Prosedur Kerja METODE PENELITIAN
44
5. Tahap Pelaksanaan
a. Pemberian ekstrak biji pepaya
Ekstrak biji pepaya diberikan secara oral pada tikus perlakuan sesuai dosisnya masing-masing dan diberikan setiap 1 hari sekali sebelum makan
pada pagi menjelang siang hari selama 21 hari. b.
Pemeliharaan dengan pemberian pakan pellet AD 1 secara rutin. c.
Ulas vagina dilakukan pada awal sebelum pemberian ekstrak dan setelah selesai
pemeberian ekstrak pada hari ke-22 untuk mengetahui siklus estrusnya. Salah satu cara untuk mengetahui siklus estrus tikus putih betina dengan cara ulas
vagina, adapun prosedur pembuatan ulas vagina adalah gelas benda dibersihkan dengan alkohol 70. Cotton bud dicelupkan ke dalam NaCl
fisiologis, kemudian dimasukkan ke dalam vagina tikus sedalam 1 cm kemudian diputar secara merata dan perlahan-lahan sehingga diperoleh
jaringan mukosa vagina. Cotton bud yang mengandung mukosa vagina selanjutnya dioleskan di atas gelas obyek sambil diputar sehingga diperoleh
olesan yang merata. Gelas obyek kemudian dikering anginkan di udara kemudian difiksasi dengan methanol 70 selama 15 menit. Sediaan dicuci
dengan air mengalir dan dikeringkan pada suhu kamar. Sediaan ulas vagina kemudian ditetesi dengan cat gymsa selama 5 menit dan dicuci dengan air
mengalir kemudian diamati di bawah mikroskop. Penentuan fase siklus estrus dilakukan berdasarkan keberadaan jumlah sel-sel epitelnya.
45
d. Pengamatan jumlah sel darah merah dan putih
pengambilan sel darah dari tikus tersebut dengan meggunakan pipa hematokrit,
di bagian vena orbitalis sebanyak 1 ml, dan meletakkan di atas hemositometer
kemudian meneteskan dengan dengan Hayem untuk mengecek jumlah eritrosit dan meneteskan dengan Turk untuk mengecek jumlah lekosit
tikus putih.
1 Penghitungan Jumlah Eritrosit dan Lekosit
Cara penghitungan jumlah eritrosit dan lekosit dengan cara sampling sebagai berikut Nurcahyo, 2003: 31,38.
a Mengambil darah yang ada dalam mikrotube dengan pipet khusus sampai
tanda 0,5 kemudian membersihkan ujung pipet dengan kertas tissue. Hisap reagent hayem sampai tanda 101 jangan sampai ada gelembung udara,
kemudian pipet digoyangkan perlahan sampai homogen. b
Menyiapkan bilik hitung haemacytometer. c
Dua tetes pertama larutan darah dalam pipet tersebut dibuang terlebih dahulu, lalu meneteskan dalam pipet ke haemacytometer yang telah
diletakkan gelas penutup di atasnya lewat tepi sampai merata. d
Darah yang sudah ada dalam haemacytometer diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran lensa objektif 100x dilihat pada layar
monitor. e
Jumlah sel darah merah yang terhitung dimasukkan dalam rumus sebagai berikut:
46
Keterangan: Angka 10 berasal dari dalamnya pipet 0,1 mm dijadikan 1 mm 10 kali
Angka 5 berasal dari 15 dari 1 mm3 25 kotak Angka 200 berasal dari pengenceran 200 kali 0,5 menjadi 101
Penghitungan sel darah putih, sama halnya dengan langkah kerja pada penghitungan sel darah merah. Reagent yang digunakan adalah reagent turk
dan pipet khusus yang digunakan bertanda khusus 11. Perhitungan dilakukan pada 5 kotak besar haemocytometer dan jumlahnya dihitung denganrumus:
Keterangan: Jumah SDP a
Jumlah rata-rata kotak b Angka 20 berasal dari pengenceran 0,5 menjadi 11 20 kali
Angka 10 berasal dari kedalaman parit 0,1 mm menjadi 1 mm Angka 4 berasal dari kotakan mestinya hanya 1 kamar
e. Melakukan pembedahan dan pembuatan preparat
Pembedahan dan pembuatan preparat organ uterus yang di dalamnya mencakup kelenjar endometrium, dan pembuatan preparat eritrosit dan
lekosit. f.
