Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi

8

BAB II LANDASAN TEORI

A. Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi

1. Pengertian Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi Definisi mengenai penyesuaian diri diungkapkan oleh beberapa tokoh salah satunya Schneider 1960. Schneider 1960 mengungkapkan bahwa penyesuaian diri adalah respon individu atau kepribadian yang digunakan dalam aktivitas dan perilaku yang sesuai dengan tuntutan yang ada. Santrock 2005 mendefinisikan penyesuaian diri sebagai proses psikologis mengenai adaptasi, koping dan pengelolaan tantangan dalam kehidupan sehari-hari. Penyesuaian diri adalah respon individu terhadap perubahan- perubahan di lingkungan sekitarnya dan membantu individu tersebut mengatasi tuntuan-tuntutan dalam kehidupan sehari-hari Eshun, 2006. Desmita 2009 mengungkapkan bahwa penyesuaian diri melibatkan respon mental dan perilaku dari individu yang berjuang untuk mengatasi kebutuhan batin, ketegangan, frustasi dan konflik, serta tingkat keselarasan antara tuntutan yang ada pada diri individu di dunia objektif di mana ia hidup. Baker dan Siryk 1984 1986 mengungkapkan bahwa penyesuaian diri adalah respon individu dalam mengelola dan mengatasi berbagai tuntutan pada masa transisi dari sekolah menengah atas menuju perguruan tinggi yang meliputi dimensi akademik, sosial, personal-emosi, dan kelekatan pada institusi. Penelitian ini menggunakan pengertian penyesuaian diri di perguruan tinggi menurut Baker dan Siryk 1984 1986 karena paling sesuai untuk mengukur penyesuaian diri di perguruan tinggi. 2. Dimensi Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi Baker dan Siryk 1986 membagi penyesuaian diri di perguruan tinggi menjadi empat dimensi sebagai berikut : 2.1. Penyesuaian Diri Akademik Dimensi penyesuaian diri akademik adalah kemampuan individu dalam mengelola dan mengatasi berbagai tuntutan akademik di perguruan tinggi. Dimensi penyesuaian diri akademik terdiri dari beberapa indikator. Indikator tersebut adalah mampu mengaplikasikan motivasi akademik, memiliki prestasi akademik yang baik, dan mampu mengatasi tuntutan akademik. 2.2. Penyesuaian Diri Sosial Dimensi penyesuaian diri sosial adalah kemampuan individu dalam mengelola dan mengatasi tuntutan yaitu berasal dari lingkungan sosial di perguruan tinggi. Dimensi penyesuaian diri PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sosial terdiri dari beberapa indikator. Indikator tersebut adalah keterlibatan dalam kegiatan yang ada di perguruan tinggi, kemampuan menjalin hubungan dengan orang lain di lingkungan perguruan tinggi, dan kemampuan mengatasi perubahan lingkungan sosial. 2.3. Penyesuaian Personal-Emosi Dimensi penyesuaian personal-emosi adalah respon fisik dan psikologis individu terhadap tuntutan di lingkungan perguruan tinggi. Individu yang memiliki kondisi fisik yang baik lebih mampu menyesuaikan diri dibandingkan dengan individu yang tidak memiliki kondisi fisik yang baik Prawira, 2014. Dimensi penyesuaian personal-emosi terdiri dari beberapa indicator. Indikator tersebut adalah kemampuan mengontrol emosi dengan baik, memiliki persepsi yang positif terhadap tuntutan di perguruan tinggi, dan memiliki kondisi fisik yang baik. 2.4. Kelekatan pada Institusi Dimensi kelekatan pada institusi terkait dengan perasaan individu mengenai keberadaannya di institusi perguruan tinggi. Perasaan individu mengenai keberadaanya tersebut khususnya pada kualitas hubungan atau ikatan yang terbentuk antara individu dan institusi. Dimensi kelekatan pada individu terdiri dari beberapa indikator. Indikator tersebut adalah kepuasan terhadap fakultas atau program studi, kepuasan terhadap universitas, dan kepuasan terhadap status individu sebagai mahasiswa. 3. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi Penyesuaian diri di perguruan tinggi memiliki beberapa faktor yang memengaruhi. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut: 3.1. Karakteristik demografi Karakteristik demografi adalah ciri yang menggambarkan perbedaan manusia dengan memperhatikan berbagai faktor dan karakteristik, seperti etnis dan status generasi. Karakteristik demografi yang menjadi faktor penyesuaian diri salah satunya adalah etnis. Individu dengan etnis minoritas cenderung kurang dapat menyesuaikan diri dengan baik Schneider dan Ward,2003. Karakteristik demografi yang lain adalah status generasi. Status generasi adalah karakteristik demografi yang terkait dengan ada atau tidaknya pengalaman menempuh pendidikan di perguruan tinggi pada generasi sebelumnya dalam keluarga. Pengalaman menempuh pendidikan pada generasi sebelumnya misalnya generasi pertama cenderung mencari teman dan pengalaman sosial di luar lingkungan perguruan tinggi, sedangkan pada generasi kedua lebih memiliki pengetahuan mengenai kehidupan perkuliahan. Generasi kedua juga lebih menerima banyak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dukungan sosial di lingkungannya dan fokus pada aktivitas perkuliahan Hertel, 2002. 3.2. Core self-evaluation Core self-evaluation atau evaluasi diri inti adalah penilaian mendasar individu mengenai dirinya. Penilaian mendasar individu mengenai dirinya meliputi penilaian tentang diri, kompetensi, dan kemampuan individu Judge, Bono, Durham, 1997 dalam Judge, Erez, Bono, Locke, 2005. Penilaian tentang diri memengaruhi cara individu menangani masalah dan memandang lingkungan pada situasi baru. Tingkat kepercayaan diri dan optimisme juga menunjukkan penilaian mengenai diri individu. Core self- evaluation membantu individu agar lebih mudah untuk membentuk hubungan sosial Credé Niehorster , 2012. Core self evaluation meliputi harga diri, efikasi diri dan locus of control. Individu yang memiliki harga diri yang baik juga memiliki strategi efektif untuk menghadapi tuntutan akademik dan sosial di lingkungan perguruan tinggi Friedlander, Reid, dan Cribbie, 2007. Efikasi diri menjadi sumber daya yang kuat pada individu dalam masa transisi ke perguruan tinggi Lazarus dan Folkman dalam Schwarzer, 2014. Efikasi diri berdampak pada pemilihan tindakan, usaha, dan ketahanan menghadapi berbagai situasi, khususnya pada situasi yang sulit Feist Feist, 2010. Locus of control adalah kesadaran individu bahwa dirinya memiliki kendali atas perilaku dan responnya terhadap lingkungan. Locus of control khususnya locus of control internal berkaitan dengan kesuksesan individu untuk menyesuaikan diri pada keempat dimensi penyesuaian diri di perguruan tinggi Aspelmeier, Love, McGill, Elliot, Pierce, 2012. 3.3. Trait Trait adalah dimensi kepribadian yang mempengaruhi pikiran, perasaan dan perilaku individu dengan cara tertentu Carducci, 1998. Trait meliputi ekstraversi, keramahan, keterbukaan, dan perfeksionisme . Individu dengan ekstraversi, keramahan, dan keterbukaan, lebih cepat dan siap dalam menjalin pertemanan baru serta mengeksplor lingkungan baru. Trait membantu proses individu dalam menyesuaikan diri di perguruan tinggi Credé Niehorster, 2012. Individu perfeksionis maladaptif memiliki pandangan kaku atau tidak fleksibel terhadap diri sendiri dan orang lain. Pandangan yang kaku terlihat pada cara individu menanggapi masalah. Individu perfeksionis maladaptif