Pemberdayaan Perempuan Pemberdayaan Perempuan

17 orang yang didampingi menemukan solusi dari masalahnya. Memberikan pengertian apa sedang dialami dirinya dan dengan cara penyelesaian yang sesuai untuk membantu permasalahannya serta memberikan dorongan serta menjadikan orang yang didampingi lebih berdaya dalam hal pengetahuan.

b. Bentuk – Bentuk Peran Pendamping

Menurut Depsos 2007:13 dalam penanganannya peranan pendamping sangatlah dibutuhkan. Peran yang dimiliki harus mencerminkan prinsip metode pekerjaan sosial. Adapun berbagai peranan yang dapat ditampilkan oleh para pendamping antara lain : 1 Pembela advocator Pendamping melakukan pembelaan pada penerima manfaat yang mendapatkan perlakuan tidak adil. Pendamping sebagai pembela pada dasarnya berfokus pada anak, mendampingi penerima manfaat, mengembangkan peranan, tugas dan system yang berlaku, serta melakukan advokasi kebijakan yang berpihak pada kepentingan terbaik anak. 2 Mediator mediator Pendamping berperan sebagai penghubung penerima manfaat dengan system sumber yang ada baik formal maupun informal. 3 Pemungkin enaber Pendamping berperan memberikan kemudahan kepada penerima manfaat untuk memahami masalah, kebutuhan, potensi yang dimilikinya, dan mengembangkan upaya penyelesaian masalah. 4 Pemberi motivasi motivator 18 Pendamping berperan memberikan rangsangan dan dorongan semangat kepada penerima manfaat untuk bersikap positif, sehingga dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya.

3. Pengertian Gender

Identias gender merupakan definisi diri seseorang, sebagai perempuan atau laki-laki yang berinteraksi secara kompleks antara kondisi biologisnya sebagai perempuan maupun laki-laki dengan berbagai karakteristik perilakunya yang dikembangkan sebagai hasil dari proses sosialisasi. Identitas gender mulai berkembang sejak usia dini dan kemudia diperkuat karena interaksinya dengan orang dewasa. Sedangkan orang dewasa cenderung akan menampakkan sikap dan perilaku yang telah dibentuk oleh keanggotaanya dalam kelompok gender tertentu. Pemahaman gender dimasyarakat diartikan sebagai suatu konsep mengenai peranan laki-laki dan perempuan pada budaya tertentu. Sebuah hasil bentukan ketentuan mengenai kehidupan bersosial bukan biologis Elfi Muawanah, 200 :7. Gender merupakan cara pandang pembeda antara laki-laki dan perempuan melalui proses sosial budaya yang diterapkan secara turun- temurun. Menurut Julia Cleves 2002:3 mengungkapkan bahwa, gender merupakan seperangkat peran yang digunakan untuk menyampaikan kepada orang lain bahwa kita adalah feminin atau maskulin. Sedangkan, menurut Miftah Fiqih 2002:14 mengemukakan, gender memiliki pengertian perbedaan jenis kelamin antara laki- 19 laki dan perempuan yang bukan pada tataran biologis dan kodrat Tuhan, melainkan dalam tataran sosial budaya. Berdasarkan pendapat diatas dapat di mengerti bahwa memiliki kesamaan makna gender merupakan cara pandang masyarakat tentang peranan laki-laki untuk menjadi maskulin dan perempuan untuk menjadi feminin yang dilakukan secara turun temurun dan di konstruksi dengan proses sosial budaya. Membahas mengenai gender tidak semata-mata ingin menyalahi secara kodrati. Namun dengan tujuan untuk menjelaskan proporsi peranan serta sosialnya laki-laki dan perempuan agar memiliki peran yang setara. Posisi perempuan dalam masyarakat menginginkan dipenuhinya kepentingan strategis gender, termasuk akses yang sama terhadap proses pengambilan keputusan, penghapusan diskriminasi dalam pekerjaan, kepemilikan tanah dan sebagainya, sehingga mengubah cara gender menentukan kekuasaan, status dan kontrol atas sumberdaya. Keterlibatan perempuan di dalam ranah sosial merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesetaraan gender dan keadilan gender. Menurut Nugroho dalam Roziqoh 2004. 89 mengungkapkan bahwa: “kesetaraan gender berarti adanya kesamaan kondisi bagi laki-laki maupun perempuan dalam memperoleh kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, hukum, ekonomi, sosial budata, pendidikan dan pertahanan dan keamanan nasional serta kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan. Sedangkan keadilan gender gender equity memiliki arti bahwa sebuah proses dan perlakuan adil terhadap perempuan. ” Peran gender tradisional yang berganti mengikuti perubahan konsep keluarga ideal sebetulnya merupakan konsekuensi atau rasionalisasi terhadap