Teori Proses Pengambilan Keputusan

18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Proses Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan dapat didefinisikan sebagai proses pemilihan suatu arah tindakan sebagai cara untuk memecahkan sebuah masalah tertentu Stoner, 2003: 205. Pengambilan keputusan juga dapat diartikan sebagai proses memilih suatu alternatif cara bertindak tertentu yang dinilai paling efisien dan sesuai dengan situasi untuk menyelesaikan masalah tertentu yang sedang dihadapi Salusu, 1996: 47. Proses pengambilan keputusan sangat berkaitan dengan penentuan satu alternatif di antara berbagai alternatif yang tersedia untuk memecahkan masalah Siagian, 1993: 24. Definisi tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Handoko 2001: 129 yang menyatakan bahwa pengambilan keputusan merupakan proses terkait dengan pemilihan tindakan tertentu yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah. Menurut Rochaety 2008: 151 pengambilan keputusan adalah proses kesadaran manusia terhadap fenomena individual maupun sosial berdasarkan kejadian faktual dan nilai pemikiran yang mencakup aktivitas perilaku pemilihan satu atau beberapa alternatif sebagai jalan keluar untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Uraian tersebut menunjukkan bahwa pada dasarnya pengambilan keputusan dalam hal ini merujuk pada proses penentuan satu alternatif tindakan tertentu di antara berbagai alternatif pilihan tindakan yang mungkin diambil. Pemilihan tersebut 19 didasarkan pada kesesuaiannya dengan masalah yang dihadapi maupun tingkat efisiensi dari penggunaan alternatif tindakan yang dipilih. Proses pengambilan keputusan dalam hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Terry dalam Hasan, 2002: 12-13 dasar-dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: 1. Intuisi, yaitu pengambilan keputusan berdasarkan perasaan subjektif dari pengambil keputusan, sehingga sangat dipengaruhi oleh sugesti dan faktor kejiwaan. 2. Rasional, yaitu pengambilan keputusan bersifat objektif, logis, transparan dan konsisten karena berhubungan dengan tingkat pengetahuan seseorang. 3. Fakta, yaitu pengambilan keputusan yang didasarkan pada kenyataan objektif yang terjadi, sehingga keputusan yang diambil dapat lebih sehat, solid dan baik. 4. Wewenang, yaitu pengambilan keputusan yang didasarkan pada wewenang dari manajer yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari bawahannya. 5. Pengalaman, yaitu pengambilan keputusan yang didasarkan pada pengalaman seorang. Menurut Cohen dalam Dermawan 2004: 112 pengambil keputusan dapat dikategorikan berdasarkan sudut pandang rasional atau tidaknya dasar pengambilan keputusan seperti dibahas di bawah ini: 1. Model pengambilan keputusan berdasarkan pandangan rasionalitas yang dibatasi 20 Model pengambilan keputusan ini berangkat dari kehidupan nyata yaitu adanya keterbatasan rasionalitas manusia dalam pengambilan keputusan. Pengambil keputusan juga dibatasi oleh sejumlah keterbatasan atau hambatan ketika menentukan proses pengambilan keputusan dan menentukan pilihan. 2. Model pengambilan keputusan yang tidak terstruktur Model ini dikenal sebagai model tong sampah. Hal demikian dikarenakan model ini pengambilan keputusan ini membalikan proses awal pengambilan keputusan yang artinya pengambil keputusan dapat mengajukan sejumlah solusi terhadap masalah yang sesungguhnya tidak ada, maka pengambil keputusan menciptakan sejumlah masalah yang dapat diselesaikan melalui solusi yang sudah tersedia. Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa pengambilan keputusan dalam hal ini tidak terjadi di ruang hampa. Pengambilan keputusan dapat didasari oleh berbagai faktor, serta terjadi melalui suatu proses atau mekanisme tertentu yang kemudian pada akhirnya terpilihlah satu alternatif yang dinilai paling tepat.

B. Pernikahan Dini