Proses Pengujian Mekanik Kuat Tarik Proses Pengujian Impak

32 Hasil pengujian DTA merupakan kurva termogram yang dapat menentukan temperatur kritis dan perubahan suhu ∆T. 3.5.6 Karakterisasi Sifat Mekanik Papan Gipsum Plafon 3.5.6.1 Proses Pengujian Mekanik MOE dan MOR Pengujian MOE dan MOR menggunkan mesin uji adalah Tokyo Testing Machine Type-20E MGF No. 6079 dengan kapasitas sebesar 2000 Kgf. Untuk sampel uji berbentuk balok dengan ukuran 120 mm x 20 mm x 6 mm. Pengujian MOE dan MOR ini mengacu pada SNI 03-2105-2006. Dengan prosedur pengujian sebagai berikut : 1. Sampel diletakkan memanjang diatas dua tumpuan dengan jarak sangga sebesar 100 mm. 2. Kemudian diletakkan sampel di mesin penguji dimana jarak dari tepi balok ke tumpuan harus sama pada kedua ujungnya. Dan posisikan garis tengah spesimen tepat dibawah penekan. 3. Secara perlahan-lahan diberikan beban maksimum sebesar 100 kgf, dengan menurunkan penekan dengan kecepatan 10 mmmenit. 4. Pemompaan terus dilakukan perlahan sampai spesimen mengalami defleksi maksimum sebelum patah. 5. Saat tercapai defleksi maksimum tersebut dicatat gaya yang diberikan oleh mesin tersebut, yang kemudian dicatat sabagai P E . 6. Pemompaan terus dilakukan perlahan sampai spesimen patah. 7. Saat spesimen patah tersebut dicatat gaya yang diberikan oleh mesin tersebut, yang kemudian dicatat sabagai P R . Berdasarkan data tersebut dengan menggunakan persamaan 2.3 dan persamaan 2.4 maka besarnya nilai MOE dan MOR dapat dihitung.

3.5.6.2 Proses Pengujian Mekanik Kuat Tarik

Pengujian kuat tarik mengacu pada SNI 03-2105-2006, dengan pengujian menggunkan mesin uji adalah Tokyo Testing Machine Type-20E MGF No. Universitas Sumatera Utara 33 6079 dengan kapasitas 2000 Kgf. Untuk sampel uji bentuk dan ukurannya sesuai dengan Gambar 3.3. 80 mm 120 mm 15 mm 20 m m 25 m m Gambar 3.3 Sampel Uji Kuat Tarik Dengan prosedur pengujian sebagai berikut : 1. Spesimen dipersiapkan sesuai dengan Gambar 3.1 2. Spesimen ditempatkan pada mesin uji tarik, kemudian spesimen dicengkram dengan pemegang yang tersedia di mesin dengan kuat untuk menghindari spesimen bergeser. 3. Spesimen dicengkram dengan jarak pencengkram 80 mm. 4. Diberikan beban maksimum sebesar 100 kgf sambil melakukan penarikan, dengan kecepatan pembebanan 10 mmmenit. 5. Dicatat gaya tarik maksimum dalam satuan kgf. Berdasarkan data tersebut dengan menggunakan persamaan 2.5, maka besarnya nilai kuat tarik dapat dihitung.

3.5.6.3 Proses Pengujian Impak

Pengujian impak menggunkan mesin uji adalah Wollpert Werkstoff Pruf Maschine Type CPSA metode Charpy dengan menggunakan pendulum atau godam sebesar 4 joule. Sampel uji berbentuk balok dengan ukuran 100 mm x 15 mm x 6 mm. Pengujian ini mengacu pada SNI 07-6732-2002 dengan prosedur pengujian impak sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 34 1. Dipastikan terlebih dahulu jarum skala berwarna merah sebagai penunjuk harga impak material berada pada posisi nol. 2. Selanjutnya handel diputar untuk menaikkan pendulum hingga jarum penunjuk beban berwarna hitam mencapai batas merah. 3. Benda uji diletakkan pada tempatnya dengan membelakangi arah datangnya pendulum, dan dipastikan benda uji tepat berada di tengah dengan bantuan centre setting. 4. Setelah benda uji siap, centre setting ditarik ke posisi semula, dan tetap dijaga di belakang benda uji karena akan ikut mengalami tumbukan oleh pendulum. 5. Tombol pada tangkai pendulum dilepaskan sehingga pendulum berayun dan menumbuk benda uji. 6. Kemudian dilakukan pengereman dengan menarik tuas rem sehingga ayunan pendulum dapat dikurangi. 7. Dicatat nilai yang ditunjukkan oleh jarum merah pada skala. 8. Nilai yang diperoleh dikurangi dengan energi kosong sebesar 0,02 Joule. Berdasarkan data tersebut dengan menggunakan persamaan 2.8, maka besarnya harga impak dapat dihitung. Universitas Sumatera Utara 35 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pemanfaatan Serbuk Batang Kelapa Sawit Dalam Pembuatan

Papan Gipsum Plafon Telah berhasil dibuat papan gipsum plafon dengan memanfaatkan serbuk batang kelapa sawit sebagai bahan pengisi dari gipsum menggunakan perekat tepung tapioka. Dengan komposisi perekat tapioka sebanyak 15 g. Gipsum dan serbuk batang kelapa sawit divariasikan untuk membuat papan gipsum plafon paling baik, dan hasilnya dibandingkan secara fisik dan mekanik terhadap papan gipsum plafon merk Jayaboard yang komersial.

4.2 Hasil Karakterisasi Fisik Dari Papan Gipsum Plafon

4.2.1 Hasil Karakterisasi Densitas

Karakterisasi densitas atau massa jenis mengacu pada SNI 01-4449-2006. Dimana telah dilakukan karakterisasi terhadap semua jenis variasi sampel. Dan berdasarkan data yang diperoleh dari pengujian, kemudian disubstitusikan ke persamaan 2.1. Dengan tabel dan contoh hasil perhitungan pada Lampiran A. Berdasarkan hasil perhitungan pada Lampiran A tersebut dapat dilihat hubungan antara densitas dan variasi sampel yang dinyatakan dalam bentuk grafik. Dari Gambar Grafik 4.1 tersebut terlihat bahwa densitas maksimum terdapat pada gipsum murni sebesar 2,30 gcm 3 , sedangkan densitas gipsum dengan penambahan serbuk batang kelapa sawit memiliki densitas lebih kecil, rata-rata sebesar 1,53 gcm 3 . Hal ini dikarenakan densitas atau massa jenis dari gipsum murni yang lebih besar dibandingkan dengan batang sawit. Universitas Sumatera Utara