41
c. Jenis tikus galur Wistar d. Ukuran kandang
H. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Tikus putih Rattus norvegicus betina galur Wistar yang belum
pernah bunting. 2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah 8 ekor tikus untuk uji pendahuluan pada bulan November 2016, dan 20 ekor untuk uji definitif pada bulan
Januari 2017 tikus putih Rattus norvegicus galur Wistar betina usia 8-10 minggu dengan berat 150-250 gram dan belum pernah bunting yang diberi
perlakuan ekstrak biji pepaya. Tikus ini didapatkan dibeli di LPPT UGM.
I. Alat dan Bahan Penelitian
1. Alat yang digunakan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kandang tikus, tempat pakan dan minum, alat suntik dan sonde, oven, botol flakon, Timbangan
makro dan mikro, Sarung tangan, kertas label, gunting, gelas benda, cover glass, mikroskop transmisi, pinset, petri, alat tulis, kuas, bak parafin, cutton
buds, mikroskop, alat bedah, gelas benda, alat pengekstrak, alat-alat
pembuatan preparat.
42
2. Bahan yang digunakan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa: alkohol, tikus putih betina, pakan dan minum tikus, ekstrak biji pepaya, sabun antiseptik,
aquades, etanol 96, NaCl, latutan hayem, larutan turk, formalin, methanol, kloroform, xylol, larutan hematoxylin, larutan eosin, garam fisiologi, gliserin.
J. Prosedur Kerja
1. Tahap Persiapan
a. Menyiapkan tikus putih sebanyak 8 ekor untuk uji pendahuluan dan 20
ekor tikus putih untuk pengambilan data dengan bobot dan umur yang sama berat badan rata-rata 150-250 gr dan umur 2 bulan.
b. Menyiapkan kandang tikus sebanyak 4 kandang.
c. Melakukan ektraksi biji pepaya di Farmasi UGM unit II.
d. Menyiapkan ekstrak bij pepaya
2. Pembuatan Ekstrak Biji Pepaya Dengan Teknik Maserasi
Simplisia kering dari biji pepaya dihancurkan, kemudian massa yang telah halus dimasukkan kedalam maserator dan dituangi dengan etanol 96
sampai terdapat selapis cairan penyari di atas simplisia. Proses maserasi yang dilakukan dengan cara perendaman dibiarkan selama 24 jam. Cairan hasil
ditampung dan sisa ampas simplisia direndam kembali dengan etanol 96 dan dibiarkan selama 24 jam. Cairan hasil maserasi ditampung kembali dan
dilakukan meserasi kembali pada sisa simplisia hingga didapat tiga cairan hasil maserasi dari simpliasia. Seluruh hasil maserasi tersebut dievaporasi