Ayusalam Yustifebri Puteri 2012 Kerangka Pikir Hipotesis

yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak pada KPP Pratama Surabaya Simokerto. Secara variabel persepsi wajib pajak mengenai petugas pajak mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak pada KPP Pratama Surabaya Simokerto.

e. Ayusalam Yustifebri Puteri 2012

Penelitian yang dilakukan oleh Ayusalam Yustifebri Puteri berjudul : “ Implikasi Kasus Gayus Tambunan Dalam Kesadaran Wajib pajak” Hasil : Ditengah buruknya persepsi Wajib Pajak terhadap dunia perpajakan Indonesia, dorongan untuk tetap berbakti kepada Negara untuk tetap membayar pajak masih tetap dipegang oleh para Wajib Pajak.

2.2 Landasan Teori

2.2.1. Pajak 2.2.1.1 Definisi Pajak Definisi dalam Perpajakan Ada banyak definisi pajak yang dikemukakan para ahli di bidang perpajakan yang meskipun berbeda-beda, tetapi berbagai definisi tersebut mempunyai pengertian yang sama. Perbedaan yang terjadi hanyalah Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. perbedaan pada sudut pandang yang digunakan masing-masing dalam perumusan pengertian pajak. Beberapa definisi tentang pajak oleh para ahli Waluyo dan Wiriawan, 2002 : 5 adalah sebagai berikut : a. Mr. Dr. N.J. Feldmann “ Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada pengusaha menurut norma-norma yang ditetapkan secara umum, tanpa kontra prestasi, dan semata-mata digunakan untuk meutup pengeluaran- pengeluaran umum “ b. Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH “ Pajak adalah iuran rakyat kepda kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbal balik kontra prestasi yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Definisi ini kemudian dikoreksikan menjadi : Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investm ent “ c. Prof. Dr. M.J.H.Smeets “ Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-norma umum dan yang dapat dipaksakannya, tanpa adanya kontra prestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. individual, dimaksudkan untuk membiayai pengeluaran pemerintah “ d. Philip E. Taylor “Pajak adalah kontribusi seseorang yan ditunjukan kepada negara tanpa adanya manfaat yang ditunjukan secara khusus pada seseorang“ Sejak Reformasi perpajakan tahun 1984, dalam undang-undang perpajakan tidak terdapat definisipengertian tentang pajak, namun peraturan perpajakan yang dikeluarkan pada tahun 2009 telah menyebutkan pengertian tentang pajak. Dalam Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan 2009 : 1 menyeb utkan : “Pajak adalah kontribusi wajib pajak kepada negara yan terutang ole orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdsarkan Undang-Undang, dengan tidak mendaptkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Menurut Prastiwi 2011 : 15, berdasarkan definisi tersebut maka karakteristik dari pajak dapat dikumpulkan sebagai berikut : a. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang dan aturan pelaksanannya. b. Pembayaran pajak yang terutang oleh orang pribadi atau badan wajib pajak sifatnya dapat dipaksakan. c. Pembayar pajak tax payer tidak dapat menikmati kontraprestasi secara langsung dari pemerintah. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. d. Pajak dipungut oleh Negara, baik lewat pemerintah pusat maupun pemerintah daerah sehingga ada istilah pajak pusat dan pajak daerah. e. Penerimaan dari sektor pajak digunakan untuk pembiayaan pengeluaran- pengeluaran pemerintah, baik pegeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan, dansebagainya apabila terdapat kelebihan maka sisanya digunakan untuk public investment.

2.2.1.2 Fungsi Pajak

Terdapat dua fungsi pajak menurut Resmi 2003 : 2-3, yaitu : a. Fungsi Budgetair Sumber Keuangan Negara Pajak mempunyai fungsi Budgetair artinya pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan, sebagai sumber keuangan maka pemerintah memasukkan uang sebanyak-banyaknya untuk kas negara. b. Fungsi Regulerend Mengatur Pajak mempunyai fungsi mengatur artinya pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi serta mencapai tujuan tertentu diluar bidang keuangan.

2.2.1.3. Syarat-syarat Pemungutan Pajak

Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan atau perlawanan, maka pemungutan pajak harus memenuhi syarat sebagai berikut Mardiasmo, 2009 : 2 : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. a. Pemungutan pajak harus adil syarat keadilan b. Pemungutan pajak harus berdasarkan UU syarat yuridis c. Tidak menggangu perekonomian syarat ekonomis d. Pemungutan pajak harus efisien syarat finansiil e. Sistem pemungutan pajak harus sederhana.

