3.5 Analisis dan Karakterisasi Film Bioplastik
g. Analisis dan karakterisasi film bioplastik dilakukan untuk mengetahui apakah
plastik yang dihasilkan telah memenuhi syarat yang ditentukan untuk suatu penggunaan tertentu, jenis pengujian yang dilakukan adalah :
h. Pengujian sifat mekanik dengan uji kekuatan tarik
i. Pengujian kadar protein
j. Pengujian daya tahan panas TGA
k. Pengujian biodegradasi masa urai
l. Analisis permukaan dengan mikroskop elektron payaran SEM
Analisis spektroskopi infra merah FTIR
Pengujian sifat mekanis dalam penelitian ini menggunakan alat Universal Testing Machine Gotech Al-7000M Grid Tensile dengan beban 2000 kgf dan
kecepatan 25 mmmenit. Spesimen film bioplastik dipotong dengan ketebalan di bawah 1 mm 0,1 – 0,2 mm sesuai dengan standar ASTM D 882-91, yaitu standar
untuk uji kemuluran dan kekuatan tarik plastik pelapis tipis dan film bioplastik. Gambar 3.4 menampilkan ukuran spesimen film untuk uji tarik pada penelitian ini.
3.5.1 Pengujian Sifat Mekanik dengan Uji Kekuatan Tarik
Gambar 3.4 Spesimen Film untuk Uji
Universitas Sumatera Utara
Kedua ujung spesimen dijepit pada alat kemuluran kemudian dicatat perubahan panjangnya mm Yazdani G, 2000. Kemudian, dicatat harga tegangan maksimum F
maks
Harga kemuluran bahan dihifung dengan menggunakan rumus di bawah ini:
dan regangannya. Data pengukuran regangan diubah menjadi kuat tarik 80 dan kemuluran c.
Kemuluran ε =
100 x
lo lo
l −
…………………..... 3.1 Dimana : l – lo = harga stroke ; lo = panjang awal
Nilai kekuatan tarik bahan dihitung dengan persamaan: Kekuatan tarik Kgfmm
2
2
mm A
Kgf tarik
beban nilai
= …………………... 3.2
Dimana : A = luas permukaan yang mendapat beban.
3.5.2 Pengujian Kadar Protein
Pengujian kadar protein pada penelitian ini menggunakan standar SNI 01 – 2891 – 1992 dengan menggunakan metode Kjeldahl.
1. Dalam analisis protein dengan metode Kjeldahl terdapat tiga tahap proses,
yaitu : Tahap Destruksi
Plastik bioplastik kering ditimbang seberat satu 1 gram kemudian dimasukkan dalam tabung destruksi. Kemudian tujuh 7 gram katalis
dimasukkan dalam tabung tersebut dan ditambahkan dengan 25 ml
Universitas Sumatera Utara
H
2
SO
4
2. pekat. Tabung yang berisi larutan tersebut dimasukkan dalam alat
destruksi selama ± 1-1,5 jam. Proses destruksi dilakukan sampai larutan menjadi bening kehijau-hijauan kemudian didinginkan selama 30 menit.
Tahap Destilasi Secara perlahan ditambahkan sejumlah kecil air destilat ke dalam labu
destruksi melalui dinding labu dan digoyangkan perlahan agar kristal yang terbentuk larut kembali. Isi labu kemudian dipindahkan dalam labu
ukuran 100 ml destilasi dan diencerkan hingga tanda batas. Kemudian diambil sampel sebanyak 25 ml ke dalam labu destilasi alas bulat dan
ditambahkan 50 ml larutan 30 NaOH dan 3 tetes indikator PP diencerkan sampai setengah volume labu. Erlenmeyer 250 ml yang berisi
100 ml larutan H
3
BO
3
; dan 2-3 tetes indikator metilen red dan metilen blue diletakkan di bawah kondensor yang harus terendam di bawah
permukaan larutan H
3
BO
3
3
Tahap Titrasi . Destilasi dilakukan sampai diperoleh kira-kira
setengah kali volume larutan contoh.
Tahap titrasi dilakukan dengan menggunakan HCl 0,1 N, dititrasi sampai warna larutan berubah menjadi merah muda. Kadar protein dihitung
dengan rumus : nitrogen
=
�� ��� ������� �������������×0,1 � ���×14 �� ������� �������������
× 100 …… 3.3
Universitas Sumatera Utara
kadar protein = nitrogen × faktor konversi protein ………... 3.4 dimana : faktor konversi protein = 5,75
3.5.3 Pengujian Daya Tahan Panas dengan Thermogravimetric Analysis TGA