Mahkota Dewa Phaleria macrocarpa Scheff Boerl

c Mempunyai spesifikasi kimia yaitu informasi mengenai jenis dan kadar dari senyawa yang terkandung di dalamnya. Pembuatan simplisia terbagi 2 yaitu pembuatan simplisia secara umum dan secara khusus. Pembuatan simplisia secara khusus dilakukan apabila simplisia mengalami kondisi tertentu sesuai dengan asal simplisia. Sedangkan pembuatan simplisia secara umum merupakan cara yang paling sering digunakan. Adapun tahapan pembuatan simplisia adalah sebagai berikut : 15 a Pengumpulan bahan baku Pemilihan bahan baku simplisia berupa biji, buah, daun pucuk, daun tua, kulit batang, umbi lapis, dan rimpang. Pengumpulan bahan baku ini dilakukan sesuai dengan keperluan. b Sortasi basah Sortasi basah untuk membersihkan kotoran yang menempel pada bahan simplisia. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kontaminasi mikrobiologi. c Pencucian Pencucian juga bertujuan mengurang kontaminasi dari mikroba. Pencucian dilakukan menggunakan air mengalir agar air hasil cucian langsung terbuang dan tidak mengkontaminasi ulang bahan yang telah dicuci. d Perajangan Perajangan dilakukan sebelum proses pengeringan, hal ini bertujuan untuk memudahkan pengeringan. Perajangan dapat dilakukan dengan menggunakan pisau ataupun mesin rajang. e Pengeringan Pengeringan dapat membantu menjaga kualitas dari bahan simplisia. Karena dapat mengurangi kandungan air, dengan begitu proses enzimatik yang adapun terhenti. Pengeringan biasanya dilakukan pada suhu 30° –90° C tetapi apabila bahan simplisia mengandung bahan aktif yang tidah tahan panas maka suhu yang tepat adalah 30°-45° C. f Sortasi kering Tahap ini bertujuan untuk memisahkan benda asing yang ada setelah pengeringan. Setelah melalui proses di atas, maka simplisia yang ada siap untuk proses berikutnya. Tetapi ketika proses setelahnya belum dilaksanakan sebaiknya simplisia di dalam wadah yang tertutup dan diletakkan di tempat yang memiliki suhu kamar 15°-30° C. 15

2.1.4 Ekstraksi

Ekstraksi adalah proses pemisahan bahan kimia dari campurannya dengan menggunakan pelarut sehingga bahan yang terlarut akan berpisah dengan bahan yang tidak terlarut. 15,16 Sedangkan ekstrak adalah suatu bahan atau sediaan yang diperoleh dari hasil ekstraksi tanaman obat. 15 Ekstrak secara umum dibagi dalam beberapa kelompok yaitu : 15 1. Ekstrak air Menggunakan cairan pengekstraksi sebagai pelarut ekstrak. Adapun jenis – jenis pembuatan ekstrak cair adalah sebagai berikut : a. Decoctum Cara ini dilakukan dengan menggunakan perbandingan dan derajat kehalusan penyari. Kemudian penyari dipanaskan dengan suhu 90-95° untuk 30 menit. b. Infusum Cara ini kurang lebih sama dengan decoctum hanya perbedaan pada waktu ketika dilakukan penyarian yaitu sekitar 15 menit. c. Coque Penyarian dilakukan dengan merebus simplisia pada air yang berada langsung di atas api lalu setelah itu dijadikan obat baik dengan ampas maupun hanya cairannya saja. d. Seduhan Cara ini adalah dengan memasukkan simplisia ke dalam air mendidih selama 5 –10 menit. Lalu yang digunakan adalah hasil seduhannya. e. Maserasi Pada cara ini, simplisia direndam dengan menggunakan berbagai macam pelarut dalam beberapa waktu pada suhu kamar. 2. Tinktura Adalah ekstrak yang terbuat dari simplisia yang telah direndam menggunakan berbagai konsentrasi etanol kemudian dilakukan penyarian. 3. Ekstrak cair Ekstrak ini sama saja dengan tinktura yaitu sama –sama cair namun perbedaannya adalah ekstrak ini lebih padat dibandingkan dengan tinktura. 4. Ekstrak encer Sama dengan ekstrak cair namun simplisia dan hasil akhirnya memiliki perbedaan konsentrasi. 5. Ekstrak kental Ekstrak yang didapatkan dari ekstrak cair yang diuapkan untuk menghilangkan penyarinya dan hanya meninggalkan bahan aktif. 6. Ekstrak kering Ekstrak yang dikeringkan pada temperatur dan tekanan yang rendah, adapun konsentrasinya tidak sesuai yang diinginkan maka bisa ditambahkan bahan inert. 7. Ekstrak minyak Simplisia yang ada disuspensi dengan perbandingan dan derajat halus tertentu di dalam minyak yang telah dikeringkan secara maserasi.

Dokumen yang terkait

Uji toksisitas akut ekstrak metanol daun laban abang (aglaia elliptica blume) terhadap larva udang (artemia salina leach) dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

4 23 58

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Metanol Buah Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). 2014

1 11 70

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Metanol Daun Garcinia benthami Pierre Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

2 29 75

Uji toksisitas akut ekstrak etanol 96% biji buah alpukat (persea americana mill.) terhadap larva artemia salina leach dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

0 10 64

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol 96% Biji Buah Alpukat (Persea americana Mill.) Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). 2014

2 34 64

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Metanol Daun Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl.) Terhadap Larva Artemia salina Leach Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

3 23 78

Uji Toksisitas Akut Ekstrak nheksan Daun Garcinia benthami Pierre Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

0 5 63

Uji toksisitas akut ekstrak metanol buah phaleria macrocarpa (scheff) boerl terhadap larva artemia salina leach dengan metode brine shrimp lethality test (BSLT)

1 12 70

Uji toksisitas akut ekstrak metanol daun annona muricata l terhadap larva artemia salina leach dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

3 54 69

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol 96% Biji Buah Alpukat (Persea americana Mill.) Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). 2014

1 23 64