Analisis Permukaan dengan Mikroskop Elektron Payaran SEM Analisis Spektroskopi Infra Merah FTIR

komposisi poliester amida pada film bioplastik, maka semakin besar laju degradasi film bioplastik tersebut.

4.4.5 Analisis Permukaan dengan Mikroskop Elektron Payaran SEM

Gambar 4.9 berikut menampilkan hasil analisis SEM dari film bioplastik protein kedelai – gliserol dan film bioplastik protein kedelai – gliserol – poliester amida. a Gambar 4.10. Foto SEM Film Bioplastik dengan a Protein kedelai – Gliserol 15 kontrol, b Protein kedelai – Gliserol – Poliester amida 30 Universitas Sumatera Utara b Dari hasil analisis SEM pada gambar 4.10 a dan b menunjukkan permukaan kasar berpori dan terdapat titik-titik putih di dalam film bioplastik protein kedelai – gliserol. Titik-titik putih tersebut merupakan granula-granula protein yang belum terlarut sempurna. Hal ini dapat disebabkan oleh pengadukan yang belum merata pada seluruh permukaan film bioplastik. Pada gambar a juga terlihat ada terdapat pecahan pada film bioplastik. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi bahan pemlastis tidak terdispersi secara menyeluruh sehingga mengakibatkan sisi-sisi kaku dan kering dari film bioplastik tersebut. Gambar 4.10. Foto SEM Film Bioplastik lanjutan Universitas Sumatera Utara

4.4.6 Analisis Spektroskopi Infra Merah FTIR

Hasil analisis spektroskopi FTIR dari film protein kedelai – gliserol dan film protein kedelai – gliserol – poliester amida memberikan spektrum dengan puncak- puncak serapan pada daerah bilangan gelombang yang dapat dilihat pada Gambar 4.11 dan 4.12 di bawah ini : Dari gambar spektra analisis gugus fungsi FTIR di atas, dapat dilihat puncak daerah serapan yang tajam pada bilangan gelombang 3276,83 cm -1 . Puncak daerah tersebut dihubungkan dengan gugus O-H bebas dan terikat, serta gugus N-H. Gugus O-H dan gugus N-H pada protein kedelai dan gugus O-H pada air yang diserap membentuk ikatan hidrogen inter- dan intra-molekuler dengan gugus C-O pada asam- Gambar 4.11 Spektra Hasil Analisis Gugus Fungsi Protein Kedelai – Gliserol Universitas Sumatera Utara asam amino gugus peptida dan gugus karboksil pada rantai protein. Uluran C-H dari gugus CH 2 dan CH 3 jenuh diamati pada daerah serapan 2829 cm -1 . Daerah serapan sekitar 1626,48 cm -1 merupakan gugus karbonil C=O stretching. Sedangkan daerah serapan sekitar 1537 cm -1 Sedangkan hasil spektra analisis FTIR pada film bioplastik protein kedelai – gliserol – poliester amida menunjukkan daerah serapan gugus fungsi seperti pada Gambar 4.12 di bawah ini : merupakan daerah tekukan N-H N-H bending. a Gambar 4.12. Spektra Hasil Analisis Gugus Fungsi Film Bioplastik dengan a Protein Kedelai – Gliserol – Poliester amida 10, b Protein Kedelai – Gliserol 15 – Poliester amida 30, c Protein Kedelai – Gliserol 15 - Poliester Amida 50 Universitas Sumatera Utara b c Gambar 4.12. Spektra Hasil Analisis Gugus Fungsi Film Bioplastik lanjutan Universitas Sumatera Utara Gambar 4.12 di atas memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan jumlah gugus O-H pada film bioplastik protein kedelai – gliserol – poliester amida, yaitu pada daerah serapan sekitar 3200 cm -1 Gaya-gaya dipol merupakan gaya yang bekerja antara molekul-molekul polar, yaitu antara molekul-molekul yang memiliki momen dipol Chang, 2003. . Hal ini mengindikasikan bahwa antara protein, gliserol, dan poliester amida terjadi interaksi-interaksi molekul, yaitu gaya- gaya dipol Van der Waals akibat adanya gugus O-H dan ikatan hidrogen pada masing-masing komponen pembentuk film plastik tersebut. Selain, gugus N-H dan O-H, analisis spektra FTIR pada Gambar 4.12 juga menampilkan adanya gugus C-H pada bilangan gelombang sekitar 2900 cm -1 dan gugus karbonil C=O pada daerah serapan sekitar 1600 cm -1 . Namun secara keseluruhan, panjang gelombang film bioplastik protein kedelai – gliserol – poliester amida yang terdapat pada Gambar 4.11 a, b, dan c tidak mengalami perubahan yang berarti dari panjang gelombang film bioplastik protein kedelai – gliserol yang ditampilkan pada Gambar 4.10 di atas. Hal ini disebabkan karena film bioplastik yang dihasilkan hanya melalui proses fisika blending semata sehingga tidak ditemukannya gugus fungsi baru dan juga poliester amida hanya sebagai pengisi pada film bioplastik tersebut. Universitas Sumatera Utara Panjang gelombang gugus fungsi dari spektra hasil analisis FTIR di atas dapat dilihat pada Tabel 4.5 di bawah ini : Tabel 4.5 Data Hasil Analisis Gugus Fungsi Film Bioplastik Protein Kedelai Gliserol – Poliester Amida dengan Spektroskopi FTIR Sampel Bilangan Gelombang cm -1 Gugus Fungsi Pustaka Pavia, 1983 Film Protein kontrol Film Protein + Poliester amida 10 Film Protein + Poliester amida 30 Film Protein + Poliester amida 50 3276,83 2829,00 1626,48 1537,00 3288,64 2925,66 1625,15 3279,78 2926,35 1625,10 3279,83 2925,49 1624,72 N-H tumpang tindih dengan OH Uluran C-H Uluran C=O Tekukan N-H N-H tumpang tindih dengan OH Uluran C-H Uluran C=O N-H tumpang tindih dengan OH Uluran C-H Uluran C=O N-H tumpang tindih dengan OH Uluran C-H Uluran C=O 3000-3500 2850-3000 1640-1670 1550-1640 3000-3500 2850-3000 1640-1670 3000-3500 2850-3000 1640-1670 3000-3500 2850-3000 1640-1670 Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan