2. Demokratis, yaitu pengambilan keputusan pembangunan dilakukan secara
musyawarah dan mufakat dengan tetap berorientasi pada kepentingan masyarakat miskin.
2.4. Sasaran PNPM-MP 2.4.1. Lokasi Sasaran
Pada tahun 2009, lokasi sasaran PNPM-MP meliputi seluruh kecamatan perdesaan di Indonesia yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara bertahap. Untuk tahun 2008,
ketentuan pemilihan lokasi sasaran berdasarkan ketentuan : a.
Kecamatan-kecamatan yang tidak termasuk kategori “kecamatan yang bermasalah dalam PPK”
b. Kecamatan-kecamatan yang diusulkan oleh pemerintah daerah dalam skema
kontribusi pendanaan.
2.4.2. Kelompok Sasaran
a. Rumah Tangga Miskin RTM di perdesaan
b. Kelembagaan masyarakat di perdesaan
c. Kelembagaan pemerintah local.
2.4.3. Pelaksanaan PNPM-MP
Pelaksanaan PNPM-MP berada di bawah binaan Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Desa PMD, Departemen Dalam Negeri. Program ini didukung dengan
pembiayaan yang berasal dari alokasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara Negara APBN,
Universitas Sumatera Utara
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah APBD, dana hibah dari sejumlah bantuan dan pinjaman dari Bank Dunia.
Pelaksanaan kegiatan PNPM-MP tersebut merupakan tahap dari seluruh rencana yang telah disepakati dalam pertemuan Musyawarah Antar Desa MAD dimana dalam pertemuan
tersebut dilakukan untuk menetapkan usulan dan hal yang berhubungan dengan kebutuhan masyarakat serta rapat-rapat persiapan pelaksanaan. Dalam pelaksanaan kegiatan ini perlu
diperhatikan hal-hal penting sebagai berikut, yaitu : 1.
Masyarakat merupakan pemilik kegiatan, sehingga keputusan pelaksanaan dan tanggung jawab ada pada masyarakat.
2. Masyarakat desa mendapatkan prioritas untuk turut bekerja dalam pelaksanaan
kegiatan, terutama bagi RTM. 3.
Apabila ada bagian pekerjaan yang belum mampu dikerjakan oleh masyarakat sendiri, masyarakat dapat mendatangkan tenaga trampil atau ahli dari luar sepanjang disepakati
dalam musyawarah daerah dan kebutuhan tersebut di atas harus diperhitungkan dalam rancangan anggaran belanja kegiatan.
4. Penggunaan dana sesuai dengan rencana dan kegiatan agar mencapai hasil yang
memuaskan serta selesai tepat waktu.
2.4.4. Pemberdayaan Masyarakat dan Proses Pembangunan
Melalui PNPM-MP, masyarakat tidak dijadikan objek melainkan subjek dari proses perubahan. Masyarakat harus menjadi pelaku utama dalam pembangunan, ini merupakan
prinsip pembangunan yang berpusat pada rakyat. Perlunya restrukturisasi dalam sistem pembangunan sosial pada tingkat mikro masyarakat lokal, kelembagaan dan mikro
kebijakan untuk mendukung prinsip pembangunan yang berpihak pada rakyat. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
berimplikasi pada perlunya restrukturisasi sistem pembangunan sosial pada tingkat mikro, messo dan makro agar masyarakat lokal tingkat mikro dapat mengembangkan potensinya
tanpa mengalami hambatan yang bersumber dari faktor-faktor eksternal pada struktur mikro dan makro. Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya mempersiapkan masyarakat seiring
dengan upaya memperkuat kelembagaan masyarakat agar mampu mewujudkan kemajuan, kemandirian dan kesejahteraan.
Dalam program pemberdayaan masyarakat harus diperhatikan bahwa masyarakat setempat yang mempunyai tempat tinggal tetap dan permanen biasanya mempunyai ikatan
solidaritas yang tinggi sebagai pengaruh kesatuan tempat tinggalnya, adanya perasaan saling memerlukan di antara mereka, perasa, demikian yang pada dasarnya merupakan perasaan
komuniti. Dalam program pemberdayaan masyarakat penting juga diperhatikan modal sosial
yang dimiliki masyarakat setempat. Karena modal sosial merupakan sesuatu yang membuat masyarakat bersekutu untuk mencapai tujuan bersama atas dasar kebersamaan dan
didalamnya diikat oleh nilai-nilai dan norma-norma yang tumbuh dan dipatuhi. Situasi ini akan menjadi kunci bagi keberhasilan program pemberdayaan yang terdapat dalam suatu
daerah.
2.5. Kesejahteraan Sosial 2.5.1. Defenisi Kesejahteraan Sosial