Evaluasi Pendampingan Korban KDRT berbasis Perspektif
76 akan dituliskan pada buku pengembangan kasus Rifka Annisa.
setelah selesai sesi konseling, klien diminta untuk mengisi formulir evaluasi layanan.
2.
Outreach Penjangkauan Kasus
Kegiatan ini biasanya dilakukan ketika ada terdapat kasus yang korbannya tidak mampu menjangkau layanan Rifka Annisa
dikantor dengan berbagai situasi seperti keamanan dan kemampuan ekonomi korban untuk menjangkau kantor Rifka
Annisa. Pendampingan yang diberikan tidak hanya bagi korban saja tetapi juga bagi keluarga korban, baik secara psikologis
maupun hukum. Adapun kasus yang harus dijangkau melalui outreach adalah
kasus yang membutuhkan penanganan segera, berkaitan dengan keselamatan korban, seperti:
a. Korban mendapat kekerasan fisik yang membutuhkan
pemeriksaan segera. b.
Korban mendapat ancaman yang akan mengancam keselamatan jiwanya.
c. Korban melarikan diri dan tidak memiliki tempat aman.
d. Korban tidak mampu mengakses layanan Rifka Annisa
karena alasan keselamatan, jarak dan keterbatasan akomodasi.
77 e.
Korban yang akan dijangkau melalui outreach diketahui melalui informasi yang diperoleh dari: masyarakat, polisi,
lembaga lain, atau korban itu sendiri. f.
Pendamping akan melakukan intervensi krisis kepada korban yang dijangkau sesuai dengan kebutuhan.
g. Kegiatan outreach ini kemudian diregistrasi dalam
buku registrasi outreach. 3.
Hotline
Merupakan kegiatan konseling yang dilakukan melalui telepon kantor Rifka Annisa. Terdapat dua jenis hotline yang
dapat dihubungi yaitu: Melalui hotline kantor di 0274 55 33333
Melalui hotline keadaan darurat di 0274 7431298 yang tersedia 24 jam.
Konseling telepon akan diregistrasi dalam buku telepon, konseling telepon lanjutan akan dicatat perkembangannya dalam
buku perkembangan kasus. 4.
Emergency Call
Kegiatan konseling melalui mobile number nomor pribadi pendamping yang didapat diakses dalam situasi darurat ataupun
saat korban ingin mengakses layanan konseling diluar jam kantor.
5.
Elektronik mail atau Email
78 Rifka Annisa menyediakan email untuk korban yang ingin
melakukan konsultasi melalui email. Email saat ini banyak menjadi pilihan karena sebagian masyarakat sudah terbiasa
dengan internet. Konseling melalui email dapat di akses melalui rifkaindosat.net.id
dan konsultasirifka.or.id
. Setiap kegiatan konseling melalui email harus teregistrasi dalam buku register
email. 6.
Website
Rifka Annisa juga menyediakan layanan konsultasi melalui website yang dapat diakses melalui
www.rifka-annisa.or.id dalam kolom konsultasi.
7.
Surat
Meski saat ini surat tidak lagi populer digunakan, namun masih ada beberapa masyarakat yang memilih menggunakan
media ini untuk berkonsultasi. Konseling melalui surat dapat dikirimkan ke kantor Rifka Annisa yang beralamat di Jl. Jambon
IV Kompleks Jatimulyo Indah. Kegiatan konseling melalui surat ini harus juga diregistrasi dalam buku registrasi surat.
8. Monitoring
Kegiatan monitoring
bertujuan untuk
memantau perkembangan dan perubahan perilaku korban. Aktivitas
monitoring dilakukan terhadap klien yang telah selesai proses hukumnya dan juga diberlakukan bagi klien yang telah lama
79 tidak ada perkembangan kasusnya. Bentuk kegiatan monitoring
ini dapat berupa kunjungan ke rumah korbanklien atau dilakukan melalui telepon.
Berbagai macam model pendampingan yang dilakukan Rifka Annisa terhadap korban KDRT semata-mata bertujuan untuk
memudahkan klien dalam melakukan konseling. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh ib
u “In” bahwa: “ada banyak kegiatan yang kita lakukan dalam melakukan
pendampingan konseling, tergantung kemampuan dan kebutuhan korban. Misalnya saja korban tidak bisa menjangkau kantor Rifka
Annisa, maka kita akan melakukan outreach dengan mendatangi rumah korban atau misalnya kalau korban tidak diperbolehkan
keluarga atau suami untuk datang ke kantor dia bisa melakukan
konseling via telepon..” Ungkapan senada juga diungkapkan oleh “Ar” dari divisi
pengorganisasian masyarakat yang bekerja sama dengan divisi pendampingan jika diperlukan bahwa:
“...seringkali kita bekerja sama dengan divisi pendampingan untuk menjangkau klien-klien yang tidak bisa datang kekantor karena
rumahnya diplosok misalnya. Karena kalau di pendampingan sendiri ada istilahnya outreach, outreach itu jemput bola ya. Jadi
kami yang mendatangi, biasanya itu karena rumahnya sangat jauh sehingga tidak memungkinkan datang kesini, atau rumahnya dekat
sini tapi susah untuk kesini. Sebenernya prinsip utamanya pemberdayaan, disini maksudnya agar klien itu mandiri tidak
tergantung sama kita sehingga memang sebenarnya klien-klien tersebut kita dorong untuk datang kesini sendiri, tapi karena
pertimbangan tertentu seperti yang saya sampaikan kan tidak semua klien bisa mengakses kesini dengan mudah, sehingga atas
beberapa pertimbangan kita yang mendatangi.
Berdasarkan hasil wawancara diatas, pelaksanaan kegiatan pendampingan memang tidak hanya dilakukan di kantor melainkan
80 disesuaikan dengan kebutuhan dari klien tersebut. Seluruh bentuk
kegiatan tersebut dilakukan semata-mata bertujuan memudahkan korban dalam melakukan pendampingan. Kegiatan pendampingan
dalam memberdayakan korban KDRT tersebut supaya korban dapat menentukan jalan hidupnya dalam setiap pengambilan keputusan,
memotivasi korban supaya memiliki keberanian dan cenderung tidak menyalahkan diri sendiri.