan instruksi yang telah diberikan. Waktu yang terbatas membuat siswa kurang optimal dalam menjalankan peran masing-masing. Selain itu, beberapa siswa di dalam kelompok ada yang masih bingung dalam mengerjakan transaksi tertentu dan menyelesaikan suatu transaksi. 2 Refleksi Tabel 5.9 Hasil Refleksi Guru Sesudah Penerapan Metode Role playing No Uraian Komentar 1 Kesan guru terhadap komponen pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran dengan menggunakan metode role playing. Menyenangkan meskipun membutuhkan banyak orang. 2 Kesan guru terhadap aktifitas siswa ketika mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan metode role playing. Siswa mendapatkan pengalaman riil dalam proses pencatatan. 3 Kesan guru terhadap partisipasi dan minat siswa mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode role playing. Siswa menunjukan minat yang berarti. 4 Kesan guru terhadap pemahaman siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode role playing. Siswa mendapatkan tambahan pemahaman materi. 5 Hambatan yang dihadapi apabila nanti guru hendak melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode role playing. Persiapan proses KBM yang panjang. 6 Hal-hal yang mendukung apabila guru nanti akan menggunakan metode pembelajaran dengan metode role playing. Sudah memperoleh bahan, pengalaman, dan gambaran media. 7 Manfaat yang diperoleh dengan merencanakan rencana pembelajaran dan membuat perangkat pembelajaran dengan menggunakan metode role playing. KBM lebih menyenangkan. 8 Hal-hal apa saja yang masih harus diperbaiki dalam pembelajaran dengan menggunakan metode role playing. Waktu dan kerja sama siswa. Dari hasil refleksi guru berpendapat bahwa model pembelajaran role playing dapat membuat siswa mendapat pengalaman, menunjukkan minat yang berarti, dan mendapat peningkatan terhadap pemahaman materi serta siklus akuntansi perusahaan dagang yang benar. Selain itu, guru juga berpendapat bahwa KBM terasa lebih menyenangkan dan tidak membosankan serta membuat siswa termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Guru disini mendapatkan bahan, pengalaman, dan gambaran media. Menurut guru, waktu dan kerja sama siswa yang harus lebih diperbaiki dalam pelaksanaan pembelajaran role playing. Pembelajaran dengan metode role playing masih membutuhkan perbaikan. Hal yang perlu diperbaiki adalah waktu pengerjaan untuk setiap transaksi yang dirasa sangat terbatas sehingga siswa harus cepat dalam menyelesaikan suatu transaksi. Pembelajaran dengan metode role playing juga memerlukan persiapan yang panjang seperti pembuatan media pembelajaran serta bahasa transaksi yang masih harus disederhanakan agar siswa lebih mudah untuk memahami suatu transaksi. Secara umum, pelaksanaan pembelajaran role playing di kelas XII Sosial 2 SMA Negeri 11 Yogyakarta pada materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal khusus sudah dirasa baik. B. Analisis Komparasi Pemahaman Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Role Playing 1. Analisis komparatif Berikut ini disajikan hasil pre-test dan post-test siswa kelas XII Sosial 2 SMA Negeri 11 Yogyakarta Lampiran 37, halaman 201: Tabel 5.10 Hasil Pemahaman Sebelum dan Sesudah Penerapan Role Playing NO NAMA Pre-test Post-test KKM Kesimpulan 1 Selly Indah Perdana 67 87 75 T 2 Alif Mega Saputra 47 80 75 T 3 Amalia Rosanda Ramad 67 93 75 T 4 Kartika Dwi Agustin 53 87 75 T 5 Rachmad Dwi Prakasa 47 80 75 T 6 Setyo Kinanthi 53 80 75 T 7 Wahid Arif Wibowo 60 87 75 T 8 Andira Vergiano 53 80 75 T 9 Anisa Zara Nur Sharb 67 87 75 T 10 Finta Kaula Putri 47 87 75 T 11 Primadea Bima 53 80 75 T 12 Urika Tri Atari 60 80 75 T 13 Ussi Rahma Putri 67 87 75 T 14 Adelia Risna Annisa 53 80 75 T 15 Ayu Puspita Sari 60 80 75 T 16 Fatma Sri Pujiastuti 53 80 75 T 17 Quina Atriani Vesian 67 93 75 T 18 Adhitya Wicaksono 60 93 75 T 19 Ika Dwi Setyowati 67 100 75 T 20 Klaudia Indah 80 100 75 T 21 Margaretha Devy 60 80 75 T 22 Praresta Sasmaya 47 80 75 T 23 Raden Ajeng Anindya 53 87 75 T 24 Raymondus Helga Adi 47 80 75 T 25 Titus Abimayu 60 93 75 T 26 Yohanes Mayong 40 80 75 T 27 Amanda Rachmawati 53 80 75 T 28 Angel Cheyeena 53 80 75 T 29 Elda Sidik Silaban 60 87 75 T 30 Ester Arde 53 80 75 T 31 Kefas Angandrowa 53 80 75 T Rata-Rata 56.77 84.73 75 Keterangan: T= Tuntas, TT= Tidak Tuntas Tabel 5.10 menunjukkan perubahan pemahaman siswa tentang materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal khusus dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe role playing. Siswa kelas XII Sosial 2 yang berjumlah 31 siswa mengalami peningkatan skor dari pre-test ke post-test dengan berbagai variasi skor tersebut. Pada saat pre-test rata-rata kelas hanya 56,77 sedangkan pada saat post-test rata-rata kelas naik menjadi 84,73. Jika mengacu pada rata-rata pre-test sebesar 56,77 dan nilai KKM= 75, maka untuk mencapai KKM peningkatan pemahaman siswa melalui pembelajaran adalah 32,11. Dalam penelitian ini ternyata besarnya peningkatan pemahaman siswa adalah 50,33. Ini menunjukkan bahwa ada peningkatan pemahaman siswa terhadap materi setelah pembelajaran. 2. Pengujian hipotesis a. Pengujian prasyarat analisis Berikut ini disajikan tabel hasil dari pengujian normalitas data berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov lampiran 38, halaman 202: Tabel 5.11 Pengujian Normalitas Berdasarkan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Selisih_prepost N 31 Normal Parameters a,,b Mean 28.00 Std. Deviation 5.698 Most Extreme Differences Absolute .215 Positive .215 Negative -.205 Kolmogorov-Smirnov Z 1.196 Asymp. Sig. 2-tailed .114 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Tabel 5.11 menunjukkan bahwa distribusi data skor tes adalah normal Asymp. Sig. 2-tailed = 0,114 α = 0,05. Dengan demikian pengujian hipotesis akan dilakukan berdasarkan uji statistik parametrik. b. Rumusan hipotesis penelitian H o = tidak terdapat perbedaan pemahaman siswa sebelum dan sesudah diterapkan model pembelajaran role playing pada materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal khusus. H a = terdapat perbedaan pemahaman siswa sebelum dan sesudah diterapkan model pembelajaran role playing pada materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal khusus. c. Pengujian hipotesis penelitian Berikut ini disajikan tabel hasil pengujian beda rata-rata pre-test dan post-test lampiran 39, halaman 203: Tabel 5.12 Hasil Beda Rata-rata Berdasarkan Pairet Samples Test Paired Differences T Df Sig. 2- tailed Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 Pre_test - Post_test -28.000 5.779 1.038 -30.120 -25.880 -26.975 30 .000 Tabel 5.12 menunjukkan bahwa nilai Sig. 2-tailed = 0,000 = 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H o ditolak dan H a diterima. Artinya terdapat perbedaan pemahaman siswa sebelum dan sesudah diterapkan model pembelajaran role playing pada materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal khusus.

