Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Hipotesis STROKE ISKEMIK

penggunaan statin dengan segera sebagai terapi pada pasien – pasien setelah stroke dengan rata-rata lama masa rawatan 5 hari Yoon dkk,2004. Studi Lam dkk, mencoba membandingkan efek dari dosis atorvastatin yang berbeda terhadap plasma endothel pada pasien – pasien diabetes tipe 2 dengan dislipidemia. Ternyata studi tersebut mendapatkan bahwa dosis atorvastatin yang 20mg memiliki efek yang terbaik pada pengobatan dislipidemia pasien diabetes dibandingkan dengan dosis 10mg dan 40mg Lam dkk,2006.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian – penelitian terdahulu seperti yang telah diuraikan di atas dirumuskanlah masalah sebagai berikut : Bagaimanakah pengaruh dosis statin terhadap kadar lipid plasma dan outcome fungsional pada pasien stroke iskemik?

3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan :

3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh dosis statin terhadap kadar lipid plasma dan outcome fungsional pada pasien stroke iskemik. Universitas Sumatera Utara

3.2 Tujuan Khusus

3.2.1 Untuk mengetahui pengaruh dosis statin terhadap kadar lipid plasma dan outcome fungsional pada pasien stroke iskemik yang dirawat di bagian Neurologi RSUP H. Adam Malik Medan dan jejaringnya. 3.2.2 Untuk mengetahui pengaruh Simvastatin 10mg, 20mg dan Atorvastatin 20mg terhadap perubahan kadar lipid plasma setelah hari ke-14 dan ke28 pada pasien stroke iskemik akut di RSUP H. Adam Malik Medan dan jejaringnya 3.2.3 Untuk melihat perubahan outcome fungsional sesudah diberikan Simvastatin 10mg, 20mg dan Atorvastatin 20mg pada hari ke-14 dengan hari ke-28 untuk masing - masing kelompok pada pasien stroke iskemik akut di RSUP H. Adam Malik Medan dan jejaringnya 3.2.4 Untuk mengetahui perbedaan kadar lipid plasma sebelum diberikan Simvastatin 10mg, 20mg dan Atorvastatin 20 mg pada pasien stroke iskemik akut di RSUP H. Adam Malik Medan dan jejaringnya 3.2.5 Untuk mengetahui perbedaan kadar lipid plasma sesudah diberikan Simvastatin 10mg, 20mg dan Atorvastatin 20mg pada hari ke-14 dan ke-28 pada pasien stroke iskemik akut di RSUP H. Adam Malik Medan dan jejaringnya Universitas Sumatera Utara 3.2.6 Untuk melihat gambaran karakteristik demografik dan kadar lipid plasma pada penderita stroke iskemik akut di RSUP H. Adam Malik Medan dan jejaringnya

4. Hipotesis

Ada pengaruh dosis statin terhadap kadar lipid plasma dan outcome fungsional pada pasien stroke iskemik.

5. Manfaat Penelitian

Dengan mengetahui adanya pengaruh dosis statin terhadap kadar lipid plasma dan outcome fungsional pada pasien stroke iskemik, maka dapat dilakukan penatalaksanaan pemberian statin dengan dosis yang tepat terhadap pengendalian kadar lipid plasma pada pasien stroke iskemik akut, sehingga dapat meningkatkan outcome fungsional menjadi lebih baik. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. STROKE ISKEMIK

1.1 Definisi

Stroke menurut definisi World Health Organization WHO adalah suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal atau global, dengan gejala – gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler Sjahrir,2003. Stroke iskemik adalah tanda klinis disfungsi atau kerusakan jaringan otak yang disebabkan kurangnya aliran darah ke otak sehingga mengganggu kebutuhan darah dan oksigen di jaringan otak Sjahrir,2003.

1.2 Epidemiologi

Insiden stroke bervariasi di berbagai negara di Eropa, diperkirakan terdapat 100-200 kasus stroke baru per 10.000 penduduk per tahun Hacke dkk,2003. Insiden stroke pada pria lebih tinggi daripada wanita, pada usia muda, namun tidak pada usiatua. Rasio insiden pria dan wanita adalah 1.25 pada kelompok usia 55-64 tahun, 1.50 pada kelompok usia 65-74 tahun, 1.07 pada kelompok usia 75-84 tahun dan 0.76 pada kelompok usia diatas 85 tahun Lloyd dkk,2009. Di Amerika diperkirakan terdapat lebih dari 700.000 Universitas Sumatera Utara insiden stroke per tahun, yang menyebabkan lebih dari 160.000 kematian per tahun, dengan 4.8 juta penderita stroke yang bertahan hidup. Goldstein dkk, 2006.

1.3 Faktor Risiko

Faktor - faktor resiko untuk terjadinya stroke dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Sjahrir,2003. 1. Non modifiable risk factors : a. Usia b. Jenis kelamin c. Keturunan genetic 2. Modifiable risk factors a. Behavioral risk factors 1. Merokok 2. Unhealthy diet : lemak, garam berlebihan, asam urat, kolesterol, low fruit diet 3. Alkoholik 4. Obat-obatan : narkoba kokain, antikoaguilansia, antiplatelet, obat kontrasepsi Universitas Sumatera Utara b. Physiological risk factors 1. Penyakit hipertensi 2. Penyakit jantung 3. Diabetes mellitus 4. Infeksilues, arthritis, traumatic, AIDS, Lupus 5. Gangguan ginjal 6. Kegemukan obesitas 7. Polisitemia, viskositas darah meninggi penyakit perdarahan 8. Kelainan anatomi pembuluh darah 9. Dan lain-lain

