standar tinggi yang telah ditetapkan oleh orang lain dan persepsi penilaian yang kaku dari orang lain.
3.4. Respon terhadap kesalahan
Dimensi respon atas kesalahan adalah individu yang memiliki respon dan persepsi negatif terhadap kesalahan atas kinerjanya.
Individu perfeksionis memperhatikan segala sesuatu yang ia kerjakan secara berlebihan. Perhatian yang berlebihan pada segala
sesuatu membuat individu memiliki kecenderungan untuk menghindari kesalahan. Individu perfeksionis berusaha untuk
mengerjakan segala sesuatunya dengan sempurna agar tidak melakukan kesalahan. Individu perfeksionis merasa bahwa dirinya
gagal ketika melakukan suatu kesalahan. Individu perfeksionis bahkan menganggap bahwa dirinya selalu gagal dalam pekerjaan.
Dimensi respon atas kesalahan terdiri dari indikator memiliki ketidakpuasan terhadap usaha yang telah dilakukan dan indikator
persepsi negatif terhadap kesalahan.
C. Mahasiswa Tahun Pertama
Mahasiswa menurut peraturan RI No. 12 tahun 2012 adalah peserta didik yang terdaftar di perguruan tinggi
http:www.jdih.kemenkeu.go.id diakses
pada tanggal 5 Oktober 2016 Definisi mahasiswa menurut Sarwono 1978 adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti perkuliahan
di peguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18 sampai dengan 30 tahun. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Peneliti menyimpulkan bahwa mahasiswa tahun pertama adalah peserta didik yang terdaftar secara resmi di perguruan tinggi pada tahun pertama. Keputusan
Dirjen Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 25 tahun 2014 menyebutkan bahwa mahasiswa baru
memerlukan kesiapan psikologis maupun sosial untuk dapat beradaptasi secara cepat dengan kehidupan kampus pada umumnya dan sistem
pembelajaran pada khususnya. Penelitian ini berfokus pada mahasiswa dengan usia 18 sampai dengan
21 tahun. Usia ini adalah usia mahasiswa tahun pertama pada umumnya. Arnett 2014 mengatakan bahwa individu yang termasuk dalam usia 18
sampai dengan 25 tahun termasuk dalam individu pada tahap emerging adulthood. Tahap perkembangan emerging adulthood adalah tahap individu
pada akhir tahap remaja dan dewasa awal. Tahap perkembangan emerging adulthood terdiri dari lima karakteristik. Karakteristik tersebut adalah sebagai
berikut: 1. Identity exploration
Identity exploration adalah karakteristik individu yang mencoba untuk keluar dari pilihan hidup pada umumnya, terutama dalam cinta dan
pekerjaan. Pada karakteristik ini, individu mencoba untuk membangun identitas diri mereka dengan cara yang berbeda dari yang biasa orang lain
lakukan. Individu emerging adulthood memiliki level of intimacy yang termasuk dalam kategori rendah, namun individu belajar bahwa kualitas
kebersamaan dengan orang lain adalah hal yang penting. Individu juga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mempelajari cara orang lain saat mengevaluasi diri mereka, belajar mengenai kemampuan dan ketertarikan mereka terhadap sesuatu.
Individu emerging adulthood juga memiliki pengalaman kegagalan dan kekecewaan yang menjadi pembelajaran mengenai diri mereka. Pada
Identity exploration, individu menyadari bahwa mereka memiliki kebebasan selama mereka belum mencapai usia 30 tahun. Kebebasan ini
ditunjukkan oleh individu yang mengeksplor diri mereka dengan cara berbeda dan memperbanyak pengalaman agar menjadi referensi pada
kehidupan dewasa yang akan mereka jalani. 2. Instability
Instabillity adalah karakteristik individu dalam cinta, pekerjaan dan tempat tinggal. Pada tahap emerging adulthood, adanya pilihan pada cinta
dan pekerjaan membuat tahap ini tidak stabil. Individu emerging adulhood memiliki kesadaran bahwa mereka harus memiliki sebuah rencana, namun
rencana tersebut dapat berubah sepanjang kehidupan mereka. Perubahan rencana dalam kehidupan mereka adalah salah satu konsekuensi dari masa
eksplorasi Arnet, 2014. Perbaikan rencana kehidupan juga membuat individu belajar mengenai diri mereka dan mengambil langkah maju pada
masa depan yang mereka inginkan. 3. Self-focus
Self-focus adalah karakteristik individu yang berfokus pada dirinya sendiri. Pada tahap emerging adulthood, individu beberapa ikatan untuk
memenuhi kewajiban dan komitmen pada orang lain. Self-focus terjadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pada dalam kehidupan emerging adulthood dalam kegiatan sehari-hari. Individu emerging adulhood membutuhkan nasihat atau saran dari orang
lain, namun mereka mengambil keputusan yang berasal dari pikiran mereka sendiri sehingga tidak ada orang lain yang mengerti apa yang
mereka inginkan. Self-focus adalah tahap yang normal, sehat dan bersifat sementara.
Self-focus membantu individu dalam membangun pemahaman akan tujuan diri dan memulai untuk membangun fondasi untuk kehidupan dewasa.
Tujuan dari self-focus adalah agar individu belajar menjadi orang yang mandiri, memiliki pemikiran untuk membangun hubungan jangka panjang
dalam hal percintaan dan pekerjaan. 4. Feeling in-between
Feeling in-between adalah karakteristik individu yang merasa berada diantara tahap remaja dan dewasa. Alasan bahwa individu emerging
adulthood merasa berada diantara tahap remaja dan dewasa tercermin dari kriteria individu dewasa. Kriteria individu dewasa tersebut adalah percaya
bahwa mereka mampu menerima tanggung jawab untuk diri sendiri, membuat keputusan secara mandiri, dan mandiri dalam finansial. Sebagian
dari individu merasa mereka sudah memenuhi kriteria dewasa ketika berusia 18 sampai dengan 19 tahun, namun sebagian individu lain merasa
memenuhi kriteria dewasa ketika mereka berusia 20 tahun atau lebih. Pemenuhan kriteria dewasa dalam usia yang berbeda inilah yang membuat
individu merasa berada diantara tahap remaja dan dewasa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Possibilitiesoptimism Possibilitiesoptimism adalah individu yang memiliki harapan dan
kesempatan untuk mengubah hidup mereka. Individu emerging adulthood memiliki tujuan hidup yang mereka putuskan secara pasti, namun mereka
memiliki kesempatan untuk mengubahnya. Setiap individu pasti membawa pengaruh dari keluarga mereka. Pengaruh tersebut menjadi gambaran dari
keluarga mereka khususnya orangtua. Kesempatan mengubah tujuan hidup membuat individu tidak hanya menjadi gambaran dari orangtua mereka,
namun membantu mereka dalam membuat keputusan mandiri mengenai tujuan hidup. Individu juga memiliki pandangan yang luas untuk membuat
keputusan bagi dirinya.
D. Dinamika Hubungan Perfeksionisme dan Penyesuaian Diri pada