2.2.1.4. Teori – Teori Yang Mendukung Pemungutan pajak

Menurut Mardiasmo 2009 : 3, terdapat bebrapa teori yang menjelaskan pemberian hak kepada negara untuk memunngut pajak. Teori – Teori tersebut antara lain : 1. Teori Asuransi Negara melindungi keselamatan jiawa, harta benda, dan hak- hak rakyatnya. Oleh karena itu rakyat harus membayar pajak yang diibaratkan sebagai suatu premi asuransi karena memperoleh jaminan perlindungan tersebut. 2. Teori Kepentingan Pembagian beban pajak kepada rakyat didasarkan pada kepentingan misalnya perlindungan masing-masing orang. Semakin besar kepentingan seseoran terhadap negara, makin tinggi pajak yang harus dibayar. 3. Teori Daya Pikul Beban pajak untuk semua orng harus sama beratnya, artinya pajak harus dibayar sesuai dengan daya pikul masing-masing Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. orang. Untuk mengukur daya pikul dapat digunakan dua pendekatan objektif dan subjektif 4. Teori Bakti Dasar keadilan pemungutan pajak terletak pada hubungan rakyat dengan negaranya. Sebagai warga negara yang berbakti, rakyat harus selalu menyadari bahwa pembayaran pajak adalah sebagai suatu kewajiban. 5. Teori Asas Daya Beli Dasar keadilan terletak pada akibat pemungutan pajak. Maksudnya memungut pajak berarti menarik daya beli dari rumah tangga masyarakat untuk rumah tangga negara. Selanjutnya negara akan menyalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk pemeliharaan kesejahteraan masyarakat.

2.2.1.5. Sistem Pemungutan Pajak

Sistem Pemungutan Pajak ada 3 macam yaitu Mardiasmo, 2009 : 7 1. Official assessment system Adalah suatu system pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah fiskus untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak. 2. Self assessement system Adalah suatu system pemungutan pajak yang member wewenang kepada Wajib Pajak untuk menetukan sendiri besarnya pajak yang terutang. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 3. With holding system Adalah suatu system pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersagkutan untuk memenuhi besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak. 2.2.2. Wajib Pajak 2.2.2.1. Wajib Pajak Orang Pribadi Penerimaan penghasilan yang dipotong PPh pasal 21 adalah Orang pribadi yang merupakan mardiasmo 2009 : 171 : 1. Pegawai 2. Penerimaan uang pesangon, pensiunan atau uang manfaat pension, tunjangan hari tua atau jaminan hari tua, termasuk ahli warisnya. 3. Bukan pegawai yang menerima atau memperoleh penghasian sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan antara lain meliputi : a. Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari pengacara,akuntan,arsitek, dokter, konsultan, notaris,penilai atau aktuaris. b. Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pemain drama, penari, pemahat, pelukis dan seniman lainnya. c. Olahragawan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. d. Penasehat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh dan moderator. e. Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik komputerdan sistem aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi dan sosial serta pemberi jasa kepada suatu kepanitiaan. 4. Peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan keikutsertaannya dalanm suatu kegiatan, antara lain meliputi ; a. Peserta perlombaan dalam segala bidang, antara lain perlombaan olahraga,seni,teknologi dan perlombaan lainya. b. Peserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan atau kunjungan kerja. c. Peserta kegiatan lainnya.

2.2.2.2. Subjek Pajak Orang Pribadi

Subjek pajak dapat dibedakan menjadi Mardiasmo : 136 : 1. Subjek pajak dalam negeri :  Orang Pribadi yang bertempat tinggal atau berada di Indonesia lebih dari 183 hari tidak harus berturut-turut dalam jangka waktu 12 bulan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.  Orang pribadi yang dalam satu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat bertempat tinggal di Indonesia. 2. Subjek pajak luar negeri :  Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12bulan.

