14
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi disiplin ilmu bimbingan konseling. Terutama bimbingan konseling remaja
dan keluarga.
2. Manfaat praktis
a. Bagi konselor, diharapkan dapat memberi gambaran mengenai fenomena
remaja yang menikah dini di lapangan sehingga menjadi dasar perumusan metode bimbingan konseling paling tepat guna menangani
permasalahan yang terjadi. b.
Bagi remaja, khususunya remaja putri, hasil penelitian diharapkan memberikan kontribusi pada proses pengambilan keputusan untuk
menikah di usia dini. c.
Bagi peneliti, melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana pembelajaran dan penambahan wawasan mengenai masalah-masalah
sosial yang terjadi dalam masyarakat.
G. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelusuran yang telah peneliti lakukan pada beberapa sumber referensi, tidak ditemui penelitian yang secara substansial sama persis
dengan penelitian ber judul “Pengambilan Keputusan Menikah Dini pada
Remaja Putri di Kecamatan Umbulharjo ”. Peneliti dalam hal ini menemukan
15 beberapa penelitian terdahulu yang memiliki persamaan dan perbedaan dengan
penelitian peneliti. Berikut merupakan beberapa penelitian terdahulu tersebut: 1.
Penelitian oleh Rafidah, dkk 2009 dengan judul “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pernikahan Usia Dini di Kabupaten Purworejo Jawa
Tengah ”. Penelitian tersebut mengaji tentang penikahan dini dilihat dari
beberapa faktor yang melatarbelakangi pernikahan dini di Kabupaten Purworejo. Penelitian dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pernikahan dini di Kabupaten Purworejo paling banyak dipengaruhi oleh persepsi terhadap pernikahan dini. Faktor
lain yang teridentifikasi sebagai faktor penyebab pernikahan dini dalam penelitian tersebut adalah rendahnya tingkat pendidikan, rendahnya status
ekonomi keluarga, orang tua yang tidak berpenghasilan, serta persepsi orang tua terhadap pernikahan dini itu sendiri. Perbedaan antara penelitian yang
akan peneliti lakukan dengan penelitian tersebut adalah pada metodenya. Penelitian tersebut menggunakan metode penelitian campuran antara
kuantitatif dengan kualitatif, sedangkan peneliti menggunakan metode kualitatif sepenuhnya. Perbedaan lain adalah bahwa pada penelitian tersebut
tidak turut dikaji mengenai proses pengambilan keputusan menikah oleh responden sebab lebih banyak fokus pada identifikasi penyebabnya saja.
Berbeda dengan penelitian yang akan peneliti lakukan sebab mengkaji pula aspek proses pengambilan keputusan menikah oleh subjek penelitian.
2. Penelitian oleh Surya 2007 dengan judul “Penyesuaian Pernikahan Remaja
Putri yang Melakukan Pernikahan Dini”. Penelitian tersebut bertujuan untuk
16 mengidentifikasi proses penyesuaian diri para remaja putri yang telah
melakukan pernikahan dini. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak semua subjek
mengalami kesulitan dalam melakukan penyesuaian diri dengan pernikahan yang dijalaninya pada usia remaja. Hal demikian dikarenakan kesiapan diri
subjek untuk memilih melakukan pernikahan di usia remaja dinilai lebih penting dari pada kesiapan usia. Perbedaan utama dari penelitian tersebut
dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah bahwa pada penelitian tersebut tidak mengkaji secara lebih mendalam mengenai aspek-
aspek yang menyebabkan subjek memutuskan untuk melakukan pernikahan dini. Penelitian tersebut cenderung mengkaji kondisi setelah pernikahan dini
terjadi. Berbeda dengan penelitian peneliti yang lebih banyak mengarah pada pertimbangan atau kondisi yang mendorong subjek mengambil
keputusan untuk menikah di usia remaja. 3.
Penelitian dengan judul Dampak Sosial Pernikahan Usia Dini Studi Kasus di Desa Gunungsindur-Bogor oleh Ahmad 2011. Penelitian tersebut
bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab pernikahan usia dini di kalangan anak muda Desa Gunungsindur, dampak yang dirasakan para
subjek setelah menikah, serta upaya-upaya yang dilakukan untuk mempertahankan rumah tangganya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penyebab pernikahan dini lebih banyak dipengaruhi oleh terbatasnya pengetahuan masyarakat tentang pernikahan dini akibat rendahnya tingkat
pendidikan. Faktor lain adalah faktor ekonomi dan ketakutan akan
17 terjerumus pada tindakan maksiat jika tidak segera menikah. Perbedaan
penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah bahwa penelitian tersebut tidak menggali proses pembentukan
keputusan untuk menikah secara lebih mendalam. Hal demikian dikarenakan pada penelitian tersebut lebih fokus pada faktor penyebab
terjadinya pernikahan dini, sedangkan peneliti dalam hal ini akan melakukan pula penelitian pada proses terbentuknya keputusan untuk menikah pada
remaja yang menjadi subjek penelitian.
18
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Proses Pengambilan Keputusan