memiliki cara dan solusi tidak efektif dalam memahami dan mengatasi situasi Rice, Vergara, Aldea, 2006. Standar yang dibuat oleh individu perfeksionis berkaitan dengan seluruh aspek kehidupan baik dari segi akademik maupun sosial. Individu perfeksionisme maladaptif cenderung sulit menyesuaikan diri karena standar tinggi dan kaku yang telah ia tetapkan. Individu perfeksionis maladaptif juga kurang memiliki solusi efektif dalam mengelola dan menghadapi masalah atau tuntutan yang ada. 3.4. Kecerdasan Emosi Kecerdasan emosi adalah tipe kecerdasan yang meliputi kemampuan memproses informasi emosional ke dalam penalaran dan aktivitas kognitif. Kecerdasan emosi juga meliputi kemampuan mengelola diri intrapersonal yang berkaitan dengan perasaan untuk memahami dan memandu perilakunya VandenBos, 2006. Kecerdasan emosi pada individu melibatkan keterampilan mengelola perubahan dengan mengidentifikasi dan mengatasi masalah secara realistis dan fleksibel. Individu yang memiliki kecerdasan emosi juga mampu mengelola perubahan dengan cara yang tenang dan proaktif Parker, Summerfeklt, Hogan, Majeski, 2004. Mahasiswa dengan kecerdasan emosi yang mampu menangani tuntutan atau masalah memiliki tingkat stres yang lebih rendah dan mampu menyesuaikan diri dengan baik Adeyemo, 2005. 3.5. Persepsi hubungan dengan orang tua Persepsi hubungan dengan orang tua adalah penilaian individu mengenai hubungan mereka dengan orang tua. Persepsi hubungan dengan orang tua terdiri dari kelekatan, pola asuh, keterpisahan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI psikologis. Individu dengan tipe kelekatan tidak aman, khususnya kelekatan kecemasan menyebabkan individu tersebut mengalami ketakutan pada penolakan, kurangnya keterampilan sosial, serta mengakibatkan distress Marmarosh Markin, 2007. Tipe kelekatan tidak aman akan membuat individu tidak mampu menyesuaikan diri dengan baik. Pola asuh adalah cara orang tua berinteraksi dengan anak mereka. Pola asuh terdiri dari dimensi kehangatan emosi hangat vs dingin dan kontrol kontrol tinggi vs kontrol yang rendah VandenBoss, 2006. Salah satu pola asuh yaitu pola asuh authoritatif termasuk dalam dimensi kehangatan emosi. Pola asuh authoritatif juga berkaitan dengan penyesuaian diri akademik. Pola asuh authoritatif memiliki lingkungan yang hangat, emosional, dan komunikasi terbuka sehingga membuat individu meraih prestasi yang lebih besar dan memiliki regulasi diri yang baik Hickman, Bartholomae, McKenry, 2000. Kelekatan dan pemisahan psikologis juga memengaruhi penyesuaian diri pada individu di perguruan tinggi. Individu yang berhasil melakukan pemisahan psikologis mampu menyesuaikan diri di perguruan tinggi. Keberhasilan individu dalam menyesuaikan diri tersebut karena mampu mengembangkan kebebasan dari orang tua sekaligus merasa positif mengenai perubahan hubungan dengan orang tuanya Beyers Goossens, 2003. 3.6. Persepsi dukungan sosial Persepsi dukungan sosial adalah informasi yang mengarahkan individu untuk percaya bahwa dirinya diperhatikan, dicintai dan dihargai. Individu yang memiliki persepsi dukungan sosial juga membuat dirinya merasa tertolong oleh anggota dalam kelompoknya Cobb 1976, dalam Nurullah, 2012. Persepsi individu mengenai dukungan lingkungan sosial mampu mengurangi ketegangan yang dialami dan mempermudah individu dalam menghadapi transisi di lingkungan yang baru Friendlander, Reid, Shupak, Cribbie, 2007. Berdasarkan faktor-faktor yang telah dijabarkan di atas, peneliti hendak menguji salah satu faktor dari penyesuaian diri yang termasuk dalam faktor trait yaitu perfeksionisme.

B. Perfeksionisme