2.2.2.3. Objek Pajak orang Pribadi

Penghasilan yang di potong PPh Pasal 21 Mardiasmo 2011 : 173: 1 Penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai tetap, baik berupa penghasilan yang bersifat teratur maupun tidak teratur. 2 Penghasilan yang di terima atau di peroleh penerima pensiun ecara teratur berupa uang pensiun atau peghasilan sejenisnya. 3 Penghasilan sehubungan dengan pemutusan hubungan kerja dan penghasilan sehubungan dengan pension yang di terima secara sekaligus berupa uang pesangon, uang manfaat pension, tunjangan hari tua atau jaminan hari tua, dan pembayaran lain sejenisnya. 4 Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas, berupa upah harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan atau upah yang dibayarkan secara bulanan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 5 Imbalan kepada bukan pegawai, antara lain berua honorarium, komisi, fee dan imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa daan kegiatanyang dilakukan . 6 Imbalan kepada peserta kegiatan antara lain berupa uang saku, uang representasi, uang rapat, honorarium, hadiah, atau penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apa pun, dan imbalan sejenisnya dengan nama apa pun. 7 Penerimaan dalam bentuk natura danatau kenikmatan lainnya dengan nama dan dalam bentuk apapun yang di berikan oleh : a. Bukan wajib pajak b. Wajib pajak yang dikenakan pajak penghasilan yang bersifat final. c. Wajib pajak yang dikenakan pajak penghasilan berdasarkan norma perhitungan khusus.

2.2.3. Pemahaman Wajib Pajak

2.2.3.1 Pengertian Pemahaman Wajib Pajak

Pemahaman berfungsi untuk membantu seseorang dalam memberikan maksud atau memahami situasi atau peristiwa baru, yang dalam hal ini adalah pajak yang selama ini dianggap menunggu mereka. Wajib pajak dikatakan paham terhadap pajak apabila setiap orang mengetahui segala permasalahan yang berhubungan dengan pajak, baik Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. mengenai asas-asasnya, macam-macam pajak yang berlaku, cara perhitungan dan tata cara pembayarannya, serta hak dan kewajibannya sebagai wajib pajak. Pemahaman mengenai perpajakan diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak di dalam memenuhi kewajiban perpajakan dan skaligus partisipasi masyarakat untuk pembangunan nasional. Ketidakpahaman terjadi apabila perkembangan intelektual dan moral masyarakat masih rendah atau sistem perpajakan yang sulit di pahami masyarakat Mardiasmo, 2009 : 8 2.2.4 Kesadaran Wajib Pajak 2.2.4.1 Pengertian Kesadaran Wajib pajak Menurut kamus besar bahasa Indonesia 2003 :487, kesadaran adalah tahu, keadaan mengerti dan merasa. Pengertian ini juga merupakan kesadaran diri seseorang maupun kelompok. Jadi kesadaran wajib pajak adalah sikap mengerti wajib pajak badan atau perorangan untuk memahami arti, fungsi, dan tujuan pembayaran pajak Hapsari,2010:24. Menurut Tunggal dalam Musyarofah 2008:35 Meningkatkan kesadaran wajib pajak untuk membayar pajak juga tergantung dari cara pemerintah memberikan penerangan dan pelayanan kepada masyarakat sebagai wajib pajak agar kesan dan pandangan yang keliru tentang arti dan fungsi pajak dapat dihilangkan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Umumnya masyarakat masih sinis dan kurang percaya terhadap keberadaan pajak karena masih merasa sama dengan upeti, memberatkan, pembayarannya sering mengalami kesulitan, ketidak mengertian masyarakat apa dan bagaimana pajak dan ribet menghitung dan melaporkannya. Namun masih ada upaya yang dapat dilakukan sehingga masyarakat sadar sepenuhnya untuk membayar pajak dan ini bukan sesuatu yang mustahil terjadi. Ketika masyarakat memiiki kesadaran maka membayar pajak akan dilakukan secara sukarela bukan keterpaksaan www.pajak.go.idmembangun-kesadaran-dan-kepedulian-sukarela- wajib-pajak.htm . Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kesadaran dalah rasa sadaringin yang dimiliki oleh wajib pajak secara ikhlas, suka rela tanpa paksaan dan dari dalam hati sendiri untuk melaporkan pajaknya baik pajak tahunan maupun masa. 2.2.5 Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi 2.2.5.1 Pengertian Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi Menurut Robbins 2003 : 123, persepsi didefinisikan sebagai suatu proses dimana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna pada lingkungan mereka. Rakhmat 1998 : 51 mendefinisikan persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang di peroleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Menurut Gerson 2004 : 24, setiap orang memiliki sifat individual, dan setiap orang akan memandang sesuatu secara berbeda dari orang lain, meskipun dalam situasi yang sama. Dengan kata lain, persepsi dari masing- masing orang itu bisa berbeda pada suatu hal tergantung pada pemahaman dan cara pandangnya. Persepsi wajib pajak mengenai petugas pajak adalah proses penginderaan kenyataan yang kemudian menghasilkan pemahaman dan cara pandang manusia terhadap petugas pajak, baik dalam hal pelayanan petugas pajak dan setelah adanya kasus perpajakan terkait dengan pelanggaran etika yang melibatkan petugas pajak.

