Pengujian Sifat Mekanik Uji Kekuatan Tarik

4.4 Karakterisasi Film Bioplastik Protein kedelai – Gliserol – Poliester amida

4.4.1 Pengujian Sifat Mekanik Uji Kekuatan Tarik

Pengujian sifat mekanik dalam penelitian ini menggunakan alat Universal Testing Machine Gotech Al-7000M Grid Tensile dengan beban 2000 kgf dan kecepatan 25 mmmenit . Ketebalan film bioplastik di bawah 1 mm 0,1 – 0,2 mm sesuai dengan standar ASTM D 882-91, yaitu standar untuk uji kemuluran dan kekuatan tarik plastik pelapis tipis dan film bioplastik www.astm.org. Hasil pengujian sifat mekanik film bioplastik protein kedelai – Gliserol – Poliester amida dapat dilihat pada Tabel 4.2 di bawah ini : Tabel 4.2 Hasil Pengujian Sifat Mekanik Film Bioplastik Protein kedelai – Gliserol – Poliester amida Sampel Kekuatan Tarik MPa Kemuluran Film Protein kedelai – Gliserol 15 kontrol Film Protein kedelai + Gliserol + Poliester amida 10 Film Protein kedelai + Gliserol + Poliester amida 30 Film Protein kedelai + Gliserol + Poliester amida 50 2,869 3,786 8,886 4,031 167,647 169,103 170,588 171,642 Kekuatan tarik tensile strength menunjukkan gaya maksimum yang diperlukan untuk memutuskan film bioplastik. Film bioplastik dengan kekuatan tarik yang tinggi akan mampu melindungi produk yang dikemasnya dari gangguan Universitas Sumatera Utara mekanik dengan baik Suryaningrum et al, 2011 dan Hasdar et al, 2011. Adapun grafik nilai kekuatan tarik dan nilai kemuluran elongation dari masing-masing film bioplastik protein kedelai – gliserol – poliester amida dapat dilihat pada Gambar 4.6 dan 4.7 berikut : 2,869 3,786 8,886 4,031 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Protein Kedelai + 0 PEA Protein Kedelai + 10 PEA Protein Kedelai + 30 PEA Protein Kedelai + 50 PEA K e k u at an T ar ik M P a Film Bioplastik 167,647 169,103 170,588 171,642 165 166 167 168 169 170 171 172 Protein Kedelai + 0 PEA Protein Kedelai + 10 PEA Protein Kedelai + 30 PEA Protein Kedelai + 50 PEA K e m ul ur a n Film Bioplastik Gambar 4.6. Grafik Nilai Kekuatan Tarik Film Bioplastik Protein Kedelai Gliserol 15 – Poliester Amida Gambar 4.7 Grafik Nilai Kemuluran Film Bioplastik Protein Kedelai Gliserol 15 – Poliester Amida Universitas Sumatera Utara Dari kedua grafik di atas, dapat dilihat bahwa film bioplastik protein kedelai tanpa poliester amida memiliki kekuatan tarik dan kemuluran yang paling rendah, yaitu sebesar 2,869 MPa dan 167,647 dan film bioplastik protein kedelai – gliserol – poliester amida yang optimum adalah film bioplastik protein kedelai dengan poliester amida 30, yaitu sebesar 8,886 MPa untuk kekuatan tariknya dan 170,588 untuk kemulurannya. Penambahan 10, 30, dan 50 poliester amida pada film bioplastik protein kedelai mengakibatkan adanya perubahan kekuatan tarik yang signifikan. Kombinasi variasi massa poliester amida terhadap protein kedelai juga menyebabkan perubahan pada sifat mekanik dari film bioplastik yang dihasilkan. Poliester amida sebagai bahan pengisi dan penguat memberikan sifat elastis pada film bioplastik yang efeknya berbeda-beda, tergantung pada konsentrasi massa poliester amida yang ditambahkan. Dari data yang diperoleh, kekuatan tarik dan kemuluran protein kedelai murni soy protein isolate dan penambahan gliserol 30 dengan menggunakan metode solution casting wet process adalah sebesar 4,1 MPa dan 105,4 Manso, 2012. Sedangkan kekuatan tarik dan kemuluran poliester amida adalah sebesar 17 MPa dan 420 Galan et al, 2011. Namun setelah proses pencampuran protein kedelai – gliserol - poliester amida, maka nilai kekuatan tarik dan kemuluran film bioplastik yang dihasilkan bervariasi seperti yang dijelaskan pada Grafik 4.6 dan 4.7 di atas. Nilai kekuatan tarik dan kemuluran film bioplastik protein kedelai dengan 10 dan 30 poliester amida mengalami kenaikan yang sejalan dengan penambahan poliester amida. Namun pada film bioplastik protein kedelai dengan 50 poliester Universitas Sumatera Utara amida, nilai kemulurannya meningkat menjadi sebesar 171,642 tetapi nilai kekuatan tariknya mengalami penurunan menjadi sebesar 4,031 MPa. Sifat mekanik dipengaruhi oleh besarnya jumlah kandungan komponen- komponen penyusun film bioplastik, yaitu protein kedelai, gliserol, dan poliester amida. Menurut Weiping Ban 2005 dalam Yusmarlela 2009, faktor penting yang mempengaruhi sifat mekanik pada suatu film adalah afinitas antara tiap komponen penyusunnya. Afinitas adalah suatu fenomena dimana atom-atom molekul tertentu memiliki kecenderungan untuk bersatu atau berikatan. Dengan adanya peningkatan afinitas, maka semakin banyak terjadi ikatan antar molekul. Oleh karena itu, kekuatan suatu bahan dipengaruhi oleh ikatan kimia penyusunnya. Ikatan kimia yang kuat bergantung pada jumlah ikatan molekul dan jenis ikatannya seperti ikatan kovalen, ikatan ion, ikatan hidrogen, dan gaya Van der Waals. Ikatan kimia yang kuat sulit untuk diputus karena diperlukan energi yang cukup besar untuk memutuskan ikatan tersebut Yusmarlela, 2009. Apabila kadar bahan pemlastis dan pengisi terus-menerus ditingkatkan akan menyebabkan kekuatan tarik film bioplastik menurun. Hal ini disebabkan karena kesetimbangan molekul telah terlewati, sehingga molekul pemlastis dan pengisi yang berlebih pada fase tersendiri di luar fase matriksnya dan akan menurunkan gaya intermolekuler antar rantai yang menyebabkan gerakan rantai lebih bebas dan gaya intermolekulernya juga akan menurun Yusmarlela, 2009. Universitas Sumatera Utara

4.4.2 Pengujian Kadar Protein