Pembuatan preparat histologi. Pembedahan dilakukan terhadap tikus pada hari ke 22 pada saat fase
estrus kemudian pengambilan organ uterus, kemudian direndam dalam Jumlah SDM = SDM yang dihitung x 10 x 5 x 200 mm3
Jumlah SDP = ax20x104 mm3
47
formalin 10 . Pembuatan preparat dilakukan di Fakultas Kedokteran UGM
dengan cara kerja sebagai berikut:
1 Fixation
yang telah dilabeli dimasukkan kedalam fixative, yaitu formalin 10. 2
Trimming Triming adalah tahapan yang dilakukan setelah proses fiksasi dengan
melakukan pemotongan tipis jaringan setebal kurang lebih 4 mm. 3
Dehydration Pengeringan Dehidrasi jaringan dimaksudkan untuk mengeluarkan air yang
terkandung dalam jaringan, dengan meggunakan cairan dehidran yaitu alkohol secara bertingkat dengan waktu yang tertentu yaitu
a Alkohol 80, dilakukan 2 jam perendaman
b Alkohol 96, dilakukan 2 jam perendaman
c Alkohol 96, dilakukan 1 jam perendaman
d Alkohol absolut, dilakukan 1 jam perendaman
e Alkohol absolut, dilakukan 1 jam perendaman
f Alkohol absolut, dilakukan 1 jam perendaman
4 Clearing Penjernihan
Proses ini bertujuan untuk menghilangkan alkohol, agar parafin dapat masuk ke dalam jaringan. Agen penjernihan adalah Xylol dengan cara
bertahap yaitu : a
Xylol, dilakukan 1 jam perendaman b
Xylol, dilakukan 1 jam perendaman
48
c Xylol, dilakukan 1 jam perendaman
5 Parafination
Proses infiltrasi dilakukan didalam oven incubactor dengan perbandingan xilol : paraffin = 1:1 selama 120 menit pada suhu 60
C. Pemberian paraffin murni dilakukan selanjutnya pada suhu 60
C selama 120 menit kemudian dilanjutkan pemberian paraffin murni pada suhu 60
C selama 120 menit.
6 Embeddingi Penanaman
Jaringan berada pada parafin kemudian dilekatkan pada balok kayu ukuran 3x3 cm atau embedding cassette. Fungsi dari balok kayu atau
embedding cassette adalah untuk pemegang pada saat blok dipotong dengan
mikrotom. 7
Sectioning pemotongan menggunakan mikrotom a
Blok parafin yang telah berisi jaringan, diiris menggunakan scalpel
sehingga bagian yang akan diiris dengan pisau mikrotom berbentuk segiempat teratur. Preparat diletak ditengah, kira-kira 3-5
mm dari tepinya. b
Meletakkan blok parafin pada holder kayu. c
Memasang holder dengan blok paraffin pada rotary mikrotom yang direkatkan.
d Menyiapkan tempat coupes atau pita preparat dan kuas kecil untuk
mengambil coupes dari pisau mikrotom.
49
e Mengatur tebal tipisnya coupes dengan mengatur pada pengaturan di
mikrotom. f
Memasukkan preparat ke dalam nampan yang berisi air hangat. Hal tersebut dilakukan agar coupes dapat merentang dan jaringan tidak
melipat. g
Menempelkan coupes pada gelas benda pada proses affixing yang sebelumnya telah diolesi oleh putih telur atau albumin.
8 Affixing
a Meletakkan sejumlah coupes irisan tengah pita preparat pada kaca
benda yang telah diberi perekat dengan gliserin dan albumin. b
Memindahkan kaca-kaca gelas benda yang berisi coupes tersebut keatas hot plate
dengan suhu 40-45°C, adanya kelebihan air dihisap dengan menggunakan pipetkertas saring, dan mengarur letak coupes dengan
parafinnya direntangkan. 9
Pewarnaan menggunakan Hematoxylin-Eosin a
Mencelupkan kaca benda yang telah ditempeli coupes ke dalam xylol secara berulang yaitu :
Xylol I selama 5 menit
Xylol II selama 5 menit
Xylol III selama 5 menit
b Melakukan dehidrasi berulang yakni:
Alkohol absolut I selama 5 menit Alkohol absolut II selama 5 menit
50
c Mencelupkan coupes kedalam aquadest selama 1 menit
d Mencelupkan kedalam Harris-Hematoxyilin selama 20 menit
e Mencelupkan coupes kedalam aquadest selama 1 menit
f Mencelupkan coupes kedalam acid alkohol sebanyak 2-3 celupan
g Mencelupkan coupes kedalam aquadest selama 1 menit
h Mencelupkan coupes kedalam aquadest selama 15 menit
i Kemudian mencelupkan kedalam Eosin selama 2 menit
j Melakukan dehidrasi berulang lagi yakni:
Alkohol 96 I selama 3 menit Alkohol 96 I selama 3 menit
Alkohol absolut III selama 3 menit Alkohol absolut IV selama 3 menit
k Mecelupkan kedalam Xylol yaitu :
Xylol IV selama 5 menit
Xylol V selama 5 menit
l Memounting dengan permount.
g. Pengamatan struktur histologik
Preparat yang telah dibuat di amati dan dihidung dengan cara sampling dibawah mikroskop per satuan lapang pandang pada struktur
penampang melintang uterus dengan perbesaran objektif 10x dilihat pada layar monitor dan diamati seluruh lapang pandang preparat histologik
kelenjar endometrium, kemudian dibandingkan antara preparat perlakuan dan kontrol. Pengambilan gambar preparat menggunakan optilab.
51