Bagan Alir Penelitian Analisis Lendutan Perkerasan Kaku Pada Tanah Lunak Dengan Perkuatan Kolom Soil Cement Fendi

28 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Parameter Model

4.1.1 Perkerasan Kaku

Untuk melakukan analisis diperlukan adanya data sifat-sifat dari material perkerasan kaku yang akan dianalisis. Hasil perhitungan data properti material perkerasan selengkapnya disajikan pada lampiran B. Hasil rekapitulasi perhitungan data sifat-sifat material struktur perkerasan kaku selengkapnya sebagai berikut : Tabel 4.1. Parameter material untuk lapisan beton semen, beton kurus, dan base course Parameter Beton Semen Beton Kurus Base Course Satuan Berat Jenis 24 22 23,25 kNm 3 Modulus Elastisitas 27,8 x 10 6 16,61 x 10 6 5 x 10 5 kNm 2 Angka Poisson’s Ratio 0,2 0,2 0,35 -

4.1.2 Data Properties Tanah

Data tanah didapatkan dari hasil pengujian di laboratorium Mekanika Tanah Universitas Sebelas Maret Surakarta ditunjukkan pada Tabel 4.2 Tabel 4.2 Hasil pengujian tanah laboratorium Gs w γ b kNm 3 LL PI c kNm 2 Φ E kNm 2 2,56 55,14 16 70,37 38,64 0,71 4,06 500 Dari Tabel 4.2, didapatkan nilai kohesi c dan sudut gesek dalam Φ. Kedua parameter ini merupakan parameter teknik engineering properties tanah yang sangat penting dalam perencanaan geoteknik. Selain itu dari data sekunder juga didapatkan beberapa parameter fisik indeks propertiestanah yakni: kadar air w, berat jenis G s , dan berat volume kondisi basah  b .Selain itu juga didapatkan data hasil uji saringan, data hasil uji Atterberg untuk mengetahui klasifikasi tanah dan nilai Modulus Elastisitas E dari hasil uji triaxial test. Tanah sampel mempunyai batas cair LL sebesar 70,37 dan indeks plastisitas PI yang tinggi 38,64, sehingga tanah mengandung butiran lempung plastisitas tinggi. Seperti teori yang ada, tanah lempung cenderung memiliki nilai sudut geser dalam yang cenderung kecil, dalam data ini besarnya 4,06°. Sedangkan kohesi yang dimiliki tanah ini juga cukup kecil, yakni 0,71 kNm 2 . Parameter lain yang harus diinput dalam Program Plaxis adalah berat isi tanah kondisi jenuh  sat . Sebelum menghitung  sat perlu diketahui nilai berat isi butiran padat  s , porositas n dan angka pori e terlebih dahulu. Untuk menghitung  s menggunakan Persamaan 2.5, porositas menggunakan Persamaan 2.4, sedangkan untuk menghitung angka pori digunakan Persamaan 2.3. Perhitungan berat jenis G s , berat isi butiran tanah  s , porositas n, dan angka pori e adalah sebagai berikut: w s s G    3 10 , 26 81 , 9 568 , 2 m kN x G w s s      614 , 19 , 25 81 , 9 1 1      s w n   66 , 1 614 , 1 614 , 1      n n e Untuk menghitung nilai berat isi tanah kondisi jenuh γ sat terlebih dahulu dilakukan substitusi persamaan 2.1 dan 2.2, sehingga didapatkan hasil seperti berikut ini: 3 00 , 18 5514 , 1 56 , 2 66 , 1 56 , 2 16 1 m kN w G e G s s b sat          Sementara itu angka Poison dapat diestimasi dari Tabel 2.6. Dengan asumsi bahwa tanah lunak tergenang air, maka dapat dikatakan tanah lunak pada kondisi jenuh. Sehingga pada Tabel 2.6 diambil angka Poisson antara tanah lempung tak jenuh sampi jenuh yakni antara 0,1 hingga 0,5. Kemudian di asumsi tanah memiliki angka Poisson 0,35.