Fokus perlindungan hukum debitur tertuju kepada ketentuan peraturan perundang-undangan perbankan serta ketentuan yang mengatur hubungan antara
debitur dengan kreditur. Hubungan hukum tersebut terwujud dari suatu perjanjian kredit. Perlindungan tersebut dapat berupa hak untuk mendapatkan penyelesaian
kredit sesuai dengan peraturan yang mengaturnya dan hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai proses restrukturisasi kredit.
170
Wujud perlindungan hukum pada dasarnya merupakan upaya penegakan hukum. Upaya penegakan hukum tidak terlepas dari citra hukum yang dianut dalam
masyarakat yang bersangkutan ke dalam perangkat berbagai aturan hukum positif.
171
D. Ukuran Menentukan Kredit Macet Yang Layak Dilakukan Restrukturisasi
Debitur mendapatkan perlindungan hukum dibidang perbankan dengan adanya restrukturisasi kredit. Debitur yang masih memiliki prospek usaha yang baik
dan mempunyai itikad baik dapat menjalankan usahanya kembali dan memenuhi kewajiban-kewajibannya terhadap kreditur.
Peraturan Bank Indonesia Nomor 1415PBI2012 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum , menyebutkan bahwa Bank hanya dapat melakukan restrukturisasi
kredit terhadap debitur yang memenuhi kriteria sebagai berikut
172
1. Debitur mengalami kesulitan pembayaran pokok danatau bunga kredit;
:
170
Lukman Santoso, Hak dan Kewajiban Hukum Nasabah Bank, Yogyakarta : Pustaka Yustisia, 2011, hlm. 88.
171
Ibid., hlm. 137.
172
Lihat Pasal 52 Peraturan Bank Indonesia Nomor 1415PBI2012 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum.
Universitas Sumatera Utara
2. Debitur memiliki prospek usaha yang baik dan mampu memenuhi kewajiban
setelah kredit direstrukturisasi. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa berdasarkan Peraturan Bank
Indonesia Nomor 1415PBI2012 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum, yang dimaksud dengan restrukturisasi kredit adalah upaya perbaikan bank dalam kegiatan
perkreditan terhadap debitur yang mengalami kesulitan memenuhi kewajibannya, melalui yaitu
173
1. Penurunan suku bunga kredit;
:
2. Perpanjangan jangka waktu kredit;
3. Pengurangan tunggakan bunga kredit;
4. Pengurangan tunggakan pokok kredit;
5. Penambahan fasilitas kredit; danatau
6. Konversi kredit menjadi penyertaan modal sementara.
Terdapat beberapa hal penting yang mungkin memerlukan perhatian khusus dalam mengimplementasikan peraturan ini, yaitu
174
1. Restrukturisasi kredit ini hanya dapat dilakukan terhadap debitur yang masih
memiliki prospek usaha yang baik dan telah atau diperkirakan akan mengalami kesulitan pembayaran pokok danatau bunga kredit.
:
2. Bank dilarang melakukan restrukturisasi kredit dengan tujuan hanya untuk
menghindari
175
a. Memperbaiki kualitas kredit;
:
173
Masyhud Ali, Cermin Retak Perbankan Refleksi Permasalahan dan Alternatif Solusi, Jakarta : PT Elex Media Komputindo, 1999, hlm. 206. Lihat juga Surat Keputusan Direksi Bank
Indonesia Nomor 31150KEPDIR tentang Restrukturisasi Kredit.
174
Ibid., hlm. 207.
175
Pasal 53 Peraturan Bank Indonesia Nomor 1415PBI2012 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum.
Universitas Sumatera Utara
b. Menghindari peningkatan pembentukan penyisihan penghapusan aset PPA.
3. Bank dapat melaksanakan restrukturisasi kredit dalam bentuk penyertaan modal
sementara. Penyertaan ini hanya dapat dilakukan untuk kualitas kredit yang kurang
lancar, diragukan, atau macet. Secara keseluruhan dengan peraturan ini terbuka peluang bagi dunia usaha untuk memperkuat struktur permodalannya serta untuk
meringankan beban cash flow dan dalam batas-batas tertentu dapat menekan beban cost secara cukup signifikan. Apalagi dalam himpitan krisis yang jelas sangat
berpengaruh pada beban biaya produksi yang meningkat. Namun demikian, di dalam peraturan tersebut juga terdapat pesan moral yaitu
bahwa dunia usaha sektor riil perlu melakukan langkah-langkah restrukturisasi kredit dengan sangat selektif.
