HASIL HASIL DAN PEMBAHASAN
55
Tabel 5. Hasil Uji Kruskal wallis Pengaruh Pemberian Ekstrak Biji Pepaya terhadap Jumlah Kelenjar Endometrium Uterus Tikus Putih Betina
Per Satuan Lapang Pandang dengan Perbesaran Lensa Objektif 10x Dilihat pada Layar Monitor Sebelah Kanan.
Jumlah kelenjar kanan Chi-Square
1.907 df
3 Asymp. Sig.
.592 a. Kruskal wallis Test
b. Grouping Variable: dosis Tabel 6. Hasil Uji Kruskal wallis Pengaruh Pemberian Ekstrak Biji Pepaya
terhadap Jumlah Kelenjar Endometrium Uterus Tikus Putih Betina Per Satuan Lapang Pandang dengan Perbesaran Lensa Objektif 10x
Dilihat pada Layar Monitor Sebelah Kiri.
Jumlah kelenjar kiri Chi-Square
6.510 df
3 Asymp. Sig.
.089 a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: dosis Berdasarkan hasil uji Kruskal wallis pada tabel 5, didapatkan hasil
bahwa nilai Chi-Square sebesar 1.907 dan nilai derajat kebebasan adalah 3, sedangkan nilai signifikansinya sebesar 0.592, sedangkan untuk tabel 6 nilai
signifikansinya sebesar 0.089. Data tersebut menunjukkan bahwa kedua nilai signifikansinya lebih besar dari taraf signifikansi 0.05 P0.05. Hal ini
menunjukkan bahwa pemberian ekstrak biji pepaya tidak memberikan
56
pengaruh yang nyata terhadap jumlah kelenjar endometrium tikus putih betina.
2. Hasil Uji Definitif Jumlah Eritrosit dan Lekosit Tikus Putih Betina 1ml
Tikus Tabel 7 di bawah menunjukkan jumlah eritrosit dan lekosit yang
diambil dari 20 ekor tikus putih betina yang diberikan ekstrak biji pepaya dengan dosis 0 mg, 300 mg, 350 mg, dan 400 mgtikushari.
Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan One Way Anova untuk
mengetahui pengaruh pemberian ekstrak biji pepaya terhadap jumlah eritrosit dan lekosit
tikus putih. jika terdapat beda nyata taraf signifikan ≤ 0,05 , maka perlu dilakukan uji lanjut menggunakan analisis
Duncan’s Multiple Range Test
DMRT dengan SPSS untuk mengetahui beda nyata jumlah eritrosit dari adanya perlakuan pemberian ekstrak biji pepaya dengan taraf uji
5 .
57
Tabel 7. Rata-Rata Jumlah Eritrosit Dan Lekosit Tikus Putih Betina 1mltikus Sesudah Pemberian Ekstrak Biji Pepaya.
Variabel Ulangan
Rata-Rata Jumlah Eritrosit mm
3
Dan Lekosit mm
3
Tikus Putih
kontrol 0 mg
Perlakuan 1 300
mgtikushari Perlakuan 2
350 mgtikushari
Perlakuan 3 400
mgtikushari Eritrosit
ml 1merah
6.710.000 5.580.000
5.930.000 5.740.000
2 hijau 5.300.000
5.520.000 5.930.000
6.560.000 3 merah
2
3.870.000 5.860.000
5.930.000 5.900.000
4hijau
2
6.430.000 5.810.000
5.930.000 6.420.000
5 M-H 5.080.000
5.590.000 5.930.000
6.330.000 Rerata
5.478.000 5.672.000
6.050.000 6.190.000
Lekosit ml
1merah 7.200
8.200 10.400
11.250 2 hijau
8.600 7.550
9.250 15.200
3 merah
2
8.900 7.900
7.350 10.350
4hijau
2
10.900 12.250
9.800 14.600
5 M-H 8.000
8.450 10.450
14.850 Rerata
8.720 8.870
9.450 13.250
a. Eritrosit
Jumlah eritrosit merupakan salah satu parameter yang penting untuk menilai kesehatan, karena perannya yang sangat besar untuk mengangkut O2
ke seluruh tubuh. Sirkulasi darah menggambarkan mekanisme dasar dibawanya zat kimia ke seluruh tubuh. Muhamad, 2008: 6.
Tabel 8. Data Hasil Analisis Jumlah Eritrosit Tikus Putih Dengan Analisis One Way Anova.
