Analisis Lendutan Tanpa Perkuatan

Gambar 4.2. Letak posisi potongan melintang tanpa perkuatan Gambar 4.3. Kontur lendutan potongan melintang tanpa perkuatan A A E levasi m Lebar perkerasan m Dengan melihat hasil potongan dan kontur lendutan pada Gambar 4.2 dan 4.3 lendutan dianalisis menggunakan bantuan program microsoft excel. Untuk melihat bagaimana pola trend hasil lendutan, dapat dilihat pada grafik yang disajikan di Gambar 4.4. Gambar 4.4. Potongan melintang lendutan tanpa perkuatan Berdasarkan Gambar 4.4. diketahui bahwa pola lendutan maksimal terjadi pada jarak 0,80 m dan jarak 2,20 m. Sedangkan lendutan minimal terjadi pada jarak 0 m dan 3,00 m. Hal itu menunjukkan bahwa lendutan maksimal terjadi di pusat beban maksimal yang bekerja di atas struktur perkerasan kaku dan lendutan minimal terjadi di daerah yang tidak mengalami pembebanan. Tabel 4.5 menunjukkan nilai lendutan tanpa perkuatan yang terjadi pada tiap lapis perkerasan mengalami lendutan. Lendutan terbesar terjadi sebesar 63,83 mm. Menurut Bowles 1988 batas lendutan maksimum yang diizinkan pada pondasi adalah sebesar 25 mm, sehingga lendutan yang terjadi telah melewati batas yang diijinkan. Sedangkan menurut Teng 1962, bahwa batas lendutan maksimum bangunan menurut jenisnya, yaitu bangunan umum sebesar 25,4 mm, bangunan pabrik sebesar 38,1 mm, bangunan gudang sebesar 50,8 mm dan pondasi mesin sebesar 0,5 mm. Jika melihat jenisnya perkerasan kaku pada jalan raya adalah bangunan umum sehingga lendutannya telah melewati batas yang diijinkan. Lendutan m Lebar perkerasan m Crecking pada lapis beton

4.3 Analisis Lendutan dengan Perkuatan Kolom Soil Cement

Analisis ini merupakan analisis lendutan dari lapis beton semen, lapis beton kurus, lapis base course, subgrade, dan kolom soil cement terhadap variasi diameter dan jarak kolom soil cement. Berdasarkan variasi diameter dan jarak kolom soil cement diharapkan dapat mengetahui jenis variasi apakah yang memberikan perubahan lendutan yang signifikan. Hasil rekapitulasi nilai lendutan ekstrim perkuatan kolom soil cement disajikan dalam Tabel 4.5. Data analisis lebih lengkap dalam Lampiran D. Tabel 4.5. Rekapitulasi nilai ekstrim lendutan dengan perkuatan kolom soil cement Variasi Beton Semen x 10 -3 m Beton Kurus x 10 -3 m Base Course x 10 -3 m Subgrade x 10 -3 m Kolom Soil Cement x 10 -3 m D m S m Min Maks Min Maks Min Maks Min Maks Min Maks 1 0,3 2 -5,1 -5,25 -5,1 -5,25 -5,1 -5,25 -5,02 -5,25 0 -5,21 2 0,3 1,5 -5,07 -5,36 -5,07 -5,36 -5,06 -5,36 -4,99 -5,36 -4,28 -5,24 3 0,3 1 -2,1 -2,31 -2,1 -2,31 -2,1 -2,31 -2,08 -2,31 -1,79 -2,28 4 0,5 2 -0,89 -1,01 -0,89 -1,01 -0,89 -1,01 -0,89 -1,01 -0,78 -1 5 0,5 1,5 -0,87 -1,06 -0,87 -1,06 -0,87 -1,06 -0,86 -1,06 -0,75 -1,01 6 0,5 1 -0,64 -0,82 -0,64 -0,82 -0,64 -0,82 -0,64 -0,82 -0,55 -0,80 7 0,7 2 -0,82 -0,94 -0,82 -0,94 -0,82 -0,94 -0,82 -0,94 -0,71 -0,93 8 0,7 1,5 -0,79 -1,05 -0,79 -1,05 -0,79 -1,05 -0,79 -1,05 -0,68 -0,98 9 0,7 1 -0,30 -0,46 -0,30 -0,46 -0,30 -0,46 -0,31 -0,46 -0,27 -0,45 Dari Tabel 4.6 merupakan hasil analisis dari output Program Plaxis 3D Foundation. Nilai lendutan bervariasi dari -0,27 mm sampai -5,25 mm. Hal ini menunjukan bahwa dengan memberi perkuatan kolom soil cement pada tanah lunak dapat mengurangi lendutan. Pola lendutan yang terjadi pada setiap variasi perkuatan dapat dilihat dengan cara membuat potongan 2d sehingga di peroleh Gambar 4.5 sampai Gambar 4.13. Gambar 4.5. Potongan melintang variasi 1 Gambar 4.6. Potongan melintang variasi 2 Le n duta n m Lebar perkerasan m Le n duta n m Lebar perkerasan m