1.4 Klasifikasi

Dasar klasifikasi yang berbeda – beda diperlukan, sebab setiap jenis stroke mempunyai cara pengobatan, pencegahan dan prognosa yang berbeda, walaupun patogenesisnya sama Misbach,1999 I. Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya : 1. Stroke iskemik a. Transient Ischemic Attack TIA b. Thrombosis serebri c. Emboli serebri Universitas Sumatera Utara 2. Stroke Hemoragik a. Perdarahan intraserebral b. Perdarahan subarachnoid II. Berdasarkan stadium pertimbangan waktu 1. Transient Ischemic Attack TIA 2. Stroke in evolution 3. Completed stroke III. Berdasarkan jenis tipe pembuluh darah 1. Sistem karotis 2. Sistem vertebrobasiler IV. Klasifikasi Bamford untuk tipe infark yaitu Soertidewi,2007 : 1. Partial Anterior Circulation Infark PACI 2. Total Anterior Circulation Infark TACI 3. Lacunar Infark LACI 4. Posterior Circulation Infark POCI V. Klasifikasi Stroke Iskemik berdasarkan kriteria kelompok peneliti TOAST Sjahrir, 2003 1. Aterosklerosis Arteri Besar Gejala klinik dan penemuan imejing otak yang signifikan 50 stenosis atau oklusi arteri besar di otak atau cabang arteri di Universitas Sumatera Utara korteks disebabkan oleh proses atero-sklerosis. Gambaran CT sken otak MRI menunjukkan adanya infark di kortikal, serebellum, batang otak, atau subkortikal yang berdiameter lebih dari 1,5 mm dan potensinya berasal dari aterosklerosis arteri besar. 2. Kardioembolisme Oklusi arteri disebabkan oleh embolus dari jantung. Sumber embolus dari jantung terdiri dari : a. Resiko tinggi • Prostetik katub mekanik • Mitral stenosis dengan atrial fibrilasi • Fibrilasi atrial other than lone atrial fibrillation • Atrial kiri atrial appendage thrombus • Sick sinus syndrome • Miokard infark baru 4 minggu • Thrombus ventrikel kiri • Kardiomiopati dilatasi • Segmen ventricular kiri akinetik • Atrial myxoma • Infeksi endokarditis Universitas Sumatera Utara b. Resiko sedang • Prolapsus katub mitral • Kalsifikasi annulus mitral • Mitral stenosis tanpa fibrilasi atrial • Turbulensi atrial kiri • Aneurisma septal atrial • Paten foramen ovale • Atrial flutter • Lone atrial fibrillation • Katub kardiak bioprostetik • Trombotik endokarditis nonbacterial • Gagal jantung kongestif • Segmen ventrikuler kiri hipokinetik • Miokard infark 4minggu, 6 bulan 3. Oklusi Arteri Kecil Sering disebut juga infark lakunar, dimana pasien harus mempunya satu gejala klinis sindrom lakunar dan tidak mempunyai gejala gangguan disfungsi kortikal serebral. Pasien biasanya mempunyai gambaran CT SkenMRI otak normal atau infark lakunar dengan diameter 1,5mm di daerah batang otak atau subkortikal. Universitas Sumatera Utara 4. Stroke Akibat dari Penyebab Lain yang Menetukan a. Non-aterosklerosis Vaskulopati • Noninflamiasi • Inflamasi non infeksi • Infeksi b. Kelainan Hematologi atau Koagulasi 5. Stroke Akibat dari Penyebab Lain yang Tidak Dapat Ditentukan

1.5 Patofisiologi

Pada stroke iskemik, berkurangnya aliran darah ke otak menyebabkan hipoksemia daerah regional otak dan menimbulkan reaksi – reaksi berantai yang berakhir dengan kematian sel – sel otak dan unsur – unsur pendukungnya Misbach, 2007. Secara umum daerah regional otak yang iskemik terdiri dari bagian inti core dengan tingkat iskemia terberat dan berlokasi di sentral. Daerah ini akan menjadi nekrotik dalam waktu singkat jika tidak ada reperfusi. Di luar daerah core iskemik terdapat daerah penumbra iskemik. Sel – sel otak dan jaringan pendukungnya belum mati akan tetapi sangat berkurang fungsi – fungsinya dan menyebabkan juga deficit neurologis. Tingkat iskemiknya makin ke perifer makin ringan. Daerah penumbra iskemik, di luarnya dapat dikelilingi oleh suatu daerah hiperemik akibat adanya aliran darah kolateral Universitas Sumatera Utara luxury perfusion area. Daerah penumbra iskemik inilah yang menjadi sasaran terapi stroke iskemik akut supaya dapat direperfusi dan sel-sel otak berfungsi kembali. Reversibilitas tergantung pada factor waktu dan jika tidak terjadi reperfusi, daerah penumbra dapat berangsur-angsur mengalami kematian Misbach,2007 Iskemik otak mengakibatkan perubahan dari sel neuron otak secara bertahap, yaitu Sjahrir,2003: Tahap 1 : a. Penurunan aliran darah b. Pengurangan O2 c. Kegagalan energy d. Terminal depolarisasi dan kegagalan homeostasis ion Tahap 2 : a. Eksitoksisitas dan kegagalan homeostasis ion b. Spreading depression Tahap 3 : Inflamasi Tahap 4 : Apoptosis Universitas Sumatera Utara

2. LIPID PLASMA