44
dengan membuat pilihan dan mengambil keputusan sendiri, seperti menjalin relasi dengan orang lain, memiliki tanggung jawab serta mereka mampu
bertindak dengan segera, memiliki keyakinan yang kuat, memiliki persepsi diri yang positif, suka mencari tantangan baru, mau melibatkan diri dengan
lingkungan yang lebih luas, mengungkapkan perasaan kasih sayang dengan spontan, dan mampu mempengaruhi orang lain.
Siswa yang mempunyai kepercayaan diri yang baik maka penyesuaian diri terhadap sosialnya pun akan berlangsung lancar, seperti pada proses
penyesuaian diri, apabila penyesuaian diri positif akan ditandai oleh kepercayaan terhadap diri sendiri, orang lain dan segala sesuatu diluar dirinya,
sehingga tidak pernah merasa tersisih dan kesepian, dan itu akan mempermudah mereka dalam mengaktualisasikan diri dan akan memperlancar
mereka mencapai kesuksesan dalam kehidupan. Kepercayaan diri bagi siswa dalam memulai hubungan penyesuaian dalam lingkungan sangat penting
karena sikap individu dalam berinteraksi dengan lingkungan tergantung pada kepercayaan diri individu. Remaja yang mempunyai percaya diri yang tinggi
akan mudah bersosialisasi dan remaja yang mempunyai percaya diri kurang cenderung menutup diri dan sulit dalam menyesuaikan diri dengan sosialnya.
Penyesuaian sosial yang berhasil akan menuju pada kondisi mental yang mampu dalam menyesuaikan masalah yang dihadapi, memahami
kekurangan-kekurangan yang ada pada dirinya. Remaja yang memiliki sikap takut, cemas, cenderung menarik diri dari pergaulan lingkungan akan
45
mengakibatkan penolakan dari lingkungan sehingga remaja akan mempunyai rasa kesepian, kecemasan dan merasa kurang bahagia, dan perasaan itu
disebabkan karena kurang percaya pada diri sendiri sehingga tidak mampu menciptakan hubungan yang harmonis dengan orang lain.
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini adalah adanya hubungan positif antara kepercayaan diri dengan penyesuaian sosial pada siswa kelas X di SMK N 1
Kalasan. Dimana semakin tinggi kepercayaan diri yang dimiliki maka semakin tinggi pula penyesuaian sosial seseorang, begitu sebaliknya apabila
kepercayaan diri rendah akan rendah pula penyesuaian sosialnya.
46
F. Paradigma Penelitian
H
Keterangan : X adalah variabel
bebas yaitu “Kepercayaan Diri” Y adalah variabel terikat yaitu “Penyesuaian Sosial”
H adalah hipotesis yang menandakan adanya suatu hubungan
X Y
47
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian merupakan keseluruhan cara atau kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian dimulai dari perumusan
masalah sampai dengan penarikan kesimpulan. Menurut Nanang Martono 2010 : 20 menjelaskan bahwa pendekatan penelitian itu ada dua macam, yaitu:
1. Pendekatan Kuantitatif, yaitu semua informasi atau data diwujudkan dalam bentuk angka. Data yang berupa angka tersebut kemudian diolah dan
dianalisis untuk mendapatkan suatu informasi ilmiah di balik angka-angka tersebut, analisisnya berdasarkan angka tersebut dengan analisis statistik.
2. Pendekatan Kualitatif, yaitu informasi atau data yang dikumpulkan tidak berwujud angka, analisisnya dengan prinsip logika atau berupa kata-kata.
Berdasarkan uraian diatas maka bentuk penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan analisa kuantitatif, dengan maksud untuk mencari pengaruh
antara variabel independen X dengan variabel dependen Y yang menggunakan rumus statistik Suharsimi Arikunto,1996:5. Dengan metode ini
diharapkan dapat menjelaskan fenomena yang ada berdasarkan data dan fakta yang diperoleh.
48
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Kalasan. Beralamat di
Randugunting Tamanmartani Kalasan Sleman Yogyakarta. 2.
Waktu Penelitian
Proses penelitian untuk pengumpulan data dilakukan pada Juni - Oktober
2014. C.
Penentuan Subyek dan Obyek Penelitian 1.
Subyek Penelitian a. Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono 2010:117 populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut Suharsimi
Arikunto 2010: 173 populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. dari beberapa pengertian tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan dikenai generalisasi berdasarkan sampel dari hasil peneliti. Dalam penelitian ini
yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas X SMK Negeri 1 Kalasan yang terdiri dari 9 kelas dengan jumlah 277 siswa.