Jumlah ERITROSIT
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Between Groups
1.628E12 3
5.427E11 1.268
.319 Within Groups
6.850E12 16
4.281E11 Total
8.478E12 19
58
Dari hasil analis One Way Anova di atas, dapat dibaca bahwa tidak terdapat pengaruh yang nyata dari pemberian berbagai dosis ekstrak biji
pepaya yang diberikan kepada tikus putih terhadap jumlah eritrosit, Ha ditolak dengan nilai signifikan 0,319. Nilai ini lebih besar bila dibandingkan
dengan batas nilai kritis yaitu 0,05. Meskipun hasil uji One Way Anova menyatakan demikian, tetapi jika
dilihat dari diagram, rata-rata jumlah eritrosit menunjukkan hasil yang berbeda. Jumlah eritrosit cenderung mengalami kenaikan dari tiap-tiap
perlakuan. Diagram tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Gambar 11. Grafik Pengaruh Pemberian Ekstrak Biji Pepaya Terhadap Jumlah Eritrosit Tikus Putih.
5,478,000 5,672,000
6,050,000 6,190,000
5,000,000 5,200,000
5,400,000 5,600,000
5,800,000 6,000,000
6,200,000 6,400,000
Kontrol P1
P2 P3
Perlakuan
Jumlah Eritrosit Tikus putih mm3
59
Keterangan : 0 mg
: kelompok kontrol tanpa diberi ekstrak biji pepaya 300 mg
: kelompok 1 dengan di berikan ekstrak bijii pepaya sebanyak 300 mg 1,5 ml ekstrak encer biji pepaya
200 mg : kelompok 2 dengan di berikan ekstrak bijii pepaya
sebanyak 350 mg 1,75 ml ekstrak encer biji pepaya
300 mg : kelompok 3 dengan di berikan ekstrak bijii pepaya
sebanyak 400 mg 2 ml ekstrak encer biji pepaya
Pengambilan sampel darah dilakukan setelah tikus putih mendapat perlakuan selama 21 hari. Darah diambil melalui mata tikus dengan alat pipa
Hematokrit . Tikus dibagi dalam 4 kandang, di mana kandang kontrol, yaitu
tikus tidak di beri ekstrak, kandang 1 tikus diberi ekstrak biji pepaya dengan dosis 300 mgtikushari, kandang 2 tikus diberi ekstrak biji pepaya dengan
dosis 350 mgtikushari dan kandang 3 tikus diberi ekstrak biji pepaya dengan dosis 400 mgtikushari. Grafik yang disajikan di atas, dapat
disimpulkan bawa pemberian ekstrak biji pepaya dengan dosis yang berbeda, berpengaruh terhadap jumlah eritrosit tikus putih. Tabel di atas terlihat bahwa
terus terjadi kenaikan pada tiap perlakuan. kelompok kontrol jumlah eritrosit tikus berada pada kadar yang masih normal, yaitu 5.478.000mm3
namun angka ini adalah angka yang paling rendah diantara angka perlakuan lainnya, pada perlakuan 1, jumlah eritrosit mengalami peningkatan menjadi
5.672.000mm3. Perlakuan 2 yaitu 6.050.000mm3 sel darah merah, sedangkan jumlah eritrosit pada perlakuan 3 memiliki jumlah eritrosit yang
tertinggi diantarakelompok perlakuan lainnya, yaitu hingga mencapai 6.190.000mm3.
60
a. Lekosit
Tabel 9. Data Hasil Analisis Jumlah Lekosit Tikus Putih Dengan Analisis One Way Anova.
Jumlah LEKOSIT
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Between Groups
6.880E7 3
2.293E7 7.423
.002 Within Groups
4.943E7 16 3089437.500
Total 1.182E8
19
Tabel di atas menunjukkan hasil analisis One Way Anova terhadap jumlah lekosit tikus putih yang diberi ekstrak biji pepaya dengan dosis 0,
300, 350 dan 400 mg150BB tikushari, Ha diterima dengan nilai signifikan yang tertera adalah 0,002 yang artinya lebih rendahlebih kecil dari nilai
standar signifikan yaitu 0,05. Hal tersebut terdapat pengaruh yang nyata dari pemberian ekstrak biji pepaya terhadap jumlah lekosit tikus putih. Oleh
karena adanya pengaruh yang nyata dari pemberian ekstrak biji pepaya, maka perlu dilakukan uji lanjut
Duncan’s Multiple Range Test DMRT untuk mengetahui nilai beda nyata dari perlakuan.
Tabel 10. Hasil uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test DMRT Lekosit
Tikus Putih Dengan Pemberian Ekstrak Biji Pepaya.
Keterangan : Notasi huruf yang bertaunan berarti signifikan. PerlakuanDosis
N Subset for alpha = 0.05
Notasi 1
2 Ducan
a
Kontrol a 5
8720.0000 A,D
300 b 5
8870.0000 B,D
350 c 5
9450.0000 C,D
400 d 5
13250.0000 D,A,B,C Sig.
.543 1.000
61
Tabel 10 merupakan analisis uji lanjut analisis Duncan’s Multiple
Range Test DMRT setelah dilakukan analisis One Way Anova yang terdapat
beda nyata p≤0,05. Nilai signifikan kelompok perlakuan menunjukkan ≤0,05, yaitu dengan nilai signifikasi 0,002 maka dapat disimpulkan bahwa
pada tingkat kepercayaan 95 pemberian ekstrak biji pepaya dengan dosis yang berbeda memberikan efek yang signifikan terhadap jumlah lekosit tikus
putih dengan dosis yang berbeda. Dapat dilihat bahwa kelompok perlakuan 3 400 mgtikushari signifikan dengan semua perlakuan kontrol, perlakuan 1,
dan perlakuan 2. Antara kelompok kontrol, perlakuan 1 dan perlakuan 2 tidak saling signifikan.
Gambar 12. Grafik Pengaruh Pemberian Ekstrak Biji Pepaya Terhadap Jumlah Lekosit Tikus Putih.
8,720 8,870
9,450 13,250
2,000 4,000
6,000 8,000
10,000 12,000
14,000
Kontrol P1
P2 P3
Perlakuan
Jumlah Leukosit mm
62
Keterangan : 0 mg
: kelompok kontrol tanpa diberi ekstrak biji pepaya 100 mg
: kelompok 1 dengan di berikan ekstrak bijii pepaya sebanyak 300 mg 0,5 ml ekstrak encer biji pepaya
200 mg : kelompok 2 dengan di berikan ekstrak bijii pepaya
sebanyak 350 mg 1 ml ekstrak encer biji pepaya 300 mg
: kelompok 3 dengan di berikan ekstrak bijii pepaya sebanyak 400 mg 1 ½ ml ekstrak encer biji pepaya
Gambar di atas, dapat disimpulkan bahwa ekstrak biji pepaya yang diberikan selama 21 hari kepada tikus putih memberikan respon yang
berbeda-beda terhadap jumlah lekositnya. Kelompok kontrol jumlah lekosit mencapai rerata 8.720mm3. Perlakuan 1 tikus diberi ekstrak biji pepaya
dengan dosis 300 mgtikushari, jumlah lekosit tikus mengalami kenaikan hingga 8.870mm3. Pemberian dosis ekstrak biji pepaya dengan dosis 350
mgtikushari perlakuan 2 mengalami peningkatankenaikan yaitu mencapai rerata 9.450mm
3
dan dosis 400 mgtikushari perlakuan 3 mengalami peningkatan yang cukup tinggi dari pada perlakuan sebelumnya, yaitu
menjadi 13.250mm3. Kelompok perlakuan 3 ini termasuk jumlah lekosit yang tertinggi diantara kelompok lainnya.
3. Hasil Ulas Vagina
Periode estrus merupakan periode birahi dan kopulasi dimungkinkan hanya pada saat ini. Setiap siklusnya berlangsung selama 12 jam Yatim,
1982: 104. Estrus merupakan fase yang terpenting dalam siklus estrus, karena dalam fase ini hewan betina menunjukkan perilaku mau menerima
hewan jantan untuk melakukan kopulasi. Foto hasil dari gambaran ulas
63
vagina dengan melakukan pengamatan menggunakan mikroskop, pada fase ini ditandai dengan ditemukannya banyak sel-sel epitel yang menanduk.
Gambar 13. Ulas Vagina Fase Estrus. A; epitel bertanduk Dellman dan Brown, 1992: 524.
4. Gambaran Struktur Histologik Uterus Tikus Putih Betina
Hasil gambaran histologik dari uterus tikus putih betina dengan melakukan pengamatan menggunakan mikroskop dengan perbesaran lensa
objektif 4x. Struktur histologik uterus tikus putih betina dapat dilihat pada gambar dibawah ini, sebagai berikut:
A
64
Gambar 14. Mikrofotograf Uterus Tikus Putih Betina per satuan lapang pandang dengan perbesaran lensa objektif 4x dilihat pada layar monitor
Sesudah Pemberian Perlakuan Ekstrak Bij pepaya. A. Lumen, B. Kelenjar endometrium, C.Endometrium, D. Miometrium, E. Perimetrium.
Foto hasil pengamatan tersebut struktur histologik dari uterus tersusun atas tiga lapisan. Lapisan paling dalam adalah lapisan perimetrium e atau
tunika serosa, terdiri dari jaringan ikat yang longgar yang dibalut dengan mesotel atau peritoneum, kemudian lapisan tengah miometrium d terdiri
dari lapis otot dalam yang tebal umumnya tersusun secara melingkar, dan lapis luar dapat memanjang terdiri dari sel-sel otot polos. Lapisan yang
paling luar adalah lapisan endometrium c, lapisan ini diakhiri oleh epitel kolumnar yang bersinggungan langsung dengan lumen uterus. Di bagian
lapisan endometrium terdapat banyak kelenjar endometrium.
A C
D E
B
65