C. Pembahasan

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran kooperatif sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar dan pemahaman pada materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal umum.

0 2 429

Penerapan model pembelajaran kooperatif pada materi jurnal umum sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar dan pemahaman siswa kelas X SMA : penelitian tindakan kelas pada siswa kelas X3 SMA N 6 Yogyakarta.

0 1 279

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dan Role Playing sebagai upaya meningkatkan pemahaman siswa pada materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal umum pada siklus akuntansi perusahaan jasa : penelitian

0 5 313

Penerapan metode Role Playing sebagai upaya meningkatkan pemahaman materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi ke dalam jurnal umum pada siklus akuntansi perusahaan jasa siswa kelas XI IPS : penelitian dilaksanakan pada kelas XI IPS 2 S

0 0 2

Penerapan metode role playing sebagai upaya meningkatkan pemahaman materi siklus akuntansi perusahaan jasa siswa kelas XII Sosial.

1 13 266

PENERAPAN MODEL PAIKEM DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN BUKTI TRANSAKSI KEUANGAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETUNTASAN BELAJAR SISWA.

0 0 19

Penerapan metode Role Playing sebagai upaya meningkatkan pemahaman materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi ke dalam jurnal umum pada siklus akuntansi perusahaan jasa siswa kelas XI IPS : penelitian dilaksanakan pada kelas XI IPS 2 S

0 0 260

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Role Playing sebagai upaya meningkatkan pemahaman siswa pada materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal khusus : penelitian tindakan kelas pada siswa kelas XII Sosial 2 SMA Nege

0 1 225

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DAN ROLE PLAYING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI ANALISIS BUKTI TRANSAKSI DAN PENCATATAN BUKTI TRANSAKSI DALAM JURNAL UMUM PADA SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA Penelitian Ti

0 0 311

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN PEMAHAMAN PADA MATERI ANALISIS BUKTI TRANSAKSI DAN PENCATATAN BUKTI TRANSAKSI DALAM JURNAL UMUM

0 0 427