98
BAB V PEMBAHASAN
5.1. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Berdasarkan peta risiko kebakaran pada setiap tahapan proses dapat diketahui bahwa terdapat 2 tahapan proses dengan risiko tinggi, 2 tahapan proses dengan
risiko sedang dan 4 tahapan proses dengan risiko rendah. Berikut adalah upaya pencegahan dan pengendalian risiko kebakaran:
5.1.1. Perencanaan
5.1.1.1. Sistem Peringatan Darurat
Sistem peringatan darurat yang tersedia di PT. Asia Pacific Fibers, Tbk. khususnya di bagian produksi
Spinning
IV adalah
fire alarm system
yang terdiri dari beberapa rangkaian dengan sistem kerja manual seperti:
push button
,
indicator lamp
,
alarm bell
, dan sistem kerja yang otomatis seperti:
smoke detector
dan
heat detector
. Kemudian
fire alarm system
tersebut dihubungkan ke
fire alarm control
panel yang terdapat di
fire shelter
, jadi departemen
fire and safety
akan mengetahui lokasi kebakaran dan segera mengambil tindakan. 1.
Proses
Dryer
; Tersedia sistem peringatan darurat di panel
dryer Spinning
IV, antara lain: 1
smoke detector
, 1
heat detector
, 1
alarm bell
, 1
indicator lamp
, dan 1
push button
. Semua berfungsi dengan baik dan dilakukan pengecekan
detector
kebakaran setiap 6 bulan sekali oleh
Fire and Safety Department
. 2.
Proses
Melting
;
Tersedia sistem peringatan darurat di panel
melting
, antara lain: 8
smoke detector
, 8
heat detector
, 2
alarm bell
, 2
indicator lamp
, dan 2
push button
. Dan pada area finish oil terdapat 1
smoke detector
, 1
alarm bell
, 1
indicator lamp
, dan
1
push button
.Semua berfungsi dengan baik dan dilakukan pengecekan
detector
kebakaran setiap 6 bulan sekali oleh
Fire and Safety Department
. 3.
Proses
Take Up
; Tersedia sistem peringatan darurat, antara lain: 1
smoke detector
, 1
heat detector
, 1
alarm bell
, 1
indicator lamp
, dan 1
push button
. Semua berfungsi dengan baik dan dilakukan pengecekan
detector
kebakaran setiap 6 bulan sekali oleh
Fire and Safety Department
. Kondisi tersebut sebagian telah sesuai, karena berdasarkan SNI 03-3985-
2000, detektor kebakaran adalah alat yang dirancang untuk mendeteksi adanya kebakaran dan mengawali suatu tindakan. Dalam
National Fire Protection Assosiation
NFPA 72, Detektor merupakan sistem pendeteksian dini terhadap bahaya kebakaran yang mempunyai ketentuan dalam pemasangan, diantaranya:
1. Penginderaan panas pada suatu kelompok sistem tidak boleh lebih dari 40
buah; 2.
Pada atap datar detektor tidak boleh dipasang pada jarak kurang dari 10 cm dari dinding;
3. Jarak antara detektor maksimal 9,1 m atau sesuai rekomendasi dari pabrik
pembuatnya; 4.
Elemen peka atau sensor dalam keadaan bersih tidak di cat; 5.
Detektor tidak boleh dipasang dalam jarak kurang dari 1,5 m dari AC;
6. Setiap kelompok sistem tidak boleh dipasang lebih dari 20 buah
pengindera asap. Namun seharusnya di area proses yang luas ± 400 m
2
dipasang detektor sebanyak ± 43 buah dengan jarak antara detektor 9,1 m atau sesuai rekomendasi
dari pabrik. Sedangkan untuk jumlah Titik Panggil Manual TPM yang seharusnya
tersedia dengan luas ± 400 m
2
adalah ± 13 titik. Ketentuan pemasangan alarm berdasarkan NFPA 72, adalah sebagai berikut:
1. Titik Panggil Manual TPM dapat dilihat dengan jelas;
2. TPM dalam kondisi baik dan siap digunakan;
3. Terdapat tenaga cadangan yang dapat menyalakan alarm selama 30 detik;
4. TPM diletakkan pada lintasan jalur keluar dengan tinggi 1,4 dari lantai;
5. Jarak TPM tidak boleh lebih dari 30 m dari semua bagian bangunan.
5.1.1.2. Sistem Manajemen Evakuasi