Kondisi tersebut telah sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No:20PRTM2009, yang menyatakan bahwa tindakan atau prosedur darurat
harus dilakukan oleh penanggung jawab dan pengguna bangunan dalam keadaan darurat. Prosedur darurat yang harus dilakukan, antara lain:
1. Prosedur pemberitahuan keadaan darurat;
2. Prosedur pelaksanaan pemadaman awal;
3. Prosedur penghentian operasi dan fasilitas sebelum evakuasi;
4. Prosedur evakuasi;
5. Prosedur penyelamatan oleh personil khusus P3K, membantu orang cacat,
sakit, perempuan hamil, balita dan lansia untuk evakuasi; 6.
Prosedur penghitungan jumlah karyawan, penghuni dan pengunjung setelah selesai evakuasi;
7. Prosedur pembuatan laporan pasca kebakaran.
Namun, di PT. APF belum tersedia prosedur tindakan darurat secara tertulis. Maka dari itu, sebaiknya perusahaan membuat prosedur penghentian operasi dan
pengamanan dalam keadaan darurat khususnya kebakaran melalui departemen
Fire and Safety
. Sehingga saat terjadi kebakaran setiap mesin atau peralatan yang menjadi tanggung jawab pekerja pada bagian masing-masing dapat dihentikan
secara aman dan selanjutnya dapat dilakukan evakuasi dengan aman. 5.1.2.
Organisasi
5.1.2.1. Petugas Peran Kebakaran
Petugas peran kebakaran di
Spinning
IV terdiri dari karyawan-karyawan
Spinning
IV itu sendiri, setiap
shift
sudah ada dan ditunjuk oleh pimpinan dan sudah diberikan pelatihan mengenai penanggulangan kebakaran baik teori
maupun praktik. Kondisi tersebut telah sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.
Kep.186MEN1999, yang menyatakan bahwa petugas peran kebakaran sekurang- kurangnya 2 orang untuk setiap jumlah tenaga kerja 25 orang. Petugas peran
kebakaran mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi dan melaporkan tentang adanya faktor yang dapat
menimbulkan bahaya kebakaran; 2.
Memadamkan kebakaran pada tahap awal; 3.
Mengarahkan evakuasi orang dan barang; 4.
Mengadakan koordinasi dengan instansi terkait; 5.
Mengamankan lokasi kebakaran.
5.1.2.2. Regu Penanggulangan Kebakaran
Di
Spinning
IV, sudah dibentuk regu penanggulangan kebakaran yang terdiri dari komandan regu, wakil komandan regu, koordinator lapangan,
rescue man
,
vale man
,
hose man
,
nozzle man
,
first aider
, pengamanan lingkungan
security
. Dan di setiap
shift
sudah dibentuk
fire emergency team
. Hal tersebut telah sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.
Kep.186MEN1999, yang menyatakan bahwa regu penanggulangan kebakaran penanggulangan kebakaran ditetapkan untuk tempat kerja tingkat risiko bahaya
kebakaran ringan dan sedang I yang mempekerjakan tenaga kerja 300 orang atau
lebih, atau setiap tempat kerja tingkat risiko bahaya kebakaran sedang II, sedang III dan berat. Regu penanggulangan kebakaran mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi dan melaporkan tentang adanya faktor yang dapat
menimbulkan bahaya kebakaran; 2.
Melakukan pemeliharaan sarana proteksi kebakaran; 3.
Memberikan penyuluhan tentang penanggulangan kebakaran pada tahap awal;
4. Membantu menyusun baku rencana tanggap darurat penanggulangan
kebakaran; 5.
Memadamkan kebakaran; 6.
Mengarahkan evakuasi orang dan barang; 7.
Mengadakan koordinasi dengan instansi terkait; 8.
Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan; 9.
Mengamankan seluruh lokasi tempat kerja; 10.
Melakukan koordinasi seluruh petugas peran kebakaran.
5.1.2.3. Koordinator Unit Penanggulangan Kebakaran