176
Restrukturisasi tidak mungkin diberikan kepada semua kredit yang bermasalah. Restrukturisasi kredit ini hanya mungkin diberikan kepada
debitur yang beritikad baik dan debitur yang usahanya masih memiliki prospek yang baik.
177
Terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur apakah debitur mempunyai itikad baik, antara lain
178
1. Sebelum kredit macet :
:
a. Sebelum kredit menjadi macet, nasabah selalu kooperatif terhadap bank dan
mau menjalankan segala kewajibannya baik berupa kewajiban untuk mencicil pokok atau kewajiban membayar bunga;
176
Masyhud Ali, Loc.Cit.
177
Budi Untung, Op.Cit., hlm. 124.
178
Ibid., hlm. 125.
Universitas Sumatera Utara
b. Kredit telah digunakan sesuai dengan maksud dan tujuan yang tertulis di
dalam perjanjian kredit. Dengan perkataan lain, tidak terjadi side streaming, yaitu menggunakan untuk tujuan lain selain membiayai proyek atau usaha
yang diperjanjikan;
c. Perhitungan kebutuhan jumlah kredit yang tidak di back up, yaitu diajukan
kepada bank dengan perhitungan lebih besar dari kebutuhan yang sesungguhnya;
d. Nilai tanah, peralatan dan asset perusahaan lain baik yang dibiayai dengan
kredit maupun yang dijadikan agunan tidak di mark up, yaitu dinilai lebih tinggi dari nilai yang sesungguhnya.
2. Setelah kredit macet :
a. Setelah kredit menjadi macet, debitur tidak sulit dihubungi atau menghindar
bila dihubungi oleh pihak bank; b.
Setelah kredit menjadi macet, nasabah mengajukan permohonan untuk merestrukturisasi hutangnya kepada bank. Hal ini merupakan pertanda bahwa
debitur bersikap positif baik terhadap penyelesaian kreditnya.
Menurut Sutan Remy Sjahdeini, utang debitur dianggap layak untuk direstrukturisasi apabila
179
1. Perusahaan debitur masih memiliki prospek usaha yang baik untuk mampu
melunasi utang tersebut apabila perusahaan debitur diberi penundaan pelunasan utang tersebut dalam jangka waktu tertentu, baik dengan atau tanpa diberi
keringanan-keringanan persyaratan danatau diberi tambahan utang baru; :
2. Kreditur akan memperoleh pelunasan utang mereka yang jumlahnya lebih besar
melalui restrukturisasi dari pada apabila perusahaan debitur dinyatakan pailit; 3.
Syarat-syarat utang berdasarkan kesepakatan restrukturisasi menjadi lebih menguntungkan bagi para kreditur dari pada apabila tidak dilakukan
restrukturisasi.
Ukuran untuk menentukan kredit macet yang layak dilakukan restrukturisasi kredit yaitu
180
1. Debitur mengalami kesulitan pembayaran pokok dan bunga kredit;
:
2. Debitur kooperatif dalam menyelesaikan kewajibannya;
179
Sutan Remy Sjahdeini, Op.Cit., hlm. 380.
180
Hasil wawancara dengan informan yaitu Pegawai Bank Rakyat Indonesia Cabang Binjai Junior Account Officer 2 pada tanggal 23 Juni 2014.
Universitas Sumatera Utara
3. Debitur masih memiliki prospek usaha;
4. Debitur dinilai mampu memenuhi kewajiban setelah dilakukan restrukturisasi
kredit. Penilaian atas prospek usaha yang baik terhadap debitur diperoleh dari analisis
terhadap
181
1. Potensi usaha dalam menghasilkan cashflow yang positif dan memadai untuk
membayar kembali kewajiban kredit kepada bank; :
2. Prospek pasar produk atau jasa yang dihasilkan masih cukup baik;
3. Peluang peningkatan efisiensi dan daya saing.
Sedangkan penilaian atas itikad baik debitur dinilai berdasarkan atas kemauan dan kesediaannya untuk hal-hal sebagai berikut
182
1. Melakukan negosiasi dengan bank;
:
2. Memberikan data-data keadaan perusahaan dan grupnya secara terbuka;
3. Membuat rencana restrukturisasi atau akan menyampaikan rencana
restrukturisasi untuk didiskusikan dengan bank.
181
Ibid.
182
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HAMBATAN DALAM PROSES RESTRUKTURISASI KREDIT MACET
Di BANK RAKYAT INDONESIA CABANG BINJAI
A. Gambaran Umum PT Bank Rakyat Indonesia Cabang Binjai Bank Rakyat Indonesia