2.2.6 Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi

Menurut Badudu dan zain 1994dalam kamus Bahasa Indonesia, Kepatuhan berarti tunduk atau patuh pada ajaran atau aturan. Kepatuhan merupakan variabel yang sulit dicari media pengukurannya. Adanya kepatuhan adalah karena ada peraturan atau prosedur yang harus dilaksanakan dengan baik. Keberhasilan penerimaan pajak adalah rasio tingkat kepatuhan pembayaran pajak oleh Wajib Pajak. Semakin tinggi tingkat kepatuhan wajib pajak, semakin tinggi pula tingkat keberhasilan penerimaan pajak, dan akan mengakibatkan semakin tinggi keberhasilan perpajakan. Agar kepatuhan memenuhi kewajiban perpajakan tersebut dapat berjalan dengan sempurna, harus ada kerjasama antara fiskus sebagai Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. pemungut pajak dan wajib pajak sebagai pembayar pajak, yang dimanifestasikan dalam pengisian SPT dan formulir-formulir pajak yang lainnya, yang digunakan oleh pembayaran pajak untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak yang terutang.

2.2.7 Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib

pajak Orang pribadi Wajib pajak patuh bukan berarti wajib pajak yang membayar pajak dalam nominal besar melainkan wajib pajak yang memahami, mengerti, sadar, dan mematuhi hak dan kewajibannya dalam bidang perpajakan. Pemahaman perpajakan sangat di perlukan oleh setiap wajib pajak karena dari pemahaman wajib pajak dapat merubah waib pajak menjadi sadar dan patuh untuk melaporkan pajaknya. Pemahaman berfungsi untuk membantu seseorang dalam memberikan maksud dan memahami situasi atau peristiwa baru yang dalam hal ini adalah pajak yang selama ini di anggap menunggu mereka.

2.2.8 Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Orang Terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak Orang Pribadi Kesadaran adalah rasa sadar ingin yang dimiliki oleh waib pajak secara ikhlas,sukarela tanpa paksaan dan dari dalam hati sendiri untuk melaporkan pajaknya baik pajak tahunan maupun masa. Pajak dilakukan berdasarkan undang-undang yang berarti bahwa pemungutan pajak sudah disepakati atau disetujui bersama antara pemerintah dengan rakyat,maka Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. sudah sewajarnya kalau masyarakat sadar akan kewajiban di bidang perpajakan Pranesti 2009:21 Wajib pajak patuh bukan berarti wajib pajak yang membayar pajak dalam nominal besar melainkan wajib pajak yang memahami,mengerti, sadar, dan mematuhi hak dan kewajibannya dalam bidang perpajakan. Kesadaran wajib pajak terhadap pelaporan SPT diharapkan dapat menigkatkan kepatuhan wajib pajak di dalam memenuhi kewajiban perpajakan dan sekaligus pertisipasi masyarakat untuk pembangunan nasional. 2.2.9 Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi Mengenai Petugas Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib pajak Orang Pribadi Menurut Zain, Mohammad 2005 :36, Petugas pajak yang berhubungan dengan masyarakat pembayar pajak, haruslah berkaliber tinggi, terlatih baik, bergaji baik dan bermoral tinggi. Sedangkan menurut Gibson et al 1997:144, Persepsi berperan dalam penerimaan rangsangan, mengaturnya dan menerjemahkan atau menginterpretasikan rangsangan yang sudah teraturitu untuk mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap, sedangkan yang dimaksud dengan sikap adalah perasaan positif atau negative atau keadaan mental yang selalu disiapkan, dipelajari dan diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh khusus kepada respon seseorang terhadap orang , obyek dan keadaan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Dengan kata lain perilaku seseorang akan dipengaruhi oleh persepsi orang tersebut Gibson, 1997:133. Oleh karena persepsi selalu diawali dengan pemahaman terhadap objek persepsi, maka konteks persepsi dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai aktualisasi sikap wajib pajak yag dicerminkan dari pelayanan petugas pajak dan setelah adanya kasus- kasus pajak yang terjadi belakangan ini. Hubungan antara perepsi wajib pajak mengenai petugas pajak dengan tingkat kepatuhan wajib pajak yakni pelayanan yang baik dari petugas pajak akan membuat wajib pajak bereaksi baik pula dalam melakukan kewajiban perpajakannya, sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak untuk melaporkan pajaknya.

