dalam peraturan perundang-undangan dan keputusan-keputusan pengadilan. Penelitian yuridis normatif merupakan prosedur penelitian ilmiah untuk menemukan
kebenaran berdasarkan logika keilmuan hukum dari sisi normatifnya.
42
Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif analitis. Deskriptif analitis yaitu suatu penelitian yang
menggambarkan, menelaah, menjelaskan, dan menganalisis hukum baik dalam bentuk teori maupun praktik dari hasil penelitian di lapangan, bertujuan untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan dan menganalisis data yang diperoleh secara sistematis, faktual dan akurat, termasuk di dalamnya peraturan perundang-undangan
yang berlaku dikaitkan dengan teori-teori hukum dan praktek pelaksanaan hukum positif yang menyangkut permasalahan di atas.
43
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang didukung oleh data primer. Data sekunder terdiri dari bahan hukum primer
44
, bahan hukum sekunder
45
a. Bahan Hukum Primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif artinya
mempunyai otoritas. Bahan hukum primer dalam penelitian ini adalah Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah
, dan bahan hukum tersier.
42
Johny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Malang : UMM Press, 2007, hlm. 57.
43
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta : UI Press, 1986, hlm. 63.
44
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Jakarta : Kencana, 2010, hlm. 141.
45
Ibid., hlm. 142.
Universitas Sumatera Utara
dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 dan peraturan-peraturan lain yang terkait dengan restrukturisasi kredit macet.
b. Bahan Hukum Sekunder adalah bahan hukum yang memberikan penjelasan
mengenai bahan hukum primer, yaitu terdiri dari buku-buku teks yang berkaitan dengan restrukturisasi kredit macet, hasil-hasil seminar atau karya ilmiah,
dokumen pribadi, dan pendapat lain dari kalangan pakar hukum yang relevan dengan objek penelitian yang ditelaah.
c. Bahan Hukum Tersier adalah bahan penunjang yang memberi petunjuk dan
penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus umum, kamus hukum, ensiklopedia dan internet yang relevan dengan
penelitian ini.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data sekunder pada penelitian ini menggunakan studi dokumen yaitu data yang diperoleh melalui penelusuran kepustakaan library
research yang berupa data sekunder. Data sekunder dalam penelitian ini juga didukung dengan data primer yang diperoleh melalui wawancara dengan informan.
Wawancara kepada pegawai dari Bank Rakyat Indonesia Cabang Binjai yang berguna untuk pembahasan dalam penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
4. Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan.
46
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang- orang dan perilaku yang diamati.
47
Analisis Kualitatif dalam penelitian ini berdasarkan disiplin ilmu hukum yaitu dengan memperhatikan fakta-fakta yang ada di lapangan. Kemudian dikelompokkan,
dihubungkan dan dibandingkan dengan ketentuan yang berkaitan dengan restrukturisasi kredit macet mengenai kebijakan-kebijakan dalam rangka
menyelesaikan kredit macet pada PT Bank Rakyat Indonesia Cabang Binjai. Selanjutnya data yang diperoleh tersebut akan dianalisis secara deduktif. Prosedur
deduktif yaitu bertolak dari suatu proposisi umum yang kebenarannya telah diketahui dan berakhir pada suatu kesimpulan yang bersifat lebih khusus
48
46
Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survai, Jakarta : Pustaka LP3ES Indonesia, 2008, hlm. 263.
47
Lexy. J. Moleong, Metode Kualitatif, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004, hlm. 3.
48
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta : PT. Rajawali Pers, 1998, hlm. 13.
, sehingga pokok permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini dapat dijawab.
Universitas Sumatera Utara
BAB II PENGATURAN RESTRUKTURISASI KREDIT MACET DALAM
PRAKTIK PERBANKAN
A. Hukum Perbankan di Indonesia 1. Pengertian Hukum Perbankan Indonesia
Hukum Perbankan Indonesia merupakan hukum yang mengatur masalah- masalah perbankan yang berlaku pada saat ini di Indonesia. Hukum perbankan adalah
“sebagai sekumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank yang meliputi segala aspek, dilihat dari segi eksistensinya, serta hubungannya
dengan bidang kehidupan yang lain”.
49
Berdasarkan pengertian di atas, pengaturan dibidang perbankan akan menyangkut diantaranya yaitu
50
a. Dasar-dasar perbankan yaitu menyangkut asas-asas kegiatan perbankan seperti
norma, efisiensi, keefektifan, kesehatan bank, profesionalisme pelaku perbankan, maksud dan tujuan perbankan, serta hubungan hak dan kewajibannya.
:
b. Kedudukan hukum pelaku dibidang perbankan, misalnya kaedah-kaedah
mengenai pengelolanya seperti dewan komisaris, ataupun pihak yang terafiliasi. Serta mengenai bentuk hukum pengelolanya dan mengenai kepemilikannya.
c. Kaedah-kaedah perbankan yang secara khusus memperhatikan kepentingan
umum, seperti kaedah-kaedah yang mencegah persaingan yang tidak wajar, antitrust, dan perlindungan terhadap nasabah.
d. Kaedah-kaedah yang menyangkut struktur organisasi yang mendukung kebijakan
ekonomi dan moneter pemerintah, seperti dewan moneter dan bank sentral.
49
Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Di Indonesia, Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 2012, hlm. 1.
50
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
e. Kaedah-kaedah yang mengarahkan kehidupan perekonomian yang berupa dasar-
dasar untuk perwujudan tujuan yang hendak dicapai melalui penetapan sanksi, insentif, dan sebagainya.
f. Keterkaitan satu sama lainnya dari ketentuan dan kaedah-kaedah hukum tersebut.
2. Sumber Hukum Perbankan Indonesia
Sumber hukum perbankan Indonesia dapat dibedakan atas sumber hukum dalam arti formal maupun sumber hukum dalam arti materil. Sumber hukum dalam
arti materil adalah sumber hukum yang menentukan isi hukum itu sendiri. Sumber hukum formal tidak hanya terbatas pada sumber hukum tertulis, dimungkinkan
adanya sumber hukum yang tidak tertulis.
51
Berbicara mengenai sumber hukum formal di Indonesia akan selalu menempatkan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai
sumber utama. Sumber hukum formal yang tertulis mengenai bidang perbankan antara lain sebagai berikut
52
a. Undang-Undang Dasar 1945 terutama Pasal 33;
:
b. Ketetapan Majelis Pemusyawaratan Rakyat terutama mengenai Garis-Garis
Besar Haluan Negara; c.
Undang-Undang Pokok dibidang Perbankan dan undang-undang pendukung sektor ekonomi dan yang terkait lainnya seperti Undang-undang Nomor 10
Tahun 1998 tentang Perbankan, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang
Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah.
d. Peraturan Pemerintah yaitu peraturan pelaksanaan dari Undang-undang
Perbankan, seperti Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 1992 tentang Bank
Umum, Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1999 tentang Merger, Konsolidasi dan Akuisisi Bank.
51
E. Utrecht, Pengantar Dalam Hukum Indonesia, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1989, hlm. 84.
52
Muhamad Djumhana, Op.Cit., hlm. 7.
Universitas Sumatera Utara
Sumber hukum formal yang tidak tertulis antara lain yurisprudensi, konvensi kebiasaan, doktrin, dan perjanjian-perjanjian yang dibuat oleh para pihak dalam
kegiatan perbankan.
53
3. Asas, Fungsi, dan Tujuan Perbankan