Dinamika Hubungan Perfeksionisme dan Penyesuaian Diri pada

5. Possibilitiesoptimism Possibilitiesoptimism adalah individu yang memiliki harapan dan kesempatan untuk mengubah hidup mereka. Individu emerging adulthood memiliki tujuan hidup yang mereka putuskan secara pasti, namun mereka memiliki kesempatan untuk mengubahnya. Setiap individu pasti membawa pengaruh dari keluarga mereka. Pengaruh tersebut menjadi gambaran dari keluarga mereka khususnya orangtua. Kesempatan mengubah tujuan hidup membuat individu tidak hanya menjadi gambaran dari orangtua mereka, namun membantu mereka dalam membuat keputusan mandiri mengenai tujuan hidup. Individu juga memiliki pandangan yang luas untuk membuat keputusan bagi dirinya.

D. Dinamika Hubungan Perfeksionisme dan Penyesuaian Diri pada

Perguruan Tinggi Perfeksionisme adalah perilaku menetapkan dan berjuang memenuhi standar yang tinggi terhadap diri sendiri, orang lain, serta memenuhi ekspektasi dari orang lain untuk mencapai kesempurnaan Frost et al., 1990; Hewitt Flett, 1991; Hamachek dalam Sirois Molnar, 2016; Slaney, Rice, Mobley, Trippi, Ashby, 2001. Individu dengan standar tinggi personal menetapkan standar berlebihan bagi dirinya. Individu dengan standar tinggi personal juga berupaya keras agar standarnya tercapai. Tidak jarang individu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dengan standar tinggi personal memberikan punishment bagi dirinya apabila tidak mampu mencapai standar yang ia tetapkan. Standar tinggi yang ditetapkan oleh individu berkaitan dengan performansi akademik. Individu yang memiliki standar tinggi berusaha secara keras dan memaksa dirinya agar mencapai tujuan. Individu dengan standar personal tinggi juga kurang mampu mengontrol emosi dan mengatasi tekanan. Individu yang kurang mampu mengontrol emosi dan tekanan membuat individu mudah terserang stres. Individu tersebut juga merasa tidak puas terhadap statusnya sebagai mahasiswa apabila tidak mampu memenuhi standar. Individu perfeksionis juga memiliki standar interpersonal. Standar interpersonal adalah standar tinggi yang dibuat oleh individu terhadap pekerjaan orang lain. Individu dengan standar interpersonal juga memiliki harapan agar orang lain mampu bekerja dengan sempurna. Mee, Hazan, Baba, Talib, dan Zakaria 2015 menyatakan bahwa individu perfeksionis yang menetapkan standar tinggi bagi orang lain cenderung otoriter dan dominan. Standar interpersonal yang dimiliki individu berkaitan dengan penyesuaian sosial di perguruan tinggi. Penyesuaian diri sosial yang terkait dengan standar interpersonal seperti individu yang kurang terlibat dalam kegiatan di perguruan tinggi, kurang mampu menjalani hubungan dengan orang lain dan kurang mampu mengatasi perubahan sosial di lingkungan perguruan tinggi. Individu perfeksionis memiliki persepsi bahwa orang lain menetapkan standar bagi dirinya Shafran, Egan, Wade, 2010. Persepsi tersebut seperti PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI orang lain menuntut individu untuk bekerja dengan sempurna dan menilai pekerjaan individu. Standar yang ditetapkan oleh orang lain berkaitan dengan penyesuaian diri akademik dan sosial yang buruk pada individu. Individu dengan persepsi standar dan penilaian dari orang lain kurang memiliki motivasi akademik dan performansi yang baik dalam mengerjakan tugas. Individu tersebut juga kurang terlibat dalam lingkungan sosial diperguruan tinggi. Individu dengan standar dan penilaian dari orang lain tidak mampu menjalani hubungan dengan orang lain karena terlalu berfokus pada usaha untuk mencapai standar yang ditetapkan orang lain pada dirinya. Individu perfeksionis memiliki respon negatif akan kesalahan. Individu tersebut memandang bahwa kesalahan adalah sebuah kegagalan dan merasa inferior atas kesalahan tersebut. Individu perfeksionis juga percaya bahwa dirinya kehilangan rasa hormat dari orang lain. Respon negatif akan kesalahan berkaitan dengan motivasi dan performansi akademik. Individu yang memiliki respon negative akan kesalahan juga kurang mampu mengontrol emosi dan mengatasi tekanan yang berasal dari dirinya dan tekanan sosial. Terkait penyesuaian diri sosial, individu yang memiliki respon negatif akan sulit berhubungan dengan orang lain karena takut tidak diterima oleh orang lain apabila melakukan kesalahan Peterson, 2000. Individu perfeksionis selalu merasa tidak puas atas pekerjaannya. Individu tersebut merasa ragu-ragu dan merasa pekerjaan yang ia lakukan belum selesai. Ketidakpuasan pada pekerjaan individu terkait dengan hasil dan jangka waktu bekerja. Ketidakpuasan pada pekerjaan ini juga terkait dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI performansi akademik, kontrol emosi dan pengelolaan tekanan atau tuntutan dalam dirinya. Secara ringkas, dinamika hubungan antara perfeksionisme dengan penyesuaian diri pada mahasiswa tahun pertama dapat dilihat dari bagan I. Bagan I Perfeksionisme Standar Tinggi Personal : • Menetapkan standar yang tinggi bagi diri sendiri • Berusaha keras untuk mencapai standar atau target yang telah ditetapkan Standar interpersonal : • Menetapkan standar yang tinggi bagi orang lain • Menilai kinerja atau performansi orang lain dengan kaku Persepsi mengenai standar dan penilaian dari orang lain : • Persepsi standar tinggi yang ditetapkan oleh orang lain • Persepsi penilaian yang kaku dari orang lain Respon negatif terhadap kesalahan : • Ketidakpuasan terhadap kinerja atau usaha yang telah dilakukan • Persepsi negatif terhadap kesalahan Penyesuaian diri akademik : • Tidak memiliki motivasi akademik • Tidak memiliki prestasi akademik yang baik • Tidak mampu mengatasi tuntutan akademik Penyesuaian diri sosial : • Tidak terlibat dalam kegiatan yang ada di perguruan tinggi • Tidak mampu menjalin hubungan dengan orang lain di lingkungan perguruan tinggi • Tidak mampu mengatasi perubahan lingkungan sosial Penyesuaian diri personal-emosi : • Tidak mampu mengontrol emosi dengan baik • Tidak memiliki persepsi yang positid terhadap tuntutan di perguruan tinggi • Tidak memiliki kondisi fisik yang baik Kelekatan pada institusi : • Kepuasan terhadap fakultas atau program studi • Kepuasan terhadap Universitas • Kepuasan terhadap status mahasiswa Penyesuaian diri yang buruk di perguruan tinggi

F. Hipotesis