11
2.1.2 Asimetri Informasi
Lingkungan akuntansi sangat kompleks, hal ini disebabkan karena produk dari akuntansi itu sendiri adalah informasi. Apabila dalam suatu transaksi usaha
beberapa pihak mempunyai informasi yang lebih dari pihak lainnya, maka dalam hal ini terdapat asimetri informasi. Ada dua tipe asimetri informasi menurut Scott
2000, yaitu: 1. Adverse selection, yaitu bahwa para manajer serta orang-orang dalam
lainnya biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek perusahaan dibandingkan pihak luar. Dan mungkin terdapat fakta-fakta
yang tidak disampaikan kepada principal.
2. Moral hazard, yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer tidak seluruhnya diketahui oleh investor pemegang saham,
kreditor, sehingga manajer dapat melakukan tindakan diluar pengetahuan pemegang saham yang melanggar kontrak dan sebenarnya
secara etika atau norma mungkin tidak layak dilakukan.
Para manajer dan pihak dalam insiders memanfaatkan kelebihan dari informasinya dengan cara melakukan pembiasan atau pengelolaan informasi yang
sedemikian rupa sehingga informasi yang disampaikan kepada para investor terlihat baik. Hal ini tentu akan mengakibatkan investor salah dalam mengambil
keputusan sehingga ekspektasi investor tidak terpenuhi. Akan tetapi, jika investor rasional mengetahui adanya kemungkinan informasi yang disampaikan kepada
mereka merupakan informasi yang bias, tentu mereka akan lebih berhati-hati dalam membeli sekuritas perusahaan, sehingga mengakibatkan pasar modal tidak
berfungsi sebagaimana mestinya. Oleh sebab itu, Rahmawati 2012 : 4 mengatakan bahwa “akuntansi dan pelaporan keuangan merupakan suatu
mekanisme untuk mengendalikan masalah adverse selection dengan pengubahan secara terpercaya informasi dalam menjadi informasi luar”. Hal ini disebabkan
Universitas Sumatera Utara
12
karena kepentingan investor akan terpenuhi dengan baik oleh informasi yang merupakan pertimbangan diantara relevansi dan reliabilitas. Informasi yang
relevan adalah informasi yang memungkinkan investor untuk menilai prospek perusahaan yang akan datang, sedangkan informasi yang reliable adalah informasi
yang tepat, bebas dari bias atau manipulasi. Dalam pembahasan moral hazard, Rahmawati 2012 : 4 juga mengatakan
bahwa “tidaklah mungkin bagi para pemegang saham dan kreditur untuk secara efektif mengamati secara langsung tingkat dan kualitas upaya-upaya manajer
puncak dalam menjalankan tugasnya”. Hal ini membuat manajer tergiur untuk mengelakkan tanggung jawab shirk dan melemparkan kesalahan setiap
penurunan kinerja perusahaan kepada faktor-faktor di luar kendali manajer, sehinggal hal ini tentu akan merugikan para investor. Oleh sebab itu, laba bersih
akuntansi dipandang sebagai suatu ukuran kinerja manajerial. Dengan laba bersih yang tinggi manajer akan mendapatkan kompensasi yang pada akhirnya akan
memotivasi kinerja manajer, sehingga manajer yang mengelakkan tanggungjawab akan mengalami penurunan pendapatan, reputasi, dan nilai pasar.
Selain itu, dengan adanya asimetri informasi akan menyebabkan investor melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang rendah untuk perusahaan.
Sehingga jika ingin meningkatkan nilai perusahaan, maka perusahaan tersebut harus mengurangi asimetri informasi, hal ini dapat dilakukan dengan memberikan
signal kepada investor berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya.
Universitas Sumatera Utara
13
2.1.3 Laba Akuntansi