Latar Belakang KESIMPULAN DAN SARAN 52

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini tingkat kebutuhan masyarakat terhadap tempat tinggal di Indonesia terus meningkat seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun. Hal tersebut tentunya memicu penggunaan kayu secara besar- besaran yang akan berdampak terganggunya kelestarian hutan yang ada, sehingga dapat merusak keseimbangan alam yang pada akhirnya akan merugikan manusia. Dengan kondisi tersebut, maka pemerintah memperketat pengawasan penebangan dan peredaran kayu hutan. Langkah ini berakibat keberadaan kayu semakin langka sehingga semakin mahal pula harganya Budi, 2009. Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu di cari bahan-bahan yang murah dan lebih mudah diperoleh untuk menggantikan fungsi kayu tersebut. Batang kelapa sawit dapat menjadi alternatif untuk menggantikan fungsi penggunaan kayu tersebut, dimana selama ini belum dimanfaatkan secara optimal penggunaannya. Selama ini yang banyak dimanfaatkan serat sabut kelapa sawit dan cangkang kelapa sawit untuk bahan bakar boiler, begitu juga dengan tandan kosong untuk bahan baku papan serat. Namun batang kelapa sawit sejauh ini belum banyak digunakan secara optimal. Padahal dari keseluruhan kelapa sawit yang diperoleh selama proses ekstraksi biji kelapa sawit menjadi minyak kelapa sawit, batang kelapa sawit memiliki jumlah yang paling besar yaitu sekitar 70,2 , jika dibandingkan dengan pelepah daun 10,16 , tandan buah kosong 2,07 , sabut kelapa sawit 1,62 dan cangkang biji yang hanya 0,935. Sifat-sifat yang dimiliki batang kelapa sawit ini tidak berbeda jauh dengan kayu – kayu yang biasa digunakan untuk perabot rumah tangga, sehingga tentunya hal ini dapat pula dimanfaatkan secara optimal penggunaannya, terutama untuk bahan pengisi gipsum Sitio, 2005. Universitas Sumatera Utara 2 Gipsum adalah salah satu produk jadi setelah material baku gipsum diolah melalui proses pabrik. Papan gipsum digunakan sebagai salah satu elemen dari dinding partisi dan plafon. Dulu sebelum papan gipsum popular, masyarakat menggunakan triplek sebagai bahan penutup plafon. Saat ini triplek menjadi material yang cukup mahal dikarenakan bahan baku pembuat triplek tersebut sudah sangat sulit didapat. Akan tetapi, masih banyak masyarakat yang belum melihat manfaat dari papan gipsum tesebut. Papan gipsum plafon merupakan interior permukaan bagian atas dari ruangan yang digunakan untuk menutupi sebagian atau seluruh struktur dasar dari atap. Di Indonesia plafon biasanya dibuat dari campuran semen, gipsum dan serat-serat seperti rami, serat-serat pakaian bekas atau kertas sebagai pengganti Sitio, 2005. Beberapa penelitian sebelumnya tentang pembuatan papan gipsum telah dilakukan antara lain oleh Rosmaida 2009 yang melakukan penelitian tentang pemanfaatan limbah padat pabrik kertas rokok sebagai pengisi bahan papan gipsum partisi dengan perekat tepung tapioka. Dan Salon 2009 yang juga melakukan penelitian tentang pembuatan papan gipsum plafon dengan bahan pengisi yang sama tetapi menggunakan perekat polivinil alkohol. Dari kedua penelitian diatas, menggunakan komposisi perekat sebanyak 10 dari komposisi limbahnya. Ghazi 2010 melakukan penelitian terhadap sifat-sifat termofisik seperti konduktivitas, kapasitas panas, dan kepadatan dari empat tipe papan gipsum plester. Tapioka merupakan jenis tepung pati ubi kayu yang dibuat dengan cara mengekstraksi ubi kayu segar singkong dan mengeringkannya hingga menjadi tepung. Tapioka ini memiliki sifat sebagai pengikat jika dicampurkan dengan air karena unsur selulosa yang terkandung di dalam tepung tapioka mudah bersenyawa air. Penggunaan tapioka ini diharapkan dapat menjadi pengikat yang baik antara serbuk batang kelapa sawit dengan gipsum. Kekuatan ikatan diperoleh setelah kadar air berkurang melalui proses pengeringan. Semakin tinggi ikatan serat maka akan memperbesar penahanan zat –zat lain yang terkandung di dalam serbuk batang kelapa sawit tersebut, dengan semakin kuatnya ikatan antar serat, otomatis meningkatkan kekuatan material yang dihasilkan Rosmaida, 2009. Berdasarkan hal diatas, peneliti merasa tertarik untuk membuat papan gipsum plafon sebagai pengganti asbes dengan memanfaatkan serbuk batang kelapa sawit sebagai pengisi gipsum dengan menggunakan perekat tepung tapioka. Universitas Sumatera Utara 3

1.2 Perumusan Masalah