2.3 Kerangka Pikir

Pemahaman,kesadaran dan persepsi wajib pajak orang pribadi merupakan hal yang berpengaruh dalam tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi, karena untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak orang pribadi, wajib pajak harus paham dan sadar tetang perpajakan. Sumber kerangka pemikiran adalah bahasa landasan teori yang dihubungkan dengan variabel penelitian dalam upaya untuk memecahkan masalah, sehingga untuk diagram kerangka pikir dapat digambarkan sebagai berikut : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Gambar 1 : Bagan Kerangka Pikir Uji Regresi Linier Berganda

2.4 Hipotesis

Berdasarkan dengan latar belakang, perumusan masalah, dan landasan teori yang digunakan, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian adalah sebagai berikut : H 1 :Pemahaman Wajib Pajak Orang Pribadi berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. H 2 :Kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Pemahaman Wajib Pajak Orang Pribadi X1 Kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi X2 Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi Mengenai Petugas Pajak X3 Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Y Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. H 3 :Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi mengenai petugas pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 28

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Deskripsi Obyek Penelitian

3.1.1. Gambaran Umum Kecamatan Gayungan Surabaya

Kecamatan Gayungan beralamat di Jl. Masjid Agung Timur No. 2 Surabaya dengan Luas wilayah 6,07 Km 2 . Dengan jumlah penduduk sebanyak 39.837 jiwa. Wilayah Kerja Kantor Kecamatan Gayungan secara geografis dapat dirinci sesuai dengan dengan pembagian wilayah administratif pemerintah tingkat kelurahan sebagai berikut : 1. Kelurahan Ketintang 2. Kelurahan Gayungan 3. Kelurahan Menanggal 4. Kelurahan Dukuh Menanggal

3.1.2 Responden

Wajib Pajak sering disingkat dengan sebutan WP adalah orang pribadi atau badan subjek pajak yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu. Wajib pajak bisa berupa wajib pajak orang pribadi atau wajib pajak badan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi

2 10 8

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PELAYANAN FISKUS, SANKSI WAJIB PAJAK, PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, Sanksi Wajib Pajak, Pemahaman Wajib Pajak, Dan Sikap Rasional Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Stu

0 8 16

Pengaruh Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.

1 5 22

PENGARUH PEMAHAMAN DAN PERSEPSI WAJIB PAJAK MENGENAI PETUGAS PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK UKM.

0 1 94

PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN, SANKSI PERPAJAKAN, KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PERSEPSI WAJIB PAJAK MENGENAI PETUGAS PAJAK TERHADAP KEPATUHAN PELAPORAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURABAYA WONOCOLO.

0 0 140

PENGARUH PERSEPSI WAJIB PAJAK MENGENAI PETUGAS PAJAK, KEPERCAYAAN WAJIB PAJAK DAN KEPUASAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi Kasus pada KPP Pratama Surabaya Simokerto).

0 2 93

PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN, SANKSI PERPAJAKAN, KESADARAN WAJIB PAJAK DAN PERSEPSI WAJIB PAJAK MENGENAI PETUGAS PAJAK TERHADAP KEPATUHAN PELAPORAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURABAYA WONOCOLO

0 0 20

PENGARUH PEMAHAMAN DAN PERSEPSI WAJIB PAJAK MENGENAI PETUGAS PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK UKM SKRIPSI

0 0 28

PENGARUH PEMAHAMAN, KESADARAN DAN PERSEPSI WAJIB PAJAK MENGENAI PETUGAS PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KECAMATAN GAYUNGAN-SURABAYA

0 0 22

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, DAN SIKAP WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK UMKM DI KECAMATAN SAWAHAN SURABAYA

0 0 15