Definisi Metode TOPSIS Technique For Order Preference by Langkah Kerja Metode TOPSIS

Sedangkan kelemahan metode AHP adalah sebagai berikut: a. Ketergantungan model AHP pada input utamanya. Input utama ini berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan subyektivitas sang ahli selain itu juga model menjadi tidak berarti jika ahli tersebut memberikan penilaian yang keliru. b. Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara statistik sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang terbentuk.

3.2.3 Metode TOPSIS

Technique For Order Preference by Similarity to Ideal Solution

3.2.3.1 Definisi Metode TOPSIS Technique For Order Preference by

Similarity to Ideal Solution TOPSIS adalah salah satu metode pengambilan keputusan multikriteria yang pertama kali diperkenalkan oleh Yoon dan Hwang pada tahun 1981. Menurut Sri Kusumadewi 2002 : 87, TOPSIS didasarkan pada konsep dimana alternatif terpilih yang terbaik tidak hanya memiliki jarak terpendek dari solusi ideal positif, namun juga memiliki jarak terpanjang dari solusi ideal negatif. Konsep ini banyak digunakan pada beberapa model MADM untuk menyelesaikan masalah keputusan secara praktis. Hal ini disebabkan konsepnya sederhana dan mudah dipahami, komputasinya efisien dan memiliki kemampuan untuk mengukur kinerja relatif dari alternatif-alternatif keputusan dalam bentuk matematis yang sederhana. Universitas Sumatera Utara

3.2.3.2 Langkah Kerja Metode TOPSIS

Sri Kusumadewi dalam bukunya menguraikan langkah kerja metode TOPSIS. Adapun langkah-langkah metode TOPSIS sebagai berikut : 1. Membangun normalized decision matrix Elemen rij dari normalisasi decision matrix R dengan metode Euclidean length of a vector adalah : n . . . 3, 2, 1, = j dan m . . . 3 2, 1, = i dengan ; 1 2 ∑ = = m i ij ij ij x x r Dimana: r ij = matriks ternormalisasi [i][j] x ij = matriks keputusan [i][j] 2. Membangun weighted normalized decision matrix Solusi ideal positif A + dan solusi ideal negatif A - dapat ditentukan berdasarkan rating bobot ternormalisasi Y ij sebagai berikut : Y ij = w i. r ij dengan i = 1, 2, 3 . . . m dan j = 1, 2, 3, . . . n Dimana: Y i,j = matriks normalisasi terbobot [i][j] w j = vektor bobot [j] r ij = matriks ternormalisasi [i][j] 3. Memerlukan matriks solusi ideal dan matriks solusi ideal negatif. Solusi ideal positif A + dihitung berdasarkan : A + = Y 1 + , Y 2 + , Y 3 + ,…,Y n + A + ={max Y ij | j Є J,min Yij| j Є J’, i=1,2,...,m}={Y 1 + , Y 2 + , Y 3 + ,...,Y n + } Solusi ideal negatif A - dihitung berdasarkan : A - = Y 1 - , Y 2 - , Y 3 - ,…,Y n - Universitas Sumatera Utara A - ={min Y ij | j Є J,max Yij| j Є J’, i=1,2,...,m}={Y 1 - , Y 2 - , Y 3 - ,..., Y n - } Dimana: J = {1, 2, ..., n dan j berhubungan dengan benefit criteria} J’= {1, 2, ..., n dan j berhubungan dengan cost criteria} Y j + = solusi ideal positif [j] Y j - = solusi ideal negatif [j] Pembangunan A + dan A - adalah untuk mewakili alternatif yang most preferable ke solusi ideal dan yang least preferable secara berurutan. 4. Menentukan jarak antara nilai setiap alternatif dengan matriks solusi ideal positif dan matriks ideal negatif. Jarak antara alternatif A i dengan solusi ideal positif dapat dirumuskan sebagai : ∑ = + + − = n j j i Yi Y Di 1 2 ; untuk i=1,2,3,...,m Jarak antara alternatif A i dengan solusi ideal negatif dapat dirumuskan sebagai : Universitas Sumatera Utara ∑ = − − − = n j j i Yi Y Di 1 2 ; untuk i=1,2,3,...,m 5. Menentukan nilai preferensi untuk setiap alternatif Kedekatan setiap alternatif terhadap solusi ideal dihitung berdasarkan rumus: + − − + = Di Di Di V 1 ; untuk i=1,2,3,...,m

3.3 Teknik Sampling

Dalam suatu survei, tidaklah selalu perlu untuk meneliti semua individu dalam populasi, karena disamping memerlukan biaya yang sangat besar juga membutuhkan waktu yang lama. Dengan meneliti sebagian dari populasi, kita mengharapkan bahwa hasil yang didapat akan dapat menggambarkan sifat populasi yang bersangkutan. Untuk dapat mencapai tujuan ini, maka cara-cara pengambilan sampel harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Sebuah sampel harus dipilih sedemikian rupa sehingga setiap satuan elementer mempunyai kesempatan dan peluang yang sama untuk dipilih dan besarnya peluang itu tidak boleh sama dengan nol. Disamping itu, pengambilan sampel yang secara acak random haruslah menggunakan metode yang tepat sesuai dengan ciri-ciri populasi dan tujuan penelitian. Secara garis besar, metode penarikan sampel dapat dibagi menjadi dua, yaitu pemilihan sampel dari populasi secara acak random atau probability sampling dan pemilihan dari populasi secara tidak acak nonrandom atau nonprobability Universitas Sumatera Utara