BAB III UKURAN MENENTUKAN KREDIT MACET
YANG LAYAK DILAKUKAN RESTRUKTURISASI
A. Kredit Macet 1. Pengertian Kredit Macet
Nasabah yang memperoleh kredit dari bank tidak seluruhnya dapat mengembalikan pinjamannya dengan baik tepat pada waktu yang diperjanjikan.
Akibat nasabah yang tidak dapat membayar lunas utangnya, menjadikan perjalanan kredit terhenti atau macet.
Kredit macet adalah suatu keadaan dimana seorang nasabah tidak mampu membayar lunas kredit bank tepat pada waktunya.
128
128
Gatot Supramono, Op.Cit., hlm. 92.
Pemahaman kredit macet sering kali dipersamakan dengan kredit bermasalah. Keduanya memiliki pengertian yang
berbeda. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kolektibilitas macet ditambah dengan kredit yang memiliki kolektibilitas diragukan yang mempunyai potensi
menjadi macet. Namun, kredit dengan kolektibiltas diragukan dapat juga memiliki potensi untuk menjadi baik, dan untuk kredit semacam ini tidak termasuk dalam
kredit bermasalah. Sedangkan, kredit macet adalah kredit yang angsuran pokok dan bunganya tidak dapat dilunasi selama lebih dari 2 dua masa angsuran ditambah 21
Universitas Sumatera Utara
dua puluh satu bulan. Jelaslah bahwa kredit macet merupakan kredit bermasalah tetapi kredit bermasalah tidak seluruhnya merupakan kredit macet.
129
Sebagaimana yang telah diketahui, kredit merupakan perjanjian pinjam uang, maka debitur yang tidak dapat membayar lunas utangnya setelah jangka waktunya
habis disebut dengan wanprestasi.
130
Dihubungkan dengan kredit macet, ada tiga macam perbuatan yang tergolong wanprestasi, yaitu
131
a. Nasabah sama sekali tidak dapat membayar angsuran kredit beserta bunganya;
:
b. Nasabah membayar sebagian angsuran kredit beserta bunganya. Pembayaran
angsuran kredit tidak dipersoalkan apakah nasabah telah membayar sebagian besar atau sebagaian kecil angsuran. Walaupun nasabah kurang membayar satu
kali angsuran, tetap tergolong sebagai kredit macet;
c. Nasabah membayar lunas kredit beserta bunganya setelah jangka waktu yang
diperjanjikan berakhir. Hal ini tidak termasuk nasabah membayar lunas setelah setelah perpanjangan jangka waktu kredit yang telah disetujui bank atas
permohonan nasabah, karena telah terjadi perubahan perjanjian yang disepakati bersama.
Terdapat beberapa tanda-tanda atau gejala kredit macet, diantaranya adalah
132
a. Adanya penyimpangan dari ketentuan dan syarat-syarat perjanjian kredit bisa
dilakukan oleh kreditur dan debitur; :
b. Adanya penurunan kondisi keuangan debitur yang kelihatan dari keterlambatan
pembayarannya; c.
Adanya perbuatan dari debitur yang mulai menunggak dan membayar tidak tepat waktu;
d. Adanya penyampaian data atau informasi dan laporan yang tidak benar atau sama
sekali tidak ada laporannya; e.
Adanya penurunan nilai dan kualitas serta kuantitas asset dan agunan yang telah ditentukan dalam perjanjian kredit;
f. Adanya pergantian pengurus tanpa persetujuan kreditur baik pejabat, pemegang
saham maupun posisi-posisi yang penting;
129
Tim Di Bawah Pimpinan Hesty Irawan, Penelitian Tentang Aspek Hukum Restrukturisasi Kredit Dalam Rangka Menggerakkan Sektor Riil, Jakarta : Badan Pembinaan Hukum Nasional
Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, 2001, hlm. 36.
130
Ibid.
131
Ibid.
132
Tb. Irman, Anatomi Kejahatan Perbankan, Bandung : MQS Publishing, 2006, hlm. 147.
Universitas Sumatera Utara
g. Adanya penjualan saham asset atau agunan yang dilakukan tanpa sepengetahuan
kreditur; h.
Adanya permasalahan pribadi atau keluarga yang dibawa ke dalam perusahaan atau permasalahan antar pengurus;
i. Adanya gugatan dari dalam perusahaan sendiri atau dari luar perusahaan;
j. Adanya permasalahan tenaga kerja atau perburuhan yang mengganggu kestabilan
perusahaan.
2. Faktor Penyebab Terjadinya Kredit Macet