15 b.
Terjadi tingkah laku imitasi; anak suka peniruan terutama pada kakak atau teman yang lebih besar usianya.
c. Cara berpikir anak egosentris; yaitu suatu ketidakmampuan untuk membedakan
antara perspektif seseorang dengan perspektif orang lain. d.
Cara berpikir anak centralized yaitu berpusat pada satu dimensi saja. e.
Berpikir tidak dapat dibalik; operasi logis anak belum dapat dibalik. f.
Berpikir terarah statis; anak tidak pernah memperhatikan dinamika proses terjadinya sesuatu.
Oleh karena perkembangan kognitif pada anak usia prasekolah adalah memasuki tahap praoperasional maka pengembangan kognitif harus disesuaikan
dengan cara berpikir anak. Kognitif yang dinyatakan dengan pertumbuhan kemampuan merancang, mengingat dan mencari penyelesaian masalah yang
dihadapi. Sedangkan praoperasional anak ditunjukkan dengan anak menggunakan fungsi simbolik. Anak mampu mengingat kembali simbol-simbol dan
membayangkan benda yang tidak nampak secara fisik. Dengan demikian, guru harus menyediakan proses dan media pembelajaran yang sesuai dengan cara
berpikir anak yang simbolis, terutama dalam pengenalan bentuk geometri.
B. Matematika Anak Usia Dini
Matematika merupakan pengetahuan yang berkaitan dengan berbagai struktur abstrak dan hubungan antar-struktur tersebut sehingga terorganisasi dengan
baik. Matematika digunakan sebagai bahasa simbol tentang berbagai gagasan dengan menggunakan istilah-istilah yang didefinisikan secara cermat, jelas dan
16 akurat. Kegiatan matematika sederhana yang sering dilakukan adalah menghitung,
mengukur, mendesain, menempatkan, bermain dan menjelaskan. Pengenalan matematika anak usia dini bertujuan untuk mengembangkan
aspek moral, sosial, fisik dan emosi secara menyeluruh dan optimal dengan cara pengenalan yang benar Sudaryanti, 2006: 3. Pengenalan matematika berkaitan
dengan aritmetika, geometri, pecahan, pengukuran dan pengelolaan data. Kemampuan dasar matematika anak prasekolah berada pada tahap praopersional
yang dalam perkembangannya anak mampu berpikir secara simbolis. Dimana anak mulai mengerti bahwa hal-hal abstrak misalnya angka dapat mewakili banyak
benda. Kegiatan pembelajaran pengenalan matematika di TK bukan hanya sekedar
untuk mengembangkan kemampuan calistung baca, tulis, hitung, tetapi juga mengembangkan aspek-aspek perkembangan secara menyeluruh. Slamet Suyanto
2005: 56 menyebutkan bahwa matematika berfungsi sebagai salah satu upaya untuk mengembangkan kemampuan kognitif anak. Mulanya anak tidak tahu
bilangan, angka dan operasi bilangan matematis. Secara bertahap sesuai dengan perkembangan mentalnya anak belajar membilang, mengenal angka, dan berhitung.
Matematika untuk anak usia dini diawali dengan pemahaman konsep bilangan dan operasi bilangan. Piaget Slamet Suyanto, 2005: 160 mengatakan
bahwa anak harus dilatih terlebih dahulu mengkonstruksi pemahaman dengan bahasa simbolik yang disebut sebagai abstraksi sederhana simple abstraction atau
abstraksi empiris. Misalnya, saat guru memberi anak uang logam guru mengatakan “koin”. Lalu anak dilatih untuk berpikir simbolik lebih jauh yang disebut abstraksi
17 reflektif reflective abstraction. Ketika guru menaruh sebuah koin didepan anak,
guru mengatakan “satu”, lalu menaruh lagi sambil berkata “dua”, dan seterusnya. Dengan demikian anak mulai menghubungkan antara jumlah koin dengan bahasa
matematis bilangan: satu, dua, tiga, dan seterusnya. Langkah berikutnya adalah mengajarkan anak menghubungkan antara pengertian bilangan dengan simbol
bilangan. Misalnya sebuah koin dengan kata “satu” dan angka 1. Dua buah koin dengan kata “dua” dan angka 2, demikian seterusnya sampai anak benar-benar
memahaminya. Piaget Slamet Suyanto, 2005: 56 menegaskan bahwa pengenalan
matematika pada anak usia dini sebaiknya dilakukan melalui penggunaan benda- benda konkret dan pembiasaan penggunaan matematika agar anak dapat memahami
matematika. Sebagai contoh, mengingatkan anak tentang tanggal hari ini dan menuliskannya di papan tulis yang akan melatih anak mengenal bilangan.
Tujuan pembelajaran matematika untuk anak usia dini sebagai logico- mathematical learning atau belajar berpikir logis dan matematis dengan cara yang
menyenangkan dan tidak rumit. Anak belajar memahami bahasa matematis dan penggunaanya untuk berpikir. Slamet Suyanto 2005: 162 menyebutkan beberapa
konsep matematika untuk anak usia dini meliputi hal-hal berikut ini : 1.
Memilih, membandingkan dan mengurutkan misalnya memilih kubus yang pendek, diteruskan ke yang lebih panjang sehingga membentuk urutan dari yang
paling pendek ke yang paling panjang. 2.
Klasifikasi, yaitu mengelompokkan benda-benda ke dalam beberapa kelompok misalnya berdasarkan ukuran atau bentuknya.
18 3.
Menghitung, yaitu menghubungkan antara benda dengan konsep bilang dimulai dari satu. Jika sudah mahir anak dapat menghitung kelipatan misalnya kelipatan
dua, lima atau sepuluh. 4.
Angka, yaitu simbol dari kuantitas. Anak menghubungkan antara kebanyakan benda dengan menggunkan simbol angka.
5. Pengukuran, yaitu anak dapat mengukur ukuran suatu benda dengan berbagai
cara mulai dari ukuran non standar menuju ukuran standar. Ukuran non standar misalnya kaki, depa dan jengkal. Sedangkan ukuran standar ialah dengan
menggunakan alat ukur standar misalnya penggaris atau meteran. 6.
Geometri, yaitu mengenal bentuk, luas, volume dan area. 7.
Membuat grafik misalnya guru membagi kartu merah, hijau dan kuning untuk anak yang suka apel, mangga dan pisang. Lalu guru meminta ank untuk
menempelnya di papan tulis yang telah diberi sumbu datar X dan tegak Y. Maka akan tampak grafik yang menggambarkan banyaknya anak yang suka
buah-buahan tersebut 8.
Pola, yaitu membentuk pola misalnya guru memberi angka 1, 3, 6 lalu anak melanjutkannya dengan suatu pola tertentu, bisa 9, 12, 15, dst.
9. Problem solving, yaitu kemampuan memecahkan persoalan sederhana yang
melibatkan bilangan dan operasi bilangan.
19 Sedangkan fokus pengajaran matematika di taman kanak-kanak menurut
Kindergarten Curriculum Focal Points George S. Morrison, 2012: 267-268 adalah sebagai berikut :
1. Angka dan operasinya: menyajikan, membandingkan dan mengurutkan seluruh
angka serta menggabungkan dan memisahkan sejumlah rangkaian angka. 2.
Geometri: menggambarkan wujud dan ruang. 3.
Pengukuran: mengurutkan objek berdasarkan atribut yang dapat diukur. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa matematika
pada anak usia dini adalah pengetahuan yang berkaitan dengan berbagai struktur abstrak dan hubungan antar struktur guna mengembangkan kemampuan berpikir
logis dan matematis, dimana kegiatan belajar tentang konsep matematika dilakukan melalui aktifitas bermain dalam kehidupan sehari-hari dan bersifat ilmiah dengan
cara yang menyenangkan dan tidak rumit. Kemampuan matematika anak akan sejalan dengan berkembangnya
kemampuan konversinya. Martin Jamaris 2006: 44 menyatakan bahwa kemampuan konversi merupakan kemampuan untuk memahami perubahan-
perubahan yang berkaitan dengan jumlah, ukuran, bentuk, volume, dan bidang. Kemampuan ini menjadi dasar pengembangan kemampuan matematika dasar.
Beberapa konsep atau materi matematis tersebut, pada dasarnya perlu diperkenalkan kepada anak usia dini. Salah satu konsep matematika yang sangat
penting untuk dikenalkan adalah konsep geometri. Konsep geometri berkaitan dengan pemahaman bentuk dan ruang.
20
C. Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri