Koridor Titik Berkumpul Sarana Evakuasi

7. Kata “ EKSIT “ harus mempunyai lebar tidak kurang dari 5 cm 2 inci, kecuali huruf “I” dan jarak minimum antar huruf harus tidak kurang dari 1 cm 38 inci; 8. Tanda arah yang lebih besar daripada minimum yang ditetapkan harus mempunyai lebar huruf, garis, dan jarak antara yang sebanding terhadap tingginya.

2.5.4.5. Koridor

SNI-03-1746-2000 mensyaratkan koridor sebagai sarana jalan keluar sebagai berikut: 1. Koridor yang digunakan sebagai akses eksit dan melayani suatu daerah yang memiliki suatu beban hunian lebih dari 30 harus dipisahkan dari bagian lain dari bangunan dengan dinding yang mempunyai tingkat ketahanan api 606060; 2. Suatu ruangan tertutup untuk eksit harus menyediakan jalur lintasan menerus terproteksi menuju eksit pelepasan; 3. Suatu ruangan tertutup untuk eksit tidak boleh digunakan untuk maksud di luar kegunaannya sebagai eksit, dan bila dirancang demikian, dapat digunakan sebagai daerah tempat berlindung; 4. Sarana jalan ke luar harus dirancang dan dijaga untuk mendapatkan tinggi ruangan seperti yang ditentukan di dalam standar ini dan harus sedikitnya 2,3 m 7ft, 6 inci dengan bagian tonjolan dari langit-langit sedikitnya 2 m 6 ft, 8 inci tinggi nominal di atas lantai finis. Tinggi ruangan di atas tangga harus minimal 2 m 6 ft, 8 inci, dan harus diukur vertikal dari ujung anak tangga ke bidang sejajar dengan kemiringan tangga; Gambar 2.5. Tinggi Ruang Koridor Sumber: SNI 03-1746-2000

2.5.4.6. Titik Berkumpul

Titik berkumpul Assembly Point adalah area dimana semua penghuni bangunan gedung berkumpul sementara setelah evakuasi darurat Hudoyono, 2010:1. Pekerja yang telah dievakuasi harus menuju tempat berkumpul yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu salah satu tempat yang aman. Tempat berkumpul ini harus lebih dari satu, dan tidak berada pada arah angin rata-rata dari suatu bangunan. Selain itu, tempat berkumpul juga harus diberi tanda yang jelas dan diberi nomor pengenal Sahab, 1997:207. Menurut Occupational Safety and Health Administr ation , dalam menentukan assembly point beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya. 1. Pastikan cukup untuk menampung karyawan; 2. Terletak jauh dan cukup aman dari bangunan, biasanya merupakan tempat terbuka semisal area parkir; 3. Dalam menentukan titik berkumpul, pertimbangkan untuk meminimalkan kemungkinan karyawan mengganggu operasi penyelamatan. Menurut Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No:11KPTS2000, prasarana penanggulangan kebakaran yang harus tersedia, antara lain: 1. Cukup tersedianya sumber air sehingga memudahkan pemadaman api apabila terjadi kebakaran; 2. Jalan evakuasi dalam bangunan yang tidak terhalang, sehingga dalam keadaan darurat evakuasi dapat dilakukan tanpa hambatan; 3. Akses mobil kebakaran yang cukup sehingga memudahkan mobil pemadam kebakaran bersirkulasi tanpa hambatan; 4. Berfungsinya alat komunikasi internal di dalam bangunan seperti PA Public Address , Telepon Kebakaran Fire Telephone . 2.5.5. Sistem Proteksi Kebakaran Adanya sistem proteksi kebakaran bertujuan untuk mendeteksi dan memadamkan kebakaran sedini mungkin dengan menggunakan peralatan yang digerakan secara manual maupun otomatis Ramli, 2010:79. Menurut Ramli 2010:80 dan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No: 10KPTS2000, sistem proteksi kebakaran dibagi menjadi 2, yaitu sebagai berikut.

2.5.5.1. Sistem Proteksi Aktif