Latar Belakang Permasalahan PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan

Di era globalisasi saat ini, persaingan antar perusahaan semakin ketat. Konsumen tidak lagi hanya menginginkan produk yang berkualitas, tetapi juga menuntut pelayanan yang baik dan tepat waktu. Pemasok sebagai pihak penyedia bahan baku, sangat berperan penting dalam penentuan kualitas, kelancaran produksi dan dalam manajemen rantai pasok. Untuk itu, perusahaan harus selektif menentukan pemasok yang menjadi prioritas utama mitra bisnis. PT. Kurnia Aneka Gemilang adalah sebuah perusahaan yang memproduksi sirup. Bahan baku yang digunakan oleh perusahaaan ini adalah konsentrat dan gula murni. Perusahaan memiliki 5 pemasok gula murni yang telah lama menjadi mitra bisnis perusahaan. Kelima pemasok gula murni ini memiliki kelebihan dan kelemahan yang berbeda dalam menyediakan gula murni kepada PT. Kurnia Aneka Gemilang. Berdasarkan pengalaman perusahaan, tidak ada pemasok gula murni yang benar-benar mampu memenuhi kebutuhan perusahaan secara konsisten. Hal ini terlihat dari ada pemasok yang sering tidak sanggup memenuhi permintaan perusahaan akan gula murni yang mendadak. Oleh karena itu, perusahaan perlu mengevaluasi kinerja pemasok gula murni dan menentukan prioritas pemasok tersebut berdasarkan kriteria dan sub kriteria sesuai kebutuhan perusahaan. Universitas Sumatera Utara Dalam penentuan pemasok, ada beberapa kriteria yang harus diperhitungkan. Secara umum, banyak perusahaan yang menggunakan kriteria dasar seperti kualitas produk yang ditawarkan, harga dan ketepatan waktu pengiriman. Penelitian yang dilakukan oleh Dickson hampir 40 tahun yang lalu menunjukkan bahwa kriteria penentuan pemasok terdiri dari 23 kriteria ini kutipan dalam buku I Nyoman Pujawan, 2009. Penelitian ini menggunakan kriteria yang didasarkan pada teori Dickson yang kemudian divalidasi sesuai dengan kebutuhan perusahaan melalui diskusi bersama pihak manajemen pada perusahaan. Kemudian ditentukan sub kriteria yang digunakan dalam penelitian ini. Sub kriteria dapat menjelaskan secara detail hal-hal yang apa saja yang harus dipertimbangkan dengan pengambilan keputusan. Sama halnya dengan penentuan kriteria, penentuan sub kriteria juga diperoleh dari hasil proses diskusi dengan pihak manajemen perusahaan. Tidak terdapat acuan khusus ataupun tolok ukur yang digunakan dalam menentukan sub kriteria ini. Adapun kriteria dan sub kriteria penentuan pemasok gula murni antara lain : Kriteria Harga Price, meliputi 3 sub kriteria : kesesuaian tingkatan harga dengan tingkatan kualitas, kemampuan untuk memberikan potongan harga diskon pada pemesanan dalam jumlah tertentu dan kelonggaran pembayaran dan pelunasan. Kriteria kualitas quality, meliputi 3 sub kriteria : kesesuaian gula murni dengan standar yang berlaku, penyediaan gula murni tanpa caca dan konsistensi dalam pemenuhan kualitas. Kriteria pengiriman delivery, meliputi 3 sub ktiteria : kemampuan untuk mengirimkan barang sesuai dengan tanggal yang telah disepakati, kemampuan dalam hal penanganan sistem transportasi dan ketepatankesesuaian Universitas Sumatera Utara jumlah dalam pengiriman. Kriteria pelayanan service, meliputi 3 sub kriteria : kemudahan untuk dihubungi, kemampuan memberikan informasi secara jelas dan mudah dimengerti dan kecepatan dalam hal menanggapi permintaan pelanggan. Kriteria garansi warranty, meliputi 2 sub kriteria : kesediaan pemasok dalam penggantian produk cacat dan kecepatan respon dalam penggantian produk cacat. Pengambilan keputusan dalam penentuan dan pemilihan pemasok telah pernah diteliti. Peneliti sebelumnya oleh Feri Harianto Aprillia 2012 tentang pemilihan pemasok bahan bangunan pada proyek apartemen di Surabaya dengan menggunakan metode AHP. Penelitian ini mengunakan 5 kriteria yaitu : harga, kualitas, layanan, ketepatan pengiriman dan ketepatan jumlah. Hasilnya, mempertimbangan peringkat kriteria dalam pemilihan pemasok didasarkan pada besarnya nilai eigen vektor. Kelemahan penelitian ini hanya melihat dan mempertimbangkan ketidakpastian yang muncul akibat subjektivitas manusia. Pada penelitian Indira Kusuma 2012 tentang “Seleksi Pemasok Bahan Baku dengan Metode TOPSIS Fuzzy MADM” Studi Kasus PT. Giri Sekar Kedaton, Gresik, menggunakan 13 kriteria dalam pemilihan pemasok yaitu : kepantasan harga dengan kualitas barang yang dihasilkan, kemampuan untuk memberikan potongan harga diskon pada pemesanan dalam jumlah tertentu, kesesuaian barang dengan spesifikasi yang telah ditetapkan, kriteria penyediaan barang tanpa cacat, kriteria kemampuan memberikan kualitas yang konsisten, kriteria kemampuan untuk mengirimkan barang sesuai dengan tanggal yang telah disepakati, kriteria kemampuan dalam hal penanganan sistem transportasi, kriteria ketepatan dan kesesuaian jumlah dalam pengiriman, kriteria kesesuaian isi Universitas Sumatera Utara kemasan, kriteria kemudahan untuk dihubungi, kriteria kemampuan untuk memberikan informasi secara jelas dan mudah untuk dimengerti, kriteria kecepatan dalam hal menanggapi permintaan pelanggan, kriteria cepat tanggap dalam menyelesaikan keluhan pelanggan. Dengan metode topsis tersebut dapat diperoleh pemasok semen terbaik. Penelitian ini menggunakan MCDM Multi Criteria Decision Making dalam pengambilan keputusan. Alasan penggunaan metode ini dikarenakan penelitian ini melibatkan lebih dari satu kriteria dalam menentukan prioritas pemasok yang didasarkan pada teori Dickson yang kemudian divalidasi oleh perusahaan sesuai dengan kebutuhan melalui proses diskusi bersama pihak-pihak yang ahli dalam penanganan pasokan gula murni dan melibatkan minimal dua solusi alternatif. Penelitian ini menggunakan dua metode MCDM. Kedua metode yang digunakan disini adalah metode Analytical Hierarchy Process AHP dan Technique for Order Preferences of Similarity to Ideal Solution TOPSIS yang untuk selanjutnya disebut dengan metode AHP-TOPSIS. Metode TOPSIS merupakan metode multi kriteria yang mencari penyelesaian berdasarkan jarak terdekat dengan titik ideal positif dan jarak terjauh dengan titik ideal negatif. Metode TOPSIS mempunyai kelemahan, yaitu memerlukan bobot awal untuk mengolah data selanjutnya. Oleh karena itu perlu dilakukan penggabungan dengan metode MCDM lain untuk mendapatkan bobot awal yaitu AHP . Metode AHP menggunakan persepsi manusia yang dianggap ahli sebagai input utamanya dan metode TOPSIS menggunakan dan memperhitungkan nilai preferensi setiap Universitas Sumatera Utara alternatif. Peneliti tertarik menggabungkan kedua metode MCDM yaitu AHP dan TOPSIS dalam penentuan pemasok gula murni pada PT. Kurnia Aneka Gemilang.

1.2 Rumusan Permasalahan