Tabel 2 menyajikan sebaran item skala penyesuaian diri sebelum dilakukan uji coba, sebagai berikut.
Tabel 2. Sebaran Item Skala Penyesuaian Diri Sebelum Uji Coba.
Dimensi Indikator
Bobot Total
Penyesuaian Diri Akademik
AP 8,33
25 PA
8,33 TA
8,33 Penyesuaian Diri
Sosial TK
8,33 25
MH 8,33
PS 8,33
Penyesuaian Diri Personal-Emosi
KE 8,33
25 PP
8,33 KF
8,33 Kelekatan Pada
Institusi KFP
8,33 25
KU 8,33
KM 8,33
Total
100
Keterangan: AP : Mampu mengaplikasikan motivasi akademik
PA : Memiliki pestasi akademik yang baik TA : Mampu mengatasi tuntutan akademik
TK : Terlibat dalam kegiatan yang ada di perguruan tinggi MH : Mampu menjalin hubungan dengan orang lain
PS
: Mampu mengatasi perubahan social KE : Mampu mengontrol emosi
PP : Memiliki persepsi positif terhadap tuntutan di perguruan tinggi
KF : Memiliki kondisi fisik yang baik KFP : Kepuasan terhadap fakultasprodi
KU : Kepuasan terhadap universitas KM : Kepuasan terhadap status mahasiswa
2. Focus Group Disscussion FGD
Focus Group Disscussion FGD adalah tahap yang dilakukan sebelum penyusunan item. FGD bertujuan untuk mengetahui konteks yang
menjadi bahan peneliti dalam penyusunan skala penelitian sesuai dengan keadaan calon responden penelitian di lingkungan Universitas Sanata Dharma.
FGD dilaksanakan pada bulan November 2016 dengan total 10 responden yang merupakan mahasiswa Universitas Sanata Dharma tahun pertama
angkatan 2016. Peserta FGD berasal dari beberapa program studi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pada pelaksanaan FGD, peneliti
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang disusun sesuai dengan dimensi dan indikator variabel perfeksionisme dan penyesuaian diri. Peran peneliti pada
kegiatan ini adalah mengajukan pertanyaan kepada peserta dan mencatat jawaban dari pertanyaan yang diajukan.
2.1 Perfeksionisme Pertanyaan variabel perfeksionisme yang dibuat oleh peneliti
disesuaikan dengan dimensi dan indikator perfeksionisme. Hasil FGD variable perfeksionisme adalah perfeksionisme pada mahasiswa tahun
pertama ditandai dengan membuat standar nilai akademik yang harus dicapai. Beberapa responden mengatakan bahwa standar yang mereka
buat mendorong dirinya menjadi lebih bersemangat. Perfeksionisme juga ditandai dengan usaha keras dalam mencapai standar. Responden
mengatakan bahwa apabila mereka tidak mampu meraih standar terhadap diri sendiri, maka responden akan merasa kecewa dan tidak bersemangat
kembali dalam meraih standarnya tersebut. Standar yang tidak tercapai juga membuat responden merasa gagal. Responden mengatakan bahwa
mereka membuat standar yang harus dicapai oleh orang lain ketika bekerja sama dalam kelompok, baik ketika mereka menjadi anggota
kelompok ataupun menjadi ketua dalam kelompok tersebut. Responden mengatakan bahwa individu perfeksionisme memiliki
persepsi bahwa orang lain menuntut responden untuk dapat mengerjakan tugas atau pekerjaan. Tuntutan tersebut seperti mengerjakan tugas dalam
waktu yang singkat dan melakukan pekerjaan yang orang lain perintahkan dengan sempurna. Responden juga memiliki persepsi bahwa
orang lain menuntut responden untuk mendapatkan hasil yang baik dari usahanya terutama dibidang akademik. Orang lain juga sering
membanding-bandingkan responden dengan teman-temannya. Orang lain yang menilai pekerjaan responden dengan kaku dan tidak menyesuaikan
dengan kemampuan yang dimiliki responden. 2.2 Penyesuaian diri di perguruan tinggi
Pertanyaan variabel penyesuaian diri yang diajukan oleh peneliti disesuaikan dengan dimensi dan indikator penyesuaian diri. Hasil FGD
penyesuaian diri pada mahasiswa tahun pertama adalah penyesuaian diri ditandai dari segi akademik yaitu mampu memahami materi perkuliahan
dan rajin mempelajari materi perkuliahan, tidak hanya ketika ada kuis ataupun ujian. Individu dengan penyesuaian diri akademik yang baik juga
mencari bantuan apabila mengalami kesulitan dalam memahami materi kuliah tersebut.
Penyesuaian diri dari segi sosial dapat ditandai dengan memiliki hubungan yang baik dengan orang lain di lingkungan perguruan tinggi.
Penyesuaian sosial juga ditandai dengan individu yang mampu menyesuaikan dan menerima orang lain yang berasal dari latar belakang
yang berbeda. Responden mengatakan bahwa tuntutan yang ada di perguruan tinggi menjadi bahan pembelajaran bagi responden dan
menjadi hal baru yang menantang, namun tuntutan tersebut terkadang mempengaruhi keadaan fisik responden.
Penyesuaian diri personal emosi pada mahasiswa tahun pertama ditandai dengan responden yang mampu mengontrol emosi ketika merasa
jenuh dalam menjalani kehidupan perkuliahan. Penyesuaian personal emosi juga ditandai dengan responden yang tidak mudah panik dan
cemas saat mengerjakan tugas pada batas akhir pengumpulan tugas. Penyesuaian diri juga dapat dilihat dari kelekatan mahasiswa tahun
pertama dengan institusi yaitu perguruan tinggi. Pada dimensi kelekatan pada institusi ditunjukkan dengan
responden yang merasa puas dengan pelayanan, fasilitas dan kegiatan yang disediakan prodi atau fakultas serta universitas. Kelekatan pada
insititusi juga ditandai dengan kepuasan responden sebagai mahasiswa di perguruan tinggi dan tidak berpikir untuk berhenti ataupun pindah ke
universitas lain. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Penulisan item