F. Kerangka Berpikir
Djajadisastra 1982:34 mengungkapkan bahwa metode bermain peran atau berperan adalah suatu metode mengajar di mana guru memberikan kesempatan
kepada murid untuk melakukan kegiatan memainkan peranan tertentu seperti yang yang terdapat dalam kehidupan masyarakat sosial. Sedangkan menurut Hisyam
2008:98, role playing merupakan suatu aktivitas pembelajaran terencana yang dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang spesifik. Tujuan dari
pembelajaran role playing adalah agar siswa mampu meningkatkan pemahaman dari materi yang dipelajari. Dengan role playing siswa mampu berperan aktif di
dalam pembelajaran yang dilakukan di kelas, dengan memainkan peran layaknya yang terjadi dalam dunia nyata.
Pada pembelajaran siklus akuntansi perusahaan dagang siswa diharapkan mampu menganalisis bukti transaksi, pencatatan ke dalam jurnal, posting ke buku
besar, pembuatan neraca saldo, dan pembuatan laporan keuangan. Siklus akuntansi tersebut melibatkan beberapa pihak yang terpisah tetapi saling
berkaitan. Pihak-pihak tersebut antara lain bagian akuntansi, bagian keuangan, dan bagian penjualan dan pembelian. Dalam pembelajaran role playing siswa
diajak untuk bermain peran seperti layaknya seorang yang bekerja pada bagian tersebut dalam perusahaan. Siswa yang berperan sebagai pelaksana transaksi
bertugas untuk melakukan transaksi yang terjadi di dalam perusahaan dan berhubungan secara langsung dengan pihak di luar perusahaan. Siswa yang
berperan sebagai bagian keuangan bertugas untuk mengurus keluar dan masuknya uang perusahaan, dan membuat bukti transaksi yang diperlukan. Siswa yang
berperan sebagai akuntan bertugas untuk mencatat transaksi ke dalam jurnal khusus sampai dengan pembuatan laporan keuangan. Siswa yang berperan sebagai
pihak yang ada di luar perusahaan pertugas untuk menyediakan bukti transaksi atas transaksi yang dilakukan perusahaan. Setiap siswa harus benar-benar
memahami tugas dari tiap peran sehingga role playing dapat berjalan sesuai dengan praktik akuntansi yang nyata.
Pada saat peserta didik dilibatkan dalam berbagi peran, maka peserta didik akan lebih mudah untuk memahami materi yang sedang dipelajari. Pengetahuan
dan pengalaman akan lebih lama dan menetap dibandingkan dengan mendengarkan ceramah atau membaca materi secara mandiri. Pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran role playing dengan demikian akan mampu membantu peserta didik untuk lebih memahami materi analisis bukti
transaksi dan pencatatan bukti transaksi ke dalam jurnal khusus pada siklus akuntansi perusahaan dagang. Dalam penelitian-penelitian sebelumnya, model
pembelajaran role playing terbukti dapat meningkatkan pemahaman siswa. Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SMA Kolese De Britto Yogyakarta
misalnya, menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran role playing dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi siklus akuntansi
perusahaan jasa Wintala, 2011:127. Begitu juga penelitian Setyaningrum 2011:117 di SMA Negeri 2 Yogyakarta yang menemukan bahwa penerapan
metode pembelajaran role playing mampu meningkatkan pemahaman materi pembelajaran siswa kelas XI IPS 2.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, dirumuskan hipotesis penelitian dalam penelitian ini:
H
a
= terdapat perbedaan pemahaman siswa sebelum dan sesudah diterapkan model pembelajaran role playing pada materi analisis bukti transaksi dan
pencatatan bukti transaksi dalam jurnal khusus
23
BAB III METODE PENELITIAN