Indonesia berseru.. Tinggalkan jabatanmu..
Sebuah cerita kisah yang nyata.. Seorang koruptor..koruptor Indonesia..
Hentikan Cepat Nurdin Ali.. Cepat hentikan..
Korupsi, Politisasi, Eksploitasi, Manipulasi.. Hentikan Cepat Nurdin Ali..
Cepat Hentikan.. Korupsi, Politisasi, Eksploitasi, Manipulasi..
Hentikan Cepat Nurdin Ali.. Korupsi, Politisasi, Eksploitasi, Manipulasi..
SUDAHLAH NURDIN...
4.2 Penyajian Data
Data yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa lirik lagu “Syair Nurdin Ali”, yaitu lagu yang diciptakan dan dipopulerkan oleh Sayyidin
band. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap syair Nurdin Ali yang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
diciptakan dan dipopulerkan oleh Sayyidin Band hasil pengamatan tersebut kemudian akan diinterprasikan dan disajikan representasinya. Setelah itu baru
diketahui apa pesan yang terkandung didalamnya. Lirik lagu “Syair Nurdin Ali” selanjutnya akan dibahas berdasarkan landasan teori dari Roland Barthes, untuk
mengetahui pengungkapan representasi. Tanda-tanda berupa tulisan, terdiri dari kata-kata tersebut akan dipenggal-
penggal terlebih dahulu menjadi beberapa leksia satuan bacaan yang berupa kata, berupa kalimat, sebuah paragraph, atau beberapa paragraf untuk
dikategorikan ke dalam kode Barthes sehingga dapat diketahui bagaimana representasi kebencian
Kebencian merupakan sebuah emosi yang kuat dan melambangkan ketidaksukaan, permusuhan, atau antipati untuk seseorang, sebuah hal, barang,
atau fenomena. Dalam ilmu psikologi, Dr. Sigmund Freud mendefinisikan benci sebagai pernyataan ego ke-akuan yang ingin menghancurkan sumber-sumber
ketidakbahagiaannya Saiffudin Azwar,61:2010. Kebencian juga bisa didefinisikan sebagai emosi yang dalam dan bertahan kuat, yang mengekspresikan
permusuhan dan kemarahan terhadap seseorang, kelompok, atau objek tertentu. Definisi tanda dari Roland Barthes adalah berdasarkan unsur penanda
signifier, petanda signifield yang diantara hubungan tersebut terdapat dua tahap yang disebut tataran pertama dan tataran kedua. Pada tataran pertama
berupa realitas atau kenyataan dan juga tanda yang ada dalam masyarakat. Barthes menyebut tataran ini sebagai denotasi. Kemudian pada tataran kedua merupakan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
suatu pencerminan kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat atau disebut Barthes sebagai konotasi.
4.3 Analisis dan Interpretasi Data.