Umumnya kapur adalah satu-satunya pengikat untuk menstabilkan tanah lunak tetapi sejak pertengahan 1980-an diganti semen karena kekuatan yang lebih
tinggi Nozu, 2005. Di lapangan, semen disuntikkan menggunakan sistem pompa dan dicampur dengan tanah lunak dengan alat khusus Ahnburg, dkk , 2002.
Diameter kolom ini berkisar dari 0,5 - 0,75m dengan jarak 1 sampai 1,5 m dari pusat ke pusat, dan panjang kolom bervariasi dari 10 sampai 30 m Porbaha, 1998.
Soil cement berperan penting dalam memperbaiki tanah bermasalah. Di Jepang soil cement dengan diameter 1m telah digunakan untuk mengurangi lendutan
bangunan. Soil cement dipasang dalam pola persegi atau persegi panjang. Dengan nilai UCS dari pencampuran soil cement 2 sampai 4 MPa dengan kadar semen dari
200 hingga 300 kg m3 Hibino, 1996. Di Cina kolom soil cement dengan diameter 0,5m dan rasio luas 22, telah digunakan untuk memperkuat pondasi gedung
bertingkat. Daya dukung kolom soil cement adalah 520 - 650 kPa pada kadar semen 20 Yuewen, 1996. Menstabilisasi tanah lempung dengan kapur dengan diameter
kolom 5m dan spasi antar kolom 1,4m dapat meningkatkan kekuatan geser undrained 6 - 9 kPa dan Modulus Elastisitas 60 - 175 kPa Holm, dkk, 1983.
2.1.3 Hubungan antara Konfigurasi Kolom Soil Cement Terhadap Lendutan
Hasil analisis 2 buah kolom soil cement dengan diameter 0,2 m dan jarak 0,5 m terjadi lendutan 13,8 mm. Sedangkan 1 buah kolom soil cement dengan
diameter 0,7 m terjadi lendutan 17,8 mm Muntohar, 2013. Hasil analisis perkuatan kolom soil cement dengan diameter 1m dan jarak
1,5 m menunjukan bahwa lendutan yang terjadi dapat mereduksi sampai 40 Ali, dkk, 2012. Kolom kapur dengan jarak yang rapat dapat mengurangi lendutan hingga
50 Soyez, dkk, 1983.
2.1.4 Analisis Lendutan Menggunakan MEH
Hasil komparasi metode eksperimental dan keluaran hasil Plaxis menunjukan hasil yang signifikan Muntohar, 2013. Perilaku konsolidasi dari kolom
soil cement dapat juga diprediksi menggunkan program plaxis Horpibulsuk, dkk ,2012. Serta beberapa peneliti yang mengunakan metode elemen hingga untuk
perbaikan tanah lain seperti Muntohar, Suksun Horpibulsuk, dan Ali Dehghan
Banadaki. Peneliti mengenai perbaikan tanah dengan dengan kolom soil cement menggunakan metode elemen hingga sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1.Beberapa peneliti perbaikan tanah dengan kolom soil cement menggunakan metode elemen hingga
Nama Peneliti Metode
Pokok bahasan Hasil
Muntohar, A. S., Rahman, M. E.,
Hashim, R. and
Islam, M. S. 2013
Plaxis 2D Nilai lendutan dari
kelompok kolom soil cement pada tanah
gambut. Nilai lendutan teori
14mm dan plaxis 2d sebesar 13,8mm.
Suksun Horpibulsuk,Avirut
Chinkulkijniwat,Arn on Cholphatsron ,
Jirayut Suebsuk and Martin D. Liu
2012 Plaxis 2D
Waktu konsolidasi kolom soil cement
Perhitungan waktu konsolidasi adalah
33000 hari sedangkan plaxis
34000hari. Ali Dehghan
Banadaki, Kamarudin Ahmad,
dan Nazri Ali. 2012
Plaxis 3D Lendutan pondasi
dangkal dengan kelompok kolom soil
cement pada tanah gambut.
Kolom soil cement dapat mereduksi
lendutan sampai 40.
Meskipun banyak penelitian mengenai numerik dan aspek eksperimental kolom soil cement, penelitian tentang analisis lendutan kolom soil cement pada tanah
lunak dibawah perkerasan kaku menggunakan metode elemen hingga Plaxis 3D belum pernah dilakukan. Sehingga perlu diteliti mengenai perilaku kolom soil
cement, tanah lunak dan struktur perkerasan kaku itu sendiri yang dapat dilihat dari nilai besaran lendutan yang terjadi berdasarkan hasil analisis dari program Plaxis 3D.