Keunggulan Teknik Soil Cement Mixing Metode Elemen Hingga

kemudian menyatukan bagian-bagian tersebut untuk mengekspresikan fenomena tersebut Hadipratomo dan Raharjo, 1985. Plaxis adalah sebuah paket program yang disusun berdasarkan metode elemen hingga yang telah dikembangkan secara khusus untuk melakukan analisis deformasi dan stabilitas dalam bidang rekayasa geoteknik. Prosedur pembuatan model secara grafis yang mudah memungkinkan pembuatan suatu model elemen hingga yang rumit dapat dilakukan dengan cepat, sedangkan berbagai fasilitas yang tersedia dapat digunakan untuk menampilkan hasil komputasi yang lebih detail. Program Plaxis 3D Foundation adalah suatu program komputer elemen hingga tiga dimensi yang bertujuan khusus untuk menampilkan analisis deformasi berbagai macam tipe pondasi pada tanah dan batuan. Program ini menerapkan metode antarmuka grafis yang mudah digunakan sehingga pengguna dapat dengan cepat membuat model geometri dan jaring elemen hingga tiga dimensi berdasarkan pada komposisi penampang melintang horizontal dalam arah vertikal yang berbeda. Seringkali praktisi geoteknik juga terlibat dalam memodelkan stuktur dan interaksi antara struktur dan tanah. Oleh karena itu, program komputer Plaxis ini dilengkapi dengan pemodelan khusus untuk menghubungkan banyak aspek yang kompleks dari permasalahan geoteknik. Dengan adanya pemodelan antara struktur dan tanah, diharapkan praktisi geoteknik akan mendapatkan nilai yang lebih akurat. Material Mohr-coulomb digunakan sebagai pendekatan pertama untuk mengetahui karakteristik tanah yang sesuai. Pada model ini terjadi dua fase yaitu elastik dan plastis atau yang biasa disebut dengan elasto-plastis. Elastis adalah dengan kondisi regangan dapat kembali seperti keadaan awal. Sedangkan plastis adalah kondisi dengan regangan tidak kembali ke kondisi awal. Model Mohr–Coulomb membutuhkan lima parameter yang secara umum dapat didapatkan dari tes tanah sederhana, yaitu: c : kohesi [kNm 2 ] v : rasio Poisson [-] Ф : sudut geser dalam [ ] Ψ : sudut dilatasi [ ]

2.2.8 Teori Analisis Regresi dan Korelasi

Korelasi merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih. Hubungan dua variabel dinyatakan positif, bila nilai satu variabel ditingkatkan maka akan meningkatkan variabel yang lain, sedangkan sebaliknya bila nilai satu variabel diturunkan maka akan menurunkan variabel yang lain. Hubungan dua variabel atau lebih dinyatakan negatif, bila nilai satu variabel dinaikkan maka akan menurunkan nilai variabel yang lain, dan juga sebaliknya bila nilai satu variabel diturunkan, maka akan menaikkan nilai variabel yang lain, seperti yang terlihat pada Gambar 2.5. a. Korelasi Positip b. Korelasi Negatif Gambar 2.6. Grafik hubungan antara dua variabel Kuatnya hubungan antara variabel dinyatakan dalam koefisien korelasi r. Koefisien korelasi positif terbesar = 1, dan koefisien korelasi negatif terbesar adalah - 1, sedangkan yang terkecil adalah 0. Bila besarnya antara dua variabel atau lebih itu mempunyai koefisien korelasi = 1 atau -1, maka hubungan tersebut sempurna. Dalam arti kejadian-kejadian pada variabel yang satu akan dapat dijelaskan atau diprediksikan oleh variabel yang lain tanpa terjadinya kesalahan error. Makin kecil koefisien korelasi, maka akan semakin besar kesalahan untuk membuat prediksi. Besarnya koefisien korelasi r dapat diketahui berdasarkan penyebaran titik-titik pertemuan antara dua variabel misalnya X dan Y. Bila titik-titik itu terdapat dalam satu garis, maka koefisien korelasinya =1 atau -1. Bila titik-titik itu membentuk lingkaran, maka koefisien korelasinya = 0. Penyebaran hubungan dua Var iabel y Var iabel y Var iabel x Var iabel x variabel untuk berbagai koefisien bila digambarkan dalam diagram pencar dapat dilihat seperti pada Gambar 2.7. Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan Tabel 2.7. Gambar 2.7. Penyebaran korelasi dua variabel untuk berbagai koefisien Tabel 2.7. Pedoman interprestasi terhadap koefisien korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 - 0,20 Sangat rendah 0,21 - 0,40 Rendah 0,41 - 0,70 Sedang 0,71 - 0,90 Kuat 0,90 - 1,00 Sangat kuat Sumber :Guilford, 1956

2.2.9 Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Lendutan pada beton semen, beton kurus dan base course pada tanah dasar subgrade yang lunak melebihi lendutan ijin. 2. Pembuatan kolom soil cement di tanah lunak dapat mengurangi lendutan. 3. Pengaturan jarak dan diameter kolom soil cement dapat mereduksi lendutan secara signifikan. r=0